Pelaku Skimming Jaringan Internasional, Ternyata Hanya Tamatan SD - Bima News

Kamis, 28 Januari 2021

Pelaku Skimming Jaringan Internasional, Ternyata Hanya Tamatan SD

Rumah

Inilah rumah tempat tinggal Junaidin dan istrinya, pelaku Skimming Jaringan Internasional yang dibekuk Tim Ditreskrimsus Ciber Polda Bali bersama dua pelaku lain asal NTB.



BimaNews.id,BIMA-Asmah, istri Junaidin masih tidak menyangka suaminya terlibat sebagai pelaku Skimming Jaringan Internasional. Dia terlihat shok hingga jatuh sakit, mendengar kabar sang suami diciduk Tim Ditreskrimsus Ciber Polda Bali.

"Selama ini, dia (Junaidin) hanya mengaku bekerja di usaha bisnis tanah di luar daerah," kataAsmah, saat ditemui Radar Tambora di kediamannya, Kamis siang (28/1).

Bagi Asmah, Junaidin adalah sosok suami yang baik. Meski jarang pulang ke rumah, namun tidak melupakan kewajibannya sebagai kepala rumah tangga.

Setiap kali pulang, dia sering diberi uang. Terkadang dikirim melalui rekening. Walaupun nominalnya tak banyak."Bukan cuma saya, ibu juga kadang dikasih Rp 100 ribu tak kala dia pulang," katanya.

Selama 2 tahun berumahtangga, Asmah tidak menaruh curiga akan perbuatan suaminya. Apalagi dia ikut terlibat dalam jaringan pelaku skimmin. Begitupun, barang bukti alat skimming yang tersimpan rapi di rumah mereka, sama sekali tidak pernah ia tahu.

"Saya hanya diminta untuk menjaga barang itu, karena milik bosannya. Jangan sampai ada orang yang membuka. Karena disuruh, saya juga tidak berani," katanya.

Terakhir, mereka berkomunikasi pada Selasa (26/1) atau sehari sebelum barang bukti disita Tim Ditreskrimsus Ciber Polda Bali. Dalam komunikasi via HP itu, mereka tak berbicara banyak. Cuma disuruh menyembunyikan barang bukti yang dibungkus karung warna putih ke lahan jagung warga di bagian Barat Desa Tambe.

"Karena berat, saya minta bantu sama adik ipar," kata Asmah.

Beberapa hari terakhir dia mengaku dilanda gelisah dan cemas. Merasa seperti akan ada sesuatu hal yang terjadi dalam rumah tangganya.

Keresahan hati Asmah pun terjawab Rabu sore (27/1), setelah Lima orang Tim Ditreskrimsus Ciber Polda Bali mendatangi rumahnya. Saat itu juga ia  mendapat kabar sang suami sudah ditangkap di wilayah Bali.

"Saya sempat tidak percaya, sebelum polisi menggeledah barang dalam karung itu," katanya.

Asmah mengaku tidak habis pikir akan perbuatan suaminya. Yang dia tahu, sang suami hanya laki-laki biasa yang tak punya keahlian dalam bermain komputer.

"Dia juga sekolahnya hanya tamatan SD. Dia pernah bercerita sempat lanjut ke SMP, cuma gak sampai kelas 3," ujar Asmah.

Kepala Dusun Melati, Desa Tambe, Zulkarnain juga mengaku tidak menyangka keterlibatan Junaidin sebagai pelaku skimming. Selama ini, mereka tergolong keluarga tidak mampu.

"Mereka ini tergolong penerima bantuan bedah rumah. Karena belum membuat Kartu Keluarga (KK) sehingga tidak masuk sebagai penerima," kata Zulkarnain saat ditemui di kantor Desa Tambe.

Pasca menikah 2018, mereka tinggal di rumah panggung 12 tiang milik mertuanya di RT 04. Banyak warga yang ikut prihatin dengan kehidupan mereka. Karena Junaidin jarang pulang ke rumah, terkadang Asmah nyambi bekerja serabutan.

"Saya tidak terlalu kenal dengan Junaidin. Jarang saya lihat di kampung," katanya.

Kalau dari status asalnya, dia belum tergolong warga Desa Tambe. Meskipun mereka punya tinggal di Tambe. Sebab, dia belum tercatat atau berdomisili sebagai warga Tambe. Bahkan dalam Daftar Pemilih Tetap pada pemilihan kepala desa dan Pilkada, mamanya tidak terdaftar sebagai pemilih.

"Junaidin asalnya dari Hu'u, Kecamatan Hu'u Dompu," jelas Zulkarnain.

Hal senada juga disampaikan beberapa warga di Desa Tambe. Kebanyakan warga mengaku tidak terlalu akrab dengan Junaidin, lantaran jarang bergaul dengan tetangga. Namun ada pula warga lain yang menyebutkan, kalau Jumadin mahir berbahasa Inggris. (jw)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda