Bima News: Serba-Serbi
Tampilkan postingan dengan label Serba-Serbi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Serba-Serbi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 24 April 2021

Keliaran di Wilayah Kota Bima, Pol PP Sebut Pemilik Ternak Pintar

Ternak
Ternak Sapi berkeliaran di Taman Ria Kota Bima, menjadi sorotan nitizen
 

KOTA BIMA-Beberapa pekan terakhir, ternak yang berkeliaran di tengah kota menjadi sorotan. Terakhir, viral foto sekelompok sapi sedang duduk santai di Taman Ria.

Media sosial (Medsos) kini benar-benar menjadi tempat warga berekspresi. Termasuk ketika melihat sesuatu yang janggal, akan langsung diunggah.

Seperti ulah santai sekelompok sapi, yang asyik merumput di Taman Ria yang terletak di tengah - tengah Kota Bima. Sejumlah akun mengunggah dan kemudian dibagikan. Kinerja Satuan Pol PP pun dipertanyakan.

Terkait hal ini, Kasat Pol PP M Nor Madjid yang dikonfirmasi membenarkan foto yang tersebar tersebut.

"Langsung kami tangani kemarin. Saya sendiri yang turun lapangan, " aku M Nor.

Satuan Pol PP kata dia,  selalu keliling memantau ternak yang berkeliaran. Namun akunya, ternak yang ada di Taman Ria ada saat Satuan Pol PP lengah.

"Pintar orang yang lepas ternak ini, " kata Nor.

Pasca melihat postingan di media sosial, anggota Pol PP langsung ke lokasi dan mengamankan sapi-sapi yang berkeliaran. Sapi-sapi tersebut kemudian dibawa ke dinas pertanian.

"Kami hanya menangkap ternak keliaran saja. Ternaknya kami bawa ke pertanian, " ungkapnya.

Nor mengimbau masyarakat untuk tidak melepas hewan ternaknya. Jika ingin beternak, maka harus menyiapkan kandang sehingga tidak dilepas liar hingga menganggu ketertiban dan keindahan kota.

"Bukan hanya soal keindahan dan ketertiban sebenarnya, tapi juga berkaitan dengan keselamatan pengendara," tandas Nor. (tin)

Jumat, 23 April 2021

Tekan Kerugian Akibat Gagal Panen, Petani Disarankan Buat Asuransi Pertanian

Ir Beni Akbar
Ir Beni Akbar
 

BimaNews.id,BIMA-Sekitar 2.881 hektare lahan pertanian di Kabupaten Bima rusak akibat banjir bandang beberapa waktu lalu.  Dari jumlah tersebut, sekitar 1.310 hektare merupakan lahan jagung,  padi serta bawang merah yang  gagal panen.

Kabid RPLPT Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bima, Ir Beni Akbar mengatakan, petani yang gagal panen sudah diberikan bantuan bibit. Itupun hanya pada petani  jagung dan padi.

"Kalau petani bawang merah mereka menolak. Karena, bantuan bibit dari pusat itu berupa bunga bawang. Sementara bibit yang biasa dipakai petani di Bima, dari biji bawang," jelas Beni, Kamis (22/4).

Banjir bandang beberapa waktu lalu kata dia, memberi dampak luar biasa terhadap petani. Banyak petani yang mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.

Untuk menekan angka kerugian, petani diminta untuk membuat asuransi pertanian. Mengurangi risiko kerugian ketika terjadi gagal panen.

"Setiap petani akan mendapatkan ganti rugi Rp 6 juta rupiah," katanya.

Nilai tersebut kata dia, akan diperoleh dari pemerintah, jika petani mengalami gagal panen hingga 75 persen dari luas lahan satu hektare.

"Semua petani tidak ada yang terdata di asuransi. Yang banyak justru asuransi ternak sapi,"  sebutnya.

Padahal untuk asuransi lahan jelas Beni, sudah sering disosialisasikan pada petani di 18 kecamatan. Namun, tidak membuahkan hasil. Padahal kata dia, untuk asurasi itu petani hanya membayar biaya administrasi Rp 35 ribu untuk satu hektare lahan.

"Itu berlaku selama satu tahun masa panen," (cr-jul)

Rabu, 21 April 2021

Jumhar Menang di PN, LD Harus Lunasi Utang dan Asetnya Disita

Putusan PN
Dedy Sadikin (Kiri) bersama Jumhar didampingi suami menunjukan putusan Pengadilan Raba Bima, di kediaman Jumhar, Kelurahan Penanae, Kecamatan Raba, Rabu (21/4). 
 

BimaNews.id,KOTA BIMA-Urusan utang piutang antara LD dan Jumhariah ternyata tidak hanya sampai di meja legislatif. Tapi berbuntut panjang hingga ke meja hijau.

Senin (19/4) lalu Pengadilan Negeri (PN) Raba Bima mengabulkan gugatan Jumhariah terkait urusan utang tersebut. Putusan Pengadilan Negeri Raba Bima tertuang pada register perkara nomor 05/Pdt.GS/2021/PN.RBI.

Dedy Sadikin kuasa hukum Jumhar mengatakan, ada tujuh poin dalam putusan tersebut. Diantarnya, akan menyita aset milik LD mantan bendahara Bagian Umum Setda Kota Bima.

Di lembar putusan itu menjelaskan, aset yang akan disita berupa 1 unit rumah berikut tanah pekarangan. Sertifikat Hak Milik Nomor 129/1985 atas nama Imam Mauluddin. Aset ini berletak di Jalan Gajah Mada, Kelurahan Rabadompu Barat, Kecamatan Raba.

"Setelah disita aset tersebut akan dilelang. Hasilnya akan dipotong untuk diberikan pada penggugat atau klien kami," katanya saat ditemui di kediaman Jumhar, Kelurahan Penanae, Kecamatan Raba, Rabu (21/4).

Sebelum aset tersebut disita, tergugat LD harus membayar hutang pada Jumhar sebesar Rp 470 juta secara tunai. Sebab hakim menilai apa yang dilakukan LD sebagai wanprestasi (Tidak melakukan kewajiban sesuai perjanjian awal, red).

"Kalau tergugat tidak mau membayar hingga batas waktu yang ditentukan. PN akan eksekusi dengan bantuan aparat keamanan kemudian diserahkan ke KPKNL untuk dilelang," jelas Dedy.

Dedy menegaskan keputusan PN ini sekaligus  jawaban rumor yang menyatakan kliennya sebagai rentenir. Karena pada gugatan ini, LD meminjam uang senilai Rp 1 miliar. Itu dimulai sejak Desember 2018 sampai Desember 2020. Sementara yang baru dikembalikan Rp 530 juta. Sisa masih Rp 470 juta.

"Kalau klien kami renternir tidak mungkin kami gugat dengan angka segitu dong. Pasti kami hitung dengan bunga. Tapi faktanya saat ini hanya sisa piutang yang harus dikembalikan Rp 470 juta," tandas Dedy sambil menunjukan dokumen putusan pengadilan.

Disinggung soal kinerja Pansus DPRD Kota Bima? Dedy  mengungkapkan tidak ada progres yang berarti. Bahkan putus di tengah jalan. (nk)

Senin, 19 April 2021

PT Charoen Pokphand Indonesia Lagi Distribusikan 1.000 Dus Air Mineral dan 200 Dus Sosis untuk Korban Banjir

PT Charoen
Manajer PT Charoen Pokphand, PT MSJ Bima, Moh Suhaili bersama para crew menyerahkan bantuan pada Kepala Desa Simpasai, Monta.



BimaNews.id,BIMA-PT Charoen Pokphand Indonesia kembali menyalurkan bantuan pada korban banjir Bima. Setelah sebelumnya, sabtu, 10 April 2021, mendistribusikan 2 ton telur ayam, dan kini dilanjutkan dengan mengirim 1.000  dus air mineral dan 200 dus sosis siap saji.

Ribuan dus bantuan tersebut mulai disebar ke sejumlah wilayah terdampak, Senin sore (19/4).  Untuk Kecamatan Monta, bantuan dierahkan oleh Manajer PT Charoen Pokphand Indonesia, PT MSJ Bima, Moh Suhaili. 

Bersama para crew, Suhaili mengawali penyerahan bantuan di posko bantuan di Desa Sie. Kedatangan bantuan tersebut disambut oleh Kepala Desa Sie dan warga setempat. Kemudian penyaluran bantuan berlanjut ke Desa Simpasai, Pela, Sakuru dan berakhir di Desa Tangga.

"Alhamdulillah, penyaluran bantuan berjalan aman dan lancar," kata Suhaili.

Bantuan paling banyak didistribusikan ke Kecamatan Monta yakni, 500 dus air mineral dan 130 dus sosis. Selain wilayah terparah, juga banyak para peternak ayam yang rugi akibat banjir beberapa waktu lalu.

"Bantuan ini selain untuk warga, juga diprioritaskan bagi para peternak terdampak banjir," ujarnya.

Untuk bantuan wilayah Kecamatan Bolo dan Kecamatan Hu'u Dompu kata Suhaili disalurkan oleh Teknikal Servis (TS). Sedangkan Kecamatan Woha didistribusikan ke BNPB Kabupaten Bima, yakni 50 dus sosis dan 410 dus air mineral.

"Sore ini (Senin) seluruh bantuan sudah kita sebar ke tiap wilayah terdampak. Cuma untuk bantuan wilayah Woha nanti melalui BNPB," katanya.

Bantuan ini, sebagai bentuk kepedulian dan aksi kemanusiaan Charoen Pokphand pada korban banjir Bima. Dia berharap, bantuan ini bisa meringankan beban korban bencana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sebelum, PT Charoen Pokphand juga menyalurkan bantuan 2 ton telur ayam untuk korban banjir. Bantuan itu diserahkan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) RI, drh Makmun MSc pada  4 Desa di Kecamatan Monta, Sabtu lalu (10/4).

Selain telur, Dirjen Kementan juga menyerahkan bantuan obat Sapi pada warga korban banjir. (jw)




Sabtu, 17 April 2021

Petasan Marak, Resahkan Pengguna Jalan dan Warga Sekitar

Petasan

Sekelompok remaja membunyikan petasan sekitar pintu belakang Kantor Wali Kota Bima, Jum'at (16/4).


BimaNews.id,KOTA BIMA-Memasuki bulan Ramadhan, suara petasan terdengar dari ujung ke ujung di Kota Bima. Kondisi itu dikeluhkan warga, karena dianggap sudah mengganggu kenyamanan warga yang menjalankan ibadah puasa.

Bagaimana tidak, sekelompok anak-anak atau remaja tanggung  jalan keliling atau berkumpul di satu tempat, biasanya pinggir jalan. Kemudian membakar dan meledakkan petasan. Hal itu jelas mengganggu pengguna jalan maupun warga sekitar.

Seperti terlihat pada Jumat pagi (16/4), sekelompok  remaja membunyikan petasan di jalan, sekitar pintu belakang Kantor Wali Kota Bima.

Pantauan media ini, usai salat subuh hingga pukul 06.30 Wita, anak-anak berkumpul di ruas jalan, belakang Kantor Wali Kota Bima. Mereka kemudian secara bergantian maupun bersamaan meledakkan petasan. Suara ledakan yang dihasilkan semakin keras, memekakkan telinga.

Aksi anak-anak tersebut menjadi tontonan bagi pengendara yang melintas dan menyita perhatian warga yang olahraga pagi di sekitar lokasi tersebut.

Setelah petasan habis, sekitar pukul 06.40 Wita mereka pun bubar. Sebagian mengarah ke Kelurahan Penato’i, sebagian lain ke Kelurahan Lewirato.

Warga yang menyaksikan ulah sekolompok remaja tersebut mengaku terganggu. Suara petasan mengusik ketika hendak istrahat setelah salat subuh.

"Suara petasan begitu keras. Dari selesai salat subuh hingga pagi, bagaimana kita bisa istirahat,’’ keluh seorang warga setempat.  (cr-jul)

 

Kamis, 15 April 2021

Merantau dari Lombok Timur, Jual Salome Agar Anaknya Bisa Kuliah

Salome
Ruspan, asal Lombok Timur ditemui di Pelabuhan Laut Soekarno Hatta Kota Bima saat jual Salome, Rabu malam (14/4). 
 

BimaNews.id,KOTA BIMA- Kendati tubuh kian ringkih termakan usia, tidak menyurutkan semangat Ruspan, 58 tahun untuk mengais rezeki. Ia harus bekerja keras, banting tulang siang malam, agar asap dapur tetap mengepul.

Pria yang berdomisili di Kelurahan Paruga, Kecamatan Rasa Nae Barat, Kota Bima ini merupakan warga asal Desa Kalijaga Timur, Kecamatan Aikmal, Kabupaten Lombok Timur.

Ruspan pertama kali merantau di Kota Bima sekitar tahun 1994 silam. Saat itu ia bekerja sebagai penjual keliling bakso, dengan gerobak dorong.

Setelah lima tahun berada di Kota Bima, dia mengajak istri bersama anak-anaknya. Namun, beberapa tahun hidup bersama di Kota Bima, kondisi ekonomi keluarga Ruspan terpuruk.

Ruspan kemudian mencoba peruntungan dengan merantau seorang diri ke Sumba, Provinsi NTT. Di sana ia bekerja sebagai penjual barang.

Lagi-lagi usaha itu tidak menjanjikan. Ia pun kembali ke Kota Bima tahun 2006 silam. Beralih menjadi penjual keliling salome dengan rombong sepeda, hingga saat ini.

Setiap hari Ruspan menjajakan dagangan dari dini hari hingga jelang waktu dzuhur. Mendatangi sejumlah sekolah di Kecamatan Asakota dan Rasanae Barat.

"Setelah itu baru saya balik ke rumah untuk salat dzuhur sekaligus istrahat sejenak," jelas Ruspan ditemui saat menjajakan solome di Pelabuhan Bima, Rabu malam (14/4)

Sekitar pukul 14.00 Wita, ayah tiga anak ini kembali menjual daganganya di beberapa tempat keramaian. Seperti di Pantai Ama Hami, Taman Ria dan Lapangan Serasuba.

Dari tempat itu, terakhir Ruspan mangkal di pelabuhan Soekarno Hatta, Kota Bima, hingga pukul 23.30 Wita.

Selain sejumlah tempat keramaian, ruas jalan protokol dan lorong menjadi saksi perjuangan Ruspan menjemput rezeki. Supaya isteri dan anak-anaknya bisa makan.

Menjadi penjual salome menjadi pintuh berkah bagi Ruspan. Pekerjaan itu telah dijalaninya sekitar 14 tahun.

Hasil yang dia dapat setiap hari, bisa menutupi kebutuhan sehari-hari. Kalaupun ada lebih, cukup untuk bekal esok hari dan ditabung untuk kebutuhan pendidikan tiga anaknya.

Saat ini ketiga buah hatinya bisa mengenyam pendidikan. Anak sulung sedang menempuh pendidikan akhir di Universitas Mataram (Unram). Sedangkan anak kedua di bangku SMA dan terakhir di SMP.

Selama ini kata dia, keluarga dan saudara meminta dirinya untuk kembali ke Lombok. Namun permintaan tersebut belum bisa dikabulkan.

Ruspan kuatir pendidikan anaknya pupus di tengah jalan. Sebab di kampung halaman, tidak memiliki lahan sebagai mata pencaharian, seperti warga lain.

"InsyaAllah, kalau anak sudah selesai kuliah semua, baru saya bersama istri balik ke lombok. Saya juga rindu dengan keluarga dan suasana kampung di sana," katanya sedih. (cr-jul)

Rabu, 07 April 2021

Nyanyi dan Joget di Jalan, Cara Biduan di Bolo Galang Dana Untuk Korban Banjir

Galang Dana
 Sejumlah biduan yang tergabung dalam komunitas musik Kabupaten Bima mengumpulkan dana dari pengendara yang melintas. Untuk membantu korban banjir bandang di Kabupaten Bima, Selasa (6/4).
 

BimaNews.id,BIMA-Kondisi warga Kabupaten Bima yang terdampak banjir bandang, memantik keprihatinan dari berbagai kalangan. Sejumlah kelompok warga dari berbagai komunitas, ramai turun ke jalan menggalang dana.

Cara mereka menggalang dana pun beragam. Seperti dilakukan Komunitas Musik Kabupaten Bima di Jalan Lintas Sumbawa. Tepatnya di Desa Darussalam, Kecamatan Bolo, Selasa (6/4). 

Saat meminta sumbangan pada pengendara yang melintas, mereka bernyanyi sambil berjoget di tengah jalan diiringi musik. Tak heran, aksi mereka menjadi perhatian warga dan pengendara yang melintas.

Koordinator kegiatan Gusti mengatakan, sejumlah wanita yang terlibat pada kegiatan tersebut merupakan gabungan biduan di Kecamatan Bolo. Mereka prihatin dengan kondisi korban terdampak banjir, sehingga menggelar aksi galang dana.

"Kami bukan cari sensasi. Ini aksi kemanusiaan untuk membantu korban banjir," jelasnya.

Dana yang terkumpul dari aksi tersebut sekitar Rp 2,5 juta. Rencananya akan diserahkan pada korban, terutama di wilayah yang terparah terdampak banjir.

"Aksi kami akan terus berlanjut. Kami akan turun lagi di sekitar Pasar Sila besok," akunya.

Diharapkannya, aksi sosial yang dilakukan beberapa hari mendatang berjalan lancar. Bisa lebih banyak berbuat membantu korban terdampak banjir. (jul)

 

Minggu, 04 April 2021

Rumuskan Raperda Layanan Izin Online Jasa Konstruksi, Pemda KSB Gandeng LPW NTB

LPW
Pemda KSB gandeng LPW NTB rancang Raperda tentang pedoman layanan izin jasa konstruksi.
 

BimaNews.id,SUMBAWA-Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) merespon Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 14 Tahun 2021 tentang Jasa Konstruksi. PP ini mengatur ketentuan untuk mengakomodir jangkauan pengaturan UU Cipta Kerja.

Menerjemahkan gairah UU Cipta Kerja tersebut, Pemda KSB melalui Dinas PU menggandeng LPW NTB, Kamis (1/4).  Untuk merumuskan substansi ketentuan teknis Peraturan Daerah (Perda) KSB tentang pedoman layanan izin jasa konstruksi. Di kerjasama itu juga dibahas tentang agenda muatan Rancangan Perda (Raperda).

"Tahapan kerjasama ini membahas tentang rancangan muatan Raperda layanan izin online jasa konstruksi," jelas Taufan, Direktur LPW NTB.

Tujuan dari Perda ini menurut dia, untuk memberikan pedoman bagi Pemda KSB mengenai pelayanan perizinan usaha jasa konstruksi. Meliputi Tanda Daftar Usaha Perseorangan (TDUP) dan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK).

Secara garis besar ruang lingkup pengaturan Perda jasa konstruksi meliputi, pedoman layanan perizinan, pelaksanaan perizinan berusaha, pelaporan dan registrasi pengalaman usaha. Perda ini juga sekaligus menggantikan Perda yang di keluarkan pada tahun 2005.

"Perbedaan yang mendasar adalah perda lama masih melalui mekanisme manual di Dinas Perizinan Terpadu Satu Pintu. Sedangkan, Raperda baru ini terintegrasi dengan sistem elektronik atau Online Single Submission (OSS)," katanya.

Rancangan Perda ini lanjut dia, merupakan bagian dari perwujudan pembangunan jasa konstruksi untuk mempercepat kemajuan daerah. Dengan sistem integrasi online ini diharapkan, mempercepat layanan dan mempersempit ruang gratifikasi atau kompromi.

Selain itu, yang perlu diperhatikan pada setiap norma ataupun kebijakan Pemda adalah tetap memperhatikan instrumen pembangunan berkelanjutan.

"Kami juga berharap rancangan Perda juga dapat direspon oleh Pemda lain di NTB," harapnya. (jw)

 

Jumat, 18 Desember 2020

Kecepatan Tinggi, Jalanan Licin, Truk Terjun ke Sungai//

Truk Jatuh
Warga penasaran untuk melihat truk yang jatuh di jembatan perbatasan Desa Ndano dengan Desa Madawau Kecamatan Madapangga
 

BimaNews.id, BIMA-Kecelakaan tunggal terjadi di Jembatan perbatasan Desa Madawu dengan Desa Ndano, Kecamatan Madapangga. Truk nomor polisi B 9321 YTY terjatuh ke Sungai di jalan lintas Bima-Sumbawa, sekitar pukul 18.00 Wita, Kamis (17/12) sore.

Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu. Namun, supir  truk atas nama Irfan, 27 tahun, dan satu orang penumpang, Yunus, 43 tahun dilarikan ke RSUD Dompu karena menderita luka-luka.

 Informasi dihimpun media ini di sekitar tempat kejadian perkara (TKP), kecelakaan tunggal itu diduga akibat supir tidak bisa mengendalikan mobil. Pasalnya, saat melaju dari arah Bima ke Dompu dengan kecepatan tinggi.

 Saat itu kata keluarga korban Muhamad Dali, sedang gerimis. Sehingga jalan menjadi licin.

 ‘’Sebelum masuk jembatan itu tikungan tajam. Mungkin karena kecepatan tinggi dan jalan licin, laju mobil truk tidak bisa dikendalikan. Sehingga menabrak pagar pembatas jembatan dan mobil jatuh ke sungai,’’ duga Dali diteui di lokasi kejadian, jumat (18/12).

Mobil truk yang kecelakaan itu diakui, baru saja diservice di Kota Bima. Kecelakaan terjadi, saat mobil dibawa pulang ke Dompu.

Kapolsek Madapangga, Ipda Ruslan mengatakan,  supir truk, Irfan dan satu penumpang Yunus, saat ini sedang dirawat di RSUD Dompu.

Kondisi kedua orang tersebut, terutama  Yunus  cukup parah. Kedua kakinya patah. Sedangkan supir truk, Irfan, hanya luka memar di kening kanan.

Sejauh ini belum diketahui penyebab kecelakaan truk tersebut. Hanya saja diakui, truk teersebut sempat menabrak pagar pembatas jembatan sebelum jatu ke sungai.

‘’Begitu kita dapat informasi ada truk jatuh di sungai, anggota langsung turun ke lokasi untuk olah TKP. Sekaligus meminta keterangan saksi dan mengecek kondisi korban di RSUD Dompu,’’ sebutnya.

Pantauan di lokasi, pipa pembatas jembatan patah. Mobil truk jatuh dengan posisi melintang di sungai dengan kondisi rusak parah. Hingga ba’da jumat  mobil tersebut belum dievakuasi. (ar)

Kamis, 17 Desember 2020

Kemenkumham Terbitkan SK PBNW Terbaru

SK NW

Dirjen Administrasi Hukum Umum Kemenkum HAM Cahyo Rahadian Muzhar (tiga dari kanan), foto bersama dengan Ketua Umum PBNW TGB KH Muhammad Zainuddin Atsani (tiga dari kiri), Sekjen PBNW Lalu Fauzi dan Wakil Sekjen PBNW Samsu Rijal menyusul telah terbitnya SK terbaru Nahdlatul Wathan dari Kemenkum HA.

 

BimaNews.id,MATARAM-Kementerian Hukum dan HAM menerbitkan SK terbaru untuk Perkumpulan Nahdlathul Wathan (NW) dan kepengurusan Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) hasil Muktamar XIV di Mataram 2019. SK terbaru tersebut sesuai dengan keputusan Peninjauan Kembali (PK) Mahkamah Agung.

 SK Kemenkumham tersebut bernomor AHU 0001269.AH.0108 tertanggal 30 November 2020. Diterbitkan mengacu pada putusan Mahkamah Agung dalam pemeriksaan Peninjauan Kembali Nomor: No 278 pk/pdt/2020, tertanggal 15 Mei 2020.

 Terbitnya SK Nahdlatul Wathan tersebut disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW), Tuan Guru Bajang KH Muhammad Zainuddin Atsani saat rapat konsolidasi dan silaturahim nasional secara virtual dengan pengurus wilayah NW seluruh Indonesia, Rabu (16/12).

 "Alhamdulillah, Kementerian Hukum dan HAM telah memberikan persetujuan dan pengakuan atas kepengurusan yang sah atas perkumpulan NW berdasarkan hasil Muktamar XlV tanggal 25-27 Juni 2019 di Mataram," kata ulama muda kharismatik tersebut.

 Mengawali penyampaiannya, Rektor IAIH NW Lotim ini terlebih dulu membacakan wasiat pendiri NW Almagfurulah Maulanasyaikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid, sebagai penyemangat bagi pengurus NW se-Indonesia.

 Termasuk enyampaikan kondisi NW terkini. Bagaimana semua telah kelir dan bersih dengan diterbitkannya SK kepengurusan PBNW oleh Kemenkumham. Kepada seluruh hadirin yang hadir, TGB Atsani juga bercerita secara singkat awal mula polemik di tubuh NW sehingga sampai terjadi proses gugatan hukum berkepanjangan.

 Dalam Rapat Konsolidasi tersebut, juga dilakukan dialog dan diskusi terkait perkembangan dan perjuangan NW di daerah masing-masing. "Harapan saya, bagaimana organisasi NW ini terus berjalan kendati dalam kondisi pandemi Covid-19,” katanya.

 Saat terpilih sebagai Ketua PBNW, dirinya berjanji untuk membawa NW berlari menuju kejayaan seperti yang dicita-citakan Almagfurullah Maulanasyaikh.

 Karena itu, dia berharap kepada seluruh pengurus wilayah NW se Indonesia, segera melakukan konsolidasi dan penguatan pengurus dalam menjalankan program kerja yang sempat tertunda. 

 "Termasuk soal izin pondok pesantren maupun madrasah NW," katanya. 

 Dalam Rakor tersebut, masing-masing pengurus daerah memantapkan tekad berkontribusi membangun bangsa lewat semangat dan perjuangan NW di bidang dakwah, pendidikan, dan ekonomi. (nk)



Senin, 13 Juli 2020

Enam Tahun Idap Kanker, Asmah Berharap Mukjizat

KOTA BIMA-Siti Asmah, warga Rt 08 Rw 04 Kelurahan Penatoi enam tahun mengidap penyakit kanker payudara. Berkali-kali operasi, tapi tak kunjung sembuh. Hanya mukjizat yang diharapkan ibu tiga anak ini agar sembuh dari penyakit yang dideritanya.

Wanita 50 tahun ini kinimenempati rumah kecil di atas bukit Kelurahan Penatoi bersama suami danbeberapa orang anaknya. Rumah ukuran kecil itu mereka  huni sejak 2 tahun lalu. Rumah dan lahan milikmereka di kelurahan lain telah dijual untuk kebutuhan berobat.

Kondisi Asmah semakin harisemakin memburuk. Dalam dua bulan terakhir, Asmah hanya bisa terbaring lemah ditempat tidur menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Perutnya pun semakinmembesar. Sementara beberapa anggota tubuh lain semakin mengecil.

Aljajirah, suami Asmahmengungkap, kanker tersebut mulai menggerogoti enam tahun lalu. Sepanjang waktuitu, mereka sudah maksimal berobat, namun tak ada hasil.

“Payudara sebelah kananterasa sakit, keluar nanah dan darah,” ungkapnya.

Karena kondisi penyakit makimparah, pernah dioperasi pada awal tahun 2020 atau sebelum Virus Corona di RSUDBima. Tapi tidak tak ada hasil, penyakit kanker yang diderita tak kunjungsembuh.

Ketika ada saran untukberobat dan operasi di Mataram, merekapun  berangkat. Namun dari hasil pemeriksaan medis, tidak bisa dioperasi.

Selama 15 hari di Mataram,hanya mengonsumsi obat. BPJS yang sebelumnya diharapkan lebih banyak membantukesembuhan, hanya bisa dimanfaatkan untuk operasi. Sementara untuk beli obat,tetap harus mengeluarkan rupiah dari kantong sendiri dengan jumlah yang tidaksedikit.

“Operasi di Bimawaktu itu memang gratis. Tapi obat, tetap beli. Begitu juga wakytu di Mataram,obat tetap harus beli di luar tanggungan BPJS kesehatan,” akunya.

Waktu berangkat keMataram, Aljajirah mengaku dibantu Pemerintah Kota Bima Rp 3 juta. Bantuan itu habissaat perawatan dan obat-obatan di Mataram.

Saat ini, isterinya harusterus mengosumsi obat untuk meredakan rasa nyeri. Kalau lagi tidak punya uang,terpaksa berobat secara tradisional.

“Mau bagaimana lagi,semua sudah kita jual,” keluhnya.

Ibu tiga anak ini, kini hanyamenanti keajaiban dan belas kasih dari orang-orang yang peduli dengan rasasakitnya. Pun kepada pemerintah setempat juga tetap diharapkan bisa membantulebih banyak, agar derita ini segera berakhir.

Asmah yang coba diajakberbicara tak mampu mengeluarkan sepatah kata. Ia hanya merintih kesakitan danmemberi isyarat ucapan terimakasih kepada media karena sudah berkenan hadir danmelihat kondisinya. (tin)

Enam Tahun Idap Kanker, Asmah Berharap Mukjizat


KOTA BIMA-Siti Asmah, warga Rt 08 Rw 04 Kelurahan Penatoi enam tahun mengidap penyakit kanker payudara. Berkali-kali operasi, tapi tak kunjung sembuh. Hanya mukjizat yang diharapkan ibu tiga anak ini agar sembuh dari penyakit yang dideritanya.





Wanita 50 tahun ini kini
menempati rumah kecil di atas bukit Kelurahan Penatoi bersama suami dan
beberapa orang anaknya. Rumah ukuran kecil itu mereka  huni sejak 2 tahun lalu. Rumah dan lahan milik
mereka di kelurahan lain telah dijual untuk kebutuhan berobat.





Kondisi Asmah semakin hari
semakin memburuk. Dalam dua bulan terakhir, Asmah hanya bisa terbaring lemah di
tempat tidur menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Perutnya pun semakin
membesar. Sementara beberapa anggota tubuh lain semakin mengecil.





Aljajirah, suami Asmah
mengungkap, kanker tersebut mulai menggerogoti enam tahun lalu. Sepanjang waktu
itu, mereka sudah maksimal berobat, namun tak ada hasil.





"Payudara sebelah kanan
terasa sakit, keluar nanah dan darah," ungkapnya.





Karena kondisi penyakit makim
parah, pernah dioperasi pada awal tahun 2020 atau sebelum Virus Corona di RSUD
Bima. Tapi tidak tak ada hasil, penyakit kanker yang diderita tak kunjung
sembuh.





Ketika ada saran untuk
berobat dan operasi di Mataram, merekapun  berangkat. Namun dari hasil pemeriksaan medis,
 tidak bisa dioperasi.





Selama 15 hari di Mataram,
hanya mengonsumsi obat. BPJS yang sebelumnya diharapkan lebih banyak membantu
kesembuhan, hanya bisa dimanfaatkan untuk operasi. Sementara untuk beli obat,
tetap harus mengeluarkan rupiah dari kantong sendiri dengan jumlah yang tidak
sedikit.





"Operasi di Bima
waktu itu memang gratis. Tapi obat, tetap beli. Begitu juga wakytu di Mataram,
obat tetap harus beli di luar tanggungan BPJS kesehatan," akunya.





Waktu berangkat ke
Mataram, Aljajirah mengaku dibantu Pemerintah Kota Bima Rp 3 juta. Bantuan itu habis
saat perawatan dan obat-obatan di Mataram.





Saat ini, isterinya harus
terus mengosumsi obat untuk meredakan rasa nyeri. Kalau lagi tidak punya uang,
terpaksa berobat secara tradisional.





"Mau bagaimana lagi,
semua sudah kita jual," keluhnya.





Ibu tiga anak ini, kini hanya
menanti keajaiban dan belas kasih dari orang-orang yang peduli dengan rasa
sakitnya. Pun kepada pemerintah setempat juga tetap diharapkan bisa membantu
lebih banyak, agar derita ini segera berakhir.





Asmah yang coba diajak
berbicara tak mampu mengeluarkan sepatah kata. Ia hanya merintih kesakitan dan
memberi isyarat ucapan terimakasih kepada media karena sudah berkenan hadir dan
melihat kondisinya. (tin)


Selasa, 30 Juni 2020

Diam-Diam Nikah Siri, Terbongkar Ketika HP Dibuka Anak Depan Isteri

30 tahun Mr Hans dan Mbak Tum (bukan nama sebenarnya)  membangun biduk rumah tangga, kini diambang kehancuran. Penyebabnya, Mr Hans kepincut wanita lain yang telah dinikahinya secara siri.

………………………………..

Setiap pasangan suamiistri mengharapkan rumah tangga langgeng sampai akhir hayat. Tetapi haltersebut tidak bisa dijamin. Rumah tangga yang dibangun puluhan tahun bisahancur dalam sekejap.

Seperti kisah rumah tanggapejabat eselon di Pemda Dompu ini. 30 tahun menjalin rumah, kini retak karenaorang ketiga. Mr Hans diam-diam menikah lagi tanpa sepengetahuan istri pertamanya.

30 tahun berumah tangga MrHans dan Mbak Tum terbilang harmonis. Kini mereka dikaruniai tiga orang anakdan seorang cucu.

Mbak Tum tidak pernahmenyangka rumah tangga yang dijalin bersama orang yang dicintainya akanberakhir seperti ini. Ia bahkan tidak pernah menduga cintanya akan dikhianati.

Karena bagi dia, Mr Hansadalah laki-laki sekaligus suami bertanggungjawab. Sosok ayah yang sayang padakeluarga, terutama pada anak-anak.

Prahara rumah tangga MrHans dan Mbak Tum terjadi pertengahan 2019 lalu. Dengan hadirnya orang ketiga.

Saat itu Mbak Tum belummenaruh curiga dengan sikap suaminya yang sedikit berubah. Sering pulang malam,dan nafkah yang diberikan berkurang dari biasanya.

Mbak Tum mencoba bersabardan tidak berfikir macam-macam. Ia coba memahami,  mungkin suami punya kesibukan lainberhubungan dengan pekerjaan.

“Sedikitpun sayatidak pernah merasa curiga atas perbuatan suami,” ujar ibu asal KecamatanDompu ini.

Pertengahan Desember 2019,bukti penghianatan cinta itu terbongkar. Putra kedua mereka tidak sengajamembuka HP Mr Hans yang disimpan di atas meja ruang tamu, sontak kaget. Diamelihat Mr Hans yang dikenal sebagai sosok penyayang keluarga foto berpelukandengan perempuan lain. Dia juga menemukan foto akad nikah ayahnya denganperempuan itu.

Sang anak menanyakanperihal foto itu pada sang ayah. Mr Hans yang saat itu bersama Mbak Tum diruang keluarga, diam tanpa kata. Wajahnya pucat. Terpojok dan malu.

“Saat itu, sayamenangis. Hati saya hancur berkeping-keping,” tutur Mbak Tum sambilmengusap air mata.

Semenjak temuan foto itu,sikap Mr Hans berubah total. Dia tampak marah, karena kelakuannya terbongkar.

Berhari-hari, dia tidakpernah pulang ke rumah. Sikapnya semakin menjadi. Dia lebih memilih istri yangdinikasi secara sirih, ketimbang kembali ke rumah Mbak Tum.

Namun, Mbak Tum tidakingin menyerah. Ia terus berusaha merebut kembali sang suami dari genggamanistri sirinya. Meski dirinya rela mendapat perlakuan dan perkataan kasar MrHans.

“Beberapa kali diapernah talak saya via telpon,” ucapnya.

Perjuangan Mbak Tum sempatmembuahkan hasil.  Setelah dia melaporkansang suami atas kasus penelantaran istri ke Polsek untuk pertama kali.

Melalui proses mediasipada 4 February 2020, Mbak Tum dan Mr Hans sepakat rujuk kembali. Bahkan, MrHans berjanji akan meninggalkan istri yang dinikahi secara siri. Sebagai bukti,Mr Hans membubuhkan tanda tangan di atas materai dalam surat penyataan yangdibuat anak-anaknya.

“Sekalipun dia (MrHans) sudah “tidur” dengan perempuan lain, saya terima. Asalkan, diakembali ke rumah dan berkumpul lagi bersama anak-anak,” sebut Mbak Tum.

Pasca mediasi itu, sangsuami yang diharapkan kembali ke pelukannya,  pupus. Justru Mr Hans makin“menggila”. Sepertinya, dia tidak mampu melupakan “service”istri barunya itu.

Hingga berbulan-bulan, diatidak pernah menghiraukan Mbak Tum. Jarang pulang ke rumah dan tidak pernahmengangkat telepon.

Atas sikap Mr Hans,anak-anak merekan murka. Menganggap, Mr Hans bukan lagi ayah bagi mereka. Bukanayah yang mereka kenal seperti dulu. Saking kecewanya, si bungsu pernahmengusir ayahnya dari rumah.

Saat ini, Mbak tidak punyapilihan lain. Yakni, kembali melaporkan prilaku suaminya pada polisi. Ia jugamelaporkan masalahnya itu di Inspektorat, BKD-PSDM, Sekda dan Bupati Dompu.

“Rasanya saya sudahtidak tahan dengan semua ini. Sekarang saya hanya bisa berdoa agar semuanyaberjalan dengan baik,” harapnya.

Kasat Reskrim Polres Dompumelalui Kanit IV PPA, AIPDA Ahmad Rimawan membenarkan adanya laporan dugaanpenelantaran istri yang dilakukan oleh seorang pejabat eselon. Kasus inidilaporkan pada pekan lalu.

Proses penyidikan sudahdilakukan. Hingga saat ini masuk tahap pemeriksaan saksi. Termasuk terlapor (MrHans) merespon baik surat pemanggilan.

Dari pemeriksaan awal,terlapor mengakui perbuatannya dengan menikah tanpa sepengetahuan istripertama. Namun, tuduhan penelantaran istri kata Rimawan, dibantah.

“Terlapor mengakutetap memenuhi kebutuhan bulanan istrinya,” jelas Kanit Kelahiran KotaBima ini. (Juwair Saddam/Dompu)

Diam-Diam Nikah Siri, Terbongkar Ketika HP Dibuka Anak Depan Isteri


30 tahun Mr Hans dan Mbak Tum (bukan nama sebenarnya)  membangun biduk rumah tangga, kini diambang kehancuran. Penyebabnya, Mr Hans kepincut wanita lain yang telah dinikahinya secara siri.





………………………………..





Setiap pasangan suami
istri mengharapkan rumah tangga langgeng sampai akhir hayat. Tetapi hal
tersebut tidak bisa dijamin. Rumah tangga yang dibangun puluhan tahun bisa
hancur dalam sekejap.





Seperti kisah rumah tangga
pejabat eselon di Pemda Dompu ini. 30 tahun menjalin rumah, kini retak karena
orang ketiga. Mr Hans diam-diam menikah lagi tanpa sepengetahuan istri pertamanya.





30 tahun berumah tangga Mr
Hans dan Mbak Tum terbilang harmonis. Kini mereka dikaruniai tiga orang anak
dan seorang cucu.





Mbak Tum tidak pernah
menyangka rumah tangga yang dijalin bersama orang yang dicintainya akan
berakhir seperti ini. Ia bahkan tidak pernah menduga cintanya akan dikhianati.





Karena bagi dia, Mr Hans
adalah laki-laki sekaligus suami bertanggungjawab. Sosok ayah yang sayang pada
keluarga, terutama pada anak-anak.





Prahara rumah tangga Mr
Hans dan Mbak Tum terjadi pertengahan 2019 lalu. Dengan hadirnya orang ketiga.





Saat itu Mbak Tum belum
menaruh curiga dengan sikap suaminya yang sedikit berubah. Sering pulang malam,
dan nafkah yang diberikan berkurang dari biasanya.





Mbak Tum mencoba bersabar
dan tidak berfikir macam-macam. Ia coba memahami,  mungkin suami punya kesibukan lain
berhubungan dengan pekerjaan.





"Sedikitpun saya
tidak pernah merasa curiga atas perbuatan suami," ujar ibu asal Kecamatan
Dompu ini.





Pertengahan Desember 2019,
bukti penghianatan cinta itu terbongkar. Putra kedua mereka tidak sengaja
membuka HP Mr Hans yang disimpan di atas meja ruang tamu, sontak kaget. Dia
melihat Mr Hans yang dikenal sebagai sosok penyayang keluarga foto berpelukan
dengan perempuan lain. Dia juga menemukan foto akad nikah ayahnya dengan
perempuan itu.





Sang anak menanyakan
perihal foto itu pada sang ayah. Mr Hans yang saat itu bersama Mbak Tum di
ruang keluarga, diam tanpa kata. Wajahnya pucat. Terpojok dan malu.





"Saat itu, saya
menangis. Hati saya hancur berkeping-keping," tutur Mbak Tum sambil
mengusap air mata.





Semenjak temuan foto itu,
sikap Mr Hans berubah total. Dia tampak marah, karena kelakuannya terbongkar.





Berhari-hari, dia tidak
pernah pulang ke rumah. Sikapnya semakin menjadi. Dia lebih memilih istri yang
dinikasi secara sirih, ketimbang kembali ke rumah Mbak Tum.





Namun, Mbak Tum tidak
ingin menyerah. Ia terus berusaha merebut kembali sang suami dari genggaman
istri sirinya. Meski dirinya rela mendapat perlakuan dan perkataan kasar Mr
Hans.





"Beberapa kali dia
pernah talak saya via telpon," ucapnya.





Perjuangan Mbak Tum sempat
membuahkan hasil.  Setelah dia melaporkan
sang suami atas kasus penelantaran istri ke Polsek untuk pertama kali.





Melalui proses mediasi
pada 4 February 2020, Mbak Tum dan Mr Hans sepakat rujuk kembali. Bahkan, Mr
Hans berjanji akan meninggalkan istri yang dinikahi secara siri. Sebagai bukti,
Mr Hans membubuhkan tanda tangan di atas materai dalam surat penyataan yang
dibuat anak-anaknya.





"Sekalipun dia (Mr
Hans) sudah "tidur" dengan perempuan lain, saya terima. Asalkan, dia
kembali ke rumah dan berkumpul lagi bersama anak-anak," sebut Mbak Tum.





Pasca mediasi itu, sang
suami yang diharapkan kembali ke pelukannya,  pupus. Justru Mr Hans makin
"menggila". Sepertinya, dia tidak mampu melupakan "service"
istri barunya itu.





Hingga berbulan-bulan, dia
tidak pernah menghiraukan Mbak Tum. Jarang pulang ke rumah dan tidak pernah
mengangkat telepon.





Atas sikap Mr Hans,
anak-anak merekan murka. Menganggap, Mr Hans bukan lagi ayah bagi mereka. Bukan
ayah yang mereka kenal seperti dulu. Saking kecewanya, si bungsu pernah
mengusir ayahnya dari rumah.





Saat ini, Mbak tidak punya
pilihan lain. Yakni, kembali melaporkan prilaku suaminya pada polisi. Ia juga
melaporkan masalahnya itu di Inspektorat, BKD-PSDM, Sekda dan Bupati Dompu.





"Rasanya saya sudah
tidak tahan dengan semua ini. Sekarang saya hanya bisa berdoa agar semuanya
berjalan dengan baik," harapnya.





Kasat Reskrim Polres Dompu
melalui Kanit IV PPA, AIPDA Ahmad Rimawan membenarkan adanya laporan dugaan
penelantaran istri yang dilakukan oleh seorang pejabat eselon. Kasus ini
dilaporkan pada pekan lalu.





Proses penyidikan sudah
dilakukan. Hingga saat ini masuk tahap pemeriksaan saksi. Termasuk terlapor (Mr
Hans) merespon baik surat pemanggilan.





Dari pemeriksaan awal,
terlapor mengakui perbuatannya dengan menikah tanpa sepengetahuan istri
pertama. Namun, tuduhan penelantaran istri kata Rimawan, dibantah.





"Terlapor mengaku
tetap memenuhi kebutuhan bulanan istrinya," jelas Kanit Kelahiran Kota
Bima ini. (Juwair Saddam/Dompu)


Senin, 01 Juni 2020

Operasi Pasar Gula PT. SMS dan Pemkot Bima Diserbu Pembeli

KOTA BIMA – Akibat pendemi Covid 19, harga sejumlah barang kebutuhan pokok melambung. Seperti gula pasir, saat ini tembus Rp 18 ribu per kilogram. Kondisi tersebut tentu sangat menyulitkan warga.

Guna menekan melonjaknya harga gula pasir,Pemerintah Kota Bima berkerjasama dengan PT Sukses Mantap Sejahtera (SMS),menggelar Operasi Pasar (OP). Kegiatan itu berlangsung di Pasar Ama Hami KotaBima, selama dua minggu, dimulai sejak tanggal 15 Mei.

Selama OP berlangsung, PT SMS menjual gulapasir sebanyak lima ton dengan harga per kilogram Rp 12.500. ‘’Warga yang beligula pasir selama dua hari kita gelar pasca lebaran cukup ramai. Pada hari rabu(27/5) terjual 300 kilogram,’’ kata Petrus, penjaga stan OP PT SMS – PemkotBima kepada Radar Tambora, kemarin. 

Diyakini, selama OP berlangsung jumlah gulayang terjual bakal banyak. Apalagi harga yang ditawarkan Rp 12.500 sesuai HargaEceran Tertinggi (HET), jauh di bawah harga pasar saat ini. Namun OP masihbutuh sosialisasi, karena diyakini masih banyak masyarakat yang belum tahu.‘’Masih banyak warga yang belum tahu ada OP di Pasar Ama Hami,’’ katanya.

Yanti, seorang warga yang membeli gulamengaku, OP yang dilakukan PT SMS sangat membantu warga untuk mendapatkan guladengan harga murah. Apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarangini.

“Alhamdulillah, kita bisa beli gula denganharga jauh lebih murah. Kita bisa irit untuk beli barang kebutuhan lain,”  katanya saat ditemui di parkiran depan PasarAma Hami, tempat stan OP berada.

Dia berharap pemerintah tidak hanya mengadakanOP gula pasir saja, tapi juga barang kebutuhan lain. Karena selama panedmiCovid-19 berlangsung, harga barang kebutuhan lain juga naik.

Kabid Industri dan Perdagangan, DinasPerindusterian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bima, Anik Kartikamengatakan, OP gula pasir itu selalu ramai diserbu pembeli, karena harganyayang relatif murah dan sesuai HET. Setiap OP, pihaknya menyiapkan 250 – 300 Kilogram gula pasir.  “Selalu habis setiap OP,” ujarnya. 

Manager Media and Eksternal Relations PT.Sukses Mantap Sejahtera (SMS) Muhammad Hariyanto menjelaskan, operasi pasargula di Pasar Ama Hami Kota Bima sebagai upaya untuk mendukung Pemerintah KotaBima mengendalikan harga dalam situasi pandemi Covid-19.

Untuk harga yang ditetapkan Rp 12.500 perkilogram, sesuai dengan ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) pemerintah.Secara khusus, operasi pasar dimaksudkan untuk merespons permintaan masyarakatkarena tingginya kebutuhan gula.  

 “Sampaisaat ini permintaan masih tinggi, makanya kami tetap mem-back-up sepenuhnyakeinginan pemerintah untuk mengadakan OP pasca lebaran idul fitri,” kataMuhammad Hariyanto, Kamis (28/5).

Harapannya sebagai penyedia produk gula,PT.SMS bisa memenuhi kebutuhan dasar masyarakat khususnya gula pasir.Informasitambahan disampaikannya, operasi pasar serentak dilakukan di sejumlah kabupatendan kota. Pada hari yang sama juga berlangsung di Kota Mataram, dan menyusulKabupaten Sumbawa pada awal bulan Juni. “Mulai tanggal 2 Juni akan kamilanjutkan OP di Kabupaten Sumbawa Besar. Kami distribusi 1 ton gula di setiaptitik,” ujarnya. (nk)

Operasi Pasar Gula PT. SMS dan Pemkot Bima Diserbu Pembeli


KOTA BIMA - Akibat pendemi Covid 19, harga sejumlah barang kebutuhan pokok melambung. Seperti gula pasir, saat ini tembus Rp 18 ribu per kilogram. Kondisi tersebut tentu sangat menyulitkan warga.





Guna menekan melonjaknya harga gula pasir,
Pemerintah Kota Bima berkerjasama dengan PT Sukses Mantap Sejahtera (SMS),
menggelar Operasi Pasar (OP). Kegiatan itu berlangsung di Pasar Ama Hami Kota
Bima, selama dua minggu, dimulai sejak tanggal 15 Mei.





Selama OP berlangsung, PT SMS menjual gula
pasir sebanyak lima ton dengan harga per kilogram Rp 12.500. ‘’Warga yang beli
gula pasir selama dua hari kita gelar pasca lebaran cukup ramai. Pada hari rabu
(27/5) terjual 300 kilogram,’’ kata Petrus, penjaga stan OP PT SMS – Pemkot
Bima kepada Radar Tambora, kemarin. 





Diyakini, selama OP berlangsung jumlah gula
yang terjual bakal banyak. Apalagi harga yang ditawarkan Rp 12.500 sesuai Harga
Eceran Tertinggi (HET), jauh di bawah harga pasar saat ini. Namun OP masih
butuh sosialisasi, karena diyakini masih banyak masyarakat yang belum tahu.
‘’Masih banyak warga yang belum tahu ada OP di Pasar Ama Hami,’’ katanya.





Yanti, seorang warga yang membeli gula
mengaku, OP yang dilakukan PT SMS sangat membantu warga untuk mendapatkan gula
dengan harga murah. Apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang
ini.





“Alhamdulillah, kita bisa beli gula dengan
harga jauh lebih murah. Kita bisa irit untuk beli barang kebutuhan lain,”  katanya saat ditemui di parkiran depan Pasar
Ama Hami, tempat stan OP berada.





Dia berharap pemerintah tidak hanya mengadakan
OP gula pasir saja, tapi juga barang kebutuhan lain. Karena selama panedmi
Covid-19 berlangsung, harga barang kebutuhan lain juga naik.





Kabid Industri dan Perdagangan, Dinas
Perindusterian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bima, Anik Kartika
mengatakan, OP gula pasir itu selalu ramai diserbu pembeli, karena harganya
yang relatif murah dan sesuai HET. 
Setiap OP, pihaknya menyiapkan 250 – 300 Kilogram gula pasir.  “Selalu habis setiap OP,” ujarnya. 





Manager Media and Eksternal Relations PT.
Sukses Mantap Sejahtera (SMS) Muhammad Hariyanto menjelaskan, operasi pasar
gula di Pasar Ama Hami Kota Bima sebagai upaya untuk mendukung Pemerintah Kota
Bima mengendalikan harga dalam situasi pandemi Covid-19.





Untuk harga yang ditetapkan Rp 12.500 per
kilogram, sesuai dengan ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) pemerintah.
Secara khusus, operasi pasar dimaksudkan untuk merespons permintaan masyarakat
karena tingginya kebutuhan gula.  





 “Sampai
saat ini permintaan masih tinggi, makanya kami tetap mem-back-up sepenuhnya
keinginan pemerintah untuk mengadakan OP pasca lebaran idul fitri,” kata
Muhammad Hariyanto, Kamis (28/5).





Harapannya sebagai penyedia produk gula,
PT.SMS bisa memenuhi kebutuhan dasar masyarakat khususnya gula pasir.

Informasi
tambahan disampaikannya, operasi pasar serentak dilakukan di sejumlah kabupaten
dan kota. Pada hari yang sama juga berlangsung di Kota Mataram, dan menyusul
Kabupaten Sumbawa pada awal bulan Juni. “Mulai tanggal 2 Juni akan kami
lanjutkan OP di Kabupaten Sumbawa Besar. Kami distribusi 1 ton gula di setiap
titik,” ujarnya. (nk)




Ad Placement

Kota Bima

Bima

Dompu