Bank NTB Syariah Dukung TEGAR Bangkitkan Pariwisata Taman Narmada
![]() |
Seorang pengunjung objek wisata So Noti di Desa Punti Kecamatan Soromandi saat melihat lebih dekat limbah buih di pinggir pantai, Senin (2/5). |
Seperti
halnya objek wisata di Kecamatan Soromandi. Sejumlah objek andalan di wilayah
setempat seperti, Wadu Pa'a, Benteng Asakota hingga So Noti tampak sepi
pengunjung.
Padahal tahun-tahun
sebelumnya, pada momen libur Idul Fitri tiga destinasi wisata tersebut ramai
dikunjungi wisatawan lokal.
Susmita, seorang pengunjung objek wisata So Noti ditemui
di lokasi mengaku heran kurangnya wisatawan yang berkunjung di lokasi setempat.
Tidak seperti pada momen idul fitri tahun 2021 lalu.
"Apa
mungkin karena wisatanya kotor dan bau karena limbah buih ya. Warga tidak mau berkunjung
ke sini," tanyanya sambil menunjuk limbah buih di bibir pantai setempat,
Senin (2/5).
Sebelum
memilih untuk piknik di pantai setempat, ia mengaku bersama rombongan sempat
pergi rekreasi di Benteng Asakota. Gagal setelah melihat limbah mengapung dan
mengotori pesisir pantai.
"Akhirnya
kita pilih So Noti, meskipun di sini juga ada limbah. Mau batalkan acara juga
gak enak, karena sudah terlanjur datang," keluh warga Wadukopa ini.
Senada juga
disampaikan warga dari Kecamatan Bolo. Ia bersama rombongan mengaku terpaksa
berwisata di lokasi setempat.
"Kalau
dari awal tahu ada limbah, kita enggak mungkin pilih tempat ini," kata
Ardiasnyah.
Karena
selain acara makan-makan, hal terpenting bisa mandi air laut. Untuk memperkuat imun tubuh.
"Jangankan
mandi, untuk cuci piring aja enggak berani. Air laut kotor dan keruh,"
akunya.
Apa lagi
belakangan ini, berhembus informasi di Media Sosial (Medsos), ada warga yang
keracunan setelah makan ikan yang terdampar akibat limbah.
"Kabarnya
begitu, tapi saya enggak tahu korbannya
dari desa mana," pungkasnya.(jul)
![]() |
Pengunjung sedang mengabadikam momen di Wisata Pantai Manggrove (WPM) di Desa Lewintana, Kecamatan Soromandi akhir pekan. |
BimaNews.id, BIMA-Gandeng masyarakat dan pemuda, pemerintah Desa Lewintana Kecamatan Soromandi mengembangkan Wisata Pasir Manggrove (WPM).
Wisata yang tidak jauh dari jalan lintas
Soromandi-Bolo itu diharapkan dapat mendongkrak ekonomi masyarakat setempat.
Kepala Desa Lewintana Hidayat, S.Sos
mengatakan, WPM ditata secara swadaya awal Januari 2022 lalu.
"Alhamdulillah, berkat bekerja
sama yang baik sehingga bisa jadi seperti ini. Meski masih banyak yang kurang,"
ungkapnya akhir pekan lalu.
WPM ke depan akan dilengkapi
fasilitas. Selain menambah tempat duduk, juga akan dipasang lampu hias di
beberapa titik pohon manggrove dan sejumlah fasilitas penunjang lain.
"Agar makin memperindah suasana
dan pemandangan di malam hari," terangnya.
Mendukung realisasi rencana tersebut,
Hidayat berharap dapat kucuran anggaran dari berbagai pihak. Terutama
Pemerintah Daerah (Pemda) dan Provinsi NTB.
Kendati beberapa kali sebelumnya Pemdes setempat telah mengajukan proposal permohonan bantuan, namun tidak kunjung direalisasikan.
"Pengembangan wisata, kita tidak
bisa jalan sendiri. Butuh anggaran dari luar juga," harapnya.
Ia optimis jika WPM sudah dilengkapi
fasilitas akan banyak dikunjungi wisatawan lokal. Sehingga secara perlahan,
ikut mendongkrak ekonomi masyarakat setempat.
"Pendapatan pedagang nanti tentu
akan meningkat. Karena mustahil pengunjung yang datang tidak makan atau sekedar
minum kopi di sini," terangnya.
Sri Adiawanti pedagang di sekitar WPM
mengaku bersyukur keberadaan wisata tersebut. Berkat itu, sehingga ia membuka
usaha jualan kopi dan makanan ringan.
"Sebelumnya saya gak jualan.
Setelah saya lihat WPM ramai dikunjungi baru saya buka usaha ini," akunya.
Dalam sehari jualan mulai pagi hingga
malam, ketika ramai pengunjung ia meraup keuntungan paling banyak Rp 500 ribu.
Sementara saat sepi, kadang dapat Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu.
"Saya tetap bersyukur, daripada
gak ada pemasukan sama sekali," beber IRT dua anak ini.
Para pengunjung yang datang kata dia
tidak hanya dari Kecamatan Donggo dan Soromandi. Tapi juga dari wilayah lain
seperti warga Bolo, Monta, Woha, Madapangga bahkan Kota Bima.
"Maunya saya si pengunjung terus
meningkat, biar usaha saya juga lancar," harapnya.
Sementara Bukhari pengunjung dari Desa
Timu Kecamatan Bolo mengaku, awalnya mengetahui WPM melalui postingan warganet
di media sosial.
Karena penasaran, ia kemudian mengajak
dua orang rekan untuk menikmati suasana di wisata tersebut.
Menurut dia, WPM merupakan tempat yang
bagus untuk melepas penat apalagi ketika hari menjelang sore. Tenang, bisa dari
jauh melihat gunung yang menjulang tinggi
di sebelah selatan Kota Bima.
"Suasananya tenang dan bikin nyaman. Hanya saja, masih kotor dan tempat duduknya juga kurang," ungkapnya.
Ia menaruh harapan, agar wisata
tersebut dibersihkan dan ditata lebih baik lagi oleh masyarakat setempat.
Sayang lokasinya strategis, namun tidak didukung dengan kebersihan lingkungan
dan fasilitas yang memadai.
"Dibandingkan wisata lain, di
sini lebih bagus karena ada pasir putihnya," ungkap Bukhari. (jul)
![]() |
Kelompok UKM Lentera Desa Boro, Kecamatan Sanggar saat pasarkan produk minuman di ajang MotoGP Mandalika, Sabtu (19/3). |
BimaNews.id, BIMA- Tiga produk Bima dipasarkan
diajang MotoGP Internasional sirkuit Mandalika. Produk berupa minuman herbal,
kacang mete dan kopi robusta akan dipasarkan selama MotoGP berlangsung 18
hingga 22 Maret.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM
Kabupaten Bima Drs Dahlan mengatakan, minuman herbal terdiri dari sari
temulawak, lempayung, kunyit putih dan jahe merah.
"Produk itu berasal dari UKM Kamenci Mori, Desa Belo, Kecamatan Palibelo," jelas alumni Unhas Makassar ini, Sabtu (19/3).
Kemudian kacang mete dengan varian
kacang mete gurih, coklat mete dan enting-enting mete, produk UKM Mekar Sari
Desa Kore, Kecamatan Sanggar.
Sementara, kopi robusta berupa bubuk
kopi Tambora, roastbean dan kopi racik aneka rasa dibuat UKM Lentere Desa Boro,
Kecamatan Sanggar.
Melihat prospek dan peluang produk,
Dahlan optimis minuman yang dipasarkan akan laris mengingat tingginya minat
wisatawan berkunjung.
Sebelumnya, Dinas Koperasi dan UKM
mengajukan enam item UKM binaan berdasarkan permintaan tim seleksi di NTB.
Meliputi Dinas Perindustrian NTB, Dinas Pariwisata NTB, PLUT KUMKM NTB dan
UNIDO.
"Dari enam yang diajukan, hanya
tiga UKM di daerah kita yang lolos mengisi stand pada event MotoGP," beber
mantan Kadis Pariwisata Kabupaten Bima ini.
Tiga UKM yang lolos tersebut kata dia, ditinjau oleh tim dari kwalitas produk yang ditampilkan seperti dari keunikan jenis kemasan, legalitas berupa NIB, PIRT halal.
Termasuk dilihat dari kemudahan proses transaksi digital maupun
kesiapan mereka menyediakan tester agar konsumen dapat mencicipi rasa produk.
(jul)
Salah satu pemandangan dari puncak Pundu Nence, Kelurahan Lelamase, Kecamatana Rasanae Timur Kota Bima |
BimaNews.id, KOTA BIMA-Selain Lawata, Pantai Kolo, Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Bima mulai menggarap potensi wisata lain. Salah satunya adalah destinasi wisata pegunungan Pundu Nence, Kelurahan Lelamase, Kecamatan Rasana’e Timur.
Untuk
promosi wisata alam pendakian Pundu Nence tersebut, Dispar Kota Bima akan menggandeng Bank
Indonesia (BI) NTB. Akan digelar sejumlah kegiatan untuk memberi daya tarik
bagi wisatawan untuk berkunjung ke Pundu Nence.
"Ada
beberapa kegiatan yang akan kita gelar di Pundu Nence, mulai dari pentas seni,
melukis, lomba lintas alam, penghijauan dan pembersihan," jelas Kepala
Dispar Kota Bima, Muh Natsir, Rabu (2/3).
Rangkai kegiatan
itu sebutnya akan ditutup dengan dua kegiatan lain, yakni pendakian massal dan kemah Akbar.
Sementara
Kabid Promosi, Dispar Kota Bima, Buana Eka Putra mengatakan, kegiatan tersebut
akan dilaksanakan tahun 2022 ini.
Dengan kegiatan
itu, ia optimis pegunungan Pundu Nence ke depan akan menjadi destinasi pilihan
bagi wisatawan. Tidak hanya wisatawan lokal tapi juga dari mancanegara.
Karena di
sekitar kawasan setempat disajikan dengan pandangan yang memanjakan mata. Selain
hutan, juga banyak bukit-bukit. Itu menjadi dayat tarik tersendiri dibandingkan
objek wisata lain.
"Tahun
sebelumnya sudah banyak wisatawan yang ke sana. Misalnya pada momentum hari
besar, seperti tahun baru dan lain-lain," pungkas mas Eka sapaan karib
Kabid Promosi, Dispar Kota Bima ini. (jul)
![]() |
Drs Abdul Haris |
BimaNews.id, BIMA-Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bima mencatat sebanyak 115 destinasi wisata di Kabupaten Bima. Dari jumlah tersebut, hanya tiga tempat wisata yang memiliki retribusi untuk daerah.
Kabid
Pemasaran Dispar Kabupaten Bima, Drs Abdul Haris S Sos, tiga tempat wisata
tersebut yakni, Pantai Lariti di Kecamatan Sape, Oi Wobo Kecamatan Wawo dan Oi
Marai Kecamatan Tambora. Sementara 112 tempat wisata lain, sedang dipromosi.
Baik melalui media sosial maupun sebaran brosur atau buku tentang profil
wisata.
"Itu
bagian langkah kami untuk memperkenalkan objek wisata Bima pada masyarakat
luas," jelasnya Haris, Kamis (3/6).
Namun, untuk
menarik minat wisatawan, tempat wisata harus ditata dengan baik. Sehingga,
dibutuhkan bantuan anggaran, baik dari Pemerintah Provinsi maupun pusat.
"Kalau
sudah kelihatan indah dan rapi, tentu menjadi daya tarik bagi para
pengunjung," bebernya.
Keberadaan
tempat wisata di Bima menurut dia, sangat diminati wisatawan lokal maupun luar
daerah. Selain sebagai daerah transit, juga memiliki tempat wisata yang
menarik.
"Bila
dikelola dengan baik, pemerintah bisa lebih banyak meraup Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dari pariwisata. Masalahnya, anggaran untuk penataan wisata,
nihil," keluhnya. (jul)
![]() |
Sampah plastik yang ditemukan di dasar laut Kolo Kota Bima oleh penyelam , saat bersih-bersih pantai |
BimaNews.id,KOTA BIMA-Memperingati HUT
Kota Bima ke-19, Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kota Bima
menggelar Beach and Underwater Clean Up Race.
Kabid Promosi Disparpora Kota Bima, Buana Eka Putra menjelaskan, kegiatan menyambut HUT Kota Bima diadakan di Pantai Kolo, Jumat (9/4). Sebagai bakti masyarakat terhadap pantai. Selain melibatkan aparat pemerintah, juga masyarakat umum serta siswa sekolah semua tingkatan.
‘’Selain membersihkan di bibir pantai, kita juga menyasar sampah di bawah laut, dimotori Bima Dive, Bima Scuba dan Kopa Mbojo,’’ sebut Buana.
Organisasi penyelam di Kota Bima membersihkan sampah di bawah laut. Supaya tidak mengotori terumbu karang dan keindahan bawah laut Kolo.
Dari bakti sosial itu diakui, banyak sampah yang dikumpulkan. Mulai sampah di pinggir pantai, hingga dari bawah laut.
"Saya lebih kuatir melihat sampah plastik yang banyak di dasar laut. Tentu mengancam kelangsungan biota laut, " kuatirnya.
Beach and Underwater Clean
Up Race sebut Buana disponsori sejumlah
BUMN. Diantaranya, Bank NTB Syariah, BNI
Bima, Pelindo III, PT Pegadaian, KPP Pratama Raba Bima, PT. Pertamina (Persero)
Bima, Bank Mandiri, GRAB Bima, PT Gudang Garam Tbk, Bank Syariah Indonesia dan Bank BTN .
Selain mengumpulkan sampah, juga ada lomba yang diikuti peserta. SDN 68 sebagai juara 1 pengumpul sampah terbanyak, diikuti SDN 34 dan TPQ Istiqomah di kelompok beregu.
Di kelompok perseorangan diraih oleh Zahira diikuti Gito dan Sahrul sebagai pengumpul sampah terbanyak. Selama kegiatan peserta dan pengunjung disuguhi dengan pentas seni dari Sanggar Budaya Temba Kolo. Mereka menampilkan tarian tradisional dan penampilan dari grup musik Jelajah Kolo yang mengusung musik etnis dengan Bahasa Kolo. (tin)
Area persawahan di Kelurahan Dodu yang berbentuk terasering. |
BimaNews.id,KOTA BIMA-Kelurahan Dodu,
Kecamatan Rasanae Timur dianggap layak menjadi desa atau kelurahan wisata. Kelurahan di bagian
timur Kota Bima ini memilik sejumlah potensi, terutama agro wisata.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Bima Ir H Zulkifli MAP mengatakan, panorama alam di Kelurahan Dodu seperti perpaduan antara Bali dan Lombok. Memiliki keunikan dari sisi kultur budaya dan keindahan alam.
“Sangat layak Dodu ini dijadikan desa atau kelurahan wisata, bila melihat potensi yang ada,” ujarnya.
Beberapa keindahan yang dimiliki Kelurahan Dodo, diantaranya, hamparan sawah terasering. Keindahan sawah seperti itu sama seperti yang ada di Bali.
Belum lagi kawasan sekitar
kelurahan dikelilingi pegunungan. Semakin mendukung sebagai daerah wisata agro.
Bila naik ke atas, mata akan disejukkan dengan pemandangan keindahan kota dengan hamparan sawah.
“Sangat cantik kalau kita
naik ke perbukitan sekitar Dodu,” kata mantan kepala Dinas Perhubungan Kota
Bima ini saat ditemui di ruang kerjanya.
Di Dodu sebutnya, memilik air yang berlimpah. Sangat pas dijadikan wisata pemancingan. Serta sangat pas kalau dibangun pemandian dengan nuansa alam.
“Kondisi alam ini sama seperti yang dimilik Narmada Lombok Barat,” ungkap Zulkifli.
Untuk mengembangkan daerah tersebut lanjutnya, diperlukan kerjasama. Bukan hanya Dinas Pariwisata. Misalanya, dinas perikanan mengembangkan potensi perikanan dan lainnya.
Dinas Periwisata kata dia, akan meyiapakan infrastruktur penunjang lain. Serta meningkatkan kemampuan warga sekitar menjadi pemandu wisata.
“Kalau semua bergerak, pasti Dodu akan sangat cantik dan menjadi wisata andalan Kota Bima,” optimisnya.
Zulkifli mengaku, saat ini pihaknya sudah menyiapkan cikal bakal desa wisata tersebut. Dengan membentuk kelompok sadar wisata. “Nanti, mereka akan menjadi penggerak dalam pembentukan kawasan tersebut,” pungkasnya. (nk)
![]() |
Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup dan Komunitas Doro Londa membersihkan sampah di Pantai Lawata, Jumat (8/1). |
KOTA BIMA-Dinas Pariwisata
(Dispar) Kota Bima membersihkan sampah yang menumpuk di Pantai Lawata. Bersih-bersih
pantai itu melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Komunitas Doro Londa.
"Bersih-bersih pantai kita pusatkan di bagian barat Lawata," ungkap Kepala Dispar Kota Bima, Ir H Zulkifli MAp usai gotong royong, Jumat (8/1).
Di bagian barat diakui, sampah selalu menumpuk kiriman dari wilayah Kabupaten Bima. Karena warga diduga kerap membuang sampah di sungai sungai.
Sehingga kata mantan Kepala Dishub Kota Bima ini, saat musim hujan sampah terbawa arus air sungai ke laut. Sampah kemudian terdampar di pesisir pantai. Tak terkecuali di pantai Lawata.
Tak heran beragam jenis sampah menumpuk di icon kebanggaan warga Kota Bima ini. Mulai dari ranting pohon, batang kayu maupun sampah plastik.
"Kita sangat berharap ada keadaran warga tidak lagi membuang sampah sembarangan. Agar tercipta lingkungan yang sehat dan bersih," harap alumni UNHAS Makassar ini.
Selain di Lawata, Dispar akan menyisir beberapa kawasan wisata untuk pekan depan. Supaya tempat wisata bersih dari sampah untuk kenyamanan bagi wisatawan saat berkunjung.
"InsyaAllah membersihkan
kawasan wisata akan menjadi rutinitas kami," tandas Aji Zul ini. (cr-jul).
![]() |
Pantai Lawata (Google) |
BimaNews.id,KOTA BIMA-Liburan tahun baru 2021 diperkirakan terjadi lonjakan pengunjung pada sejumlah tempat wisata di Kota Bima. Termasuk di kawasan Pantai Lawata.
Pengelola objek wisata Pantai Lawata akan memperketat aturan berkunjung. Akan memberlakukan sistem buka-tutup, untuk mencegah kerumunan sehingga tidak terjadi penularan Covid-19.
Koordinator Pengelola dan Keamanan Pantai Lawata, Suhardin mengatakan, para pengunjung diwajibkan mentaati protokol kesehatan (Prokes) Covid-19. Wajib mengenakan masker dan Prokes lain.
Mengantisipasi terjadi kerumunan pengunjung di objek wisata tersebut, akan diberlakukan sistem buka tutup selama 5 hingga 10 menit. Untuk mengatur pengunjung yang keluar masuk Pantai Lawata.
Sementara untuk keamanan pengunjung, Suhardin mengaku, telah mengajukan suratkepada Pemerintah Kota Bima, melalui Dinas Pariwisata.Pemkot diharapkan berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk membantu mengamankan dan menjaga pintu keluar masuk Pantai Lawata. (tin)
MATARAM-Mahasiswi STKIP Yapis Dompu, Ayu Sukasari keluar sebagai pemenang Duta Remaja Pariwisata NTB 2020. Mahasiswi asal Dusun Finis, Desa Hu’u, Kecamatan Hu’u ini berhasil mengungguli sejumlah finalis dari berbagai kota/kabupaten di NTB.
Prestasi yang diraih satu dari empat wakil Kabupaten Dompu ini tidak disangka. Sebab, mahasiswi Prodi Bahasa Inggris ini sebelumnya terancam tidak ikut, karena kendala biaya. Bahkan biaya itu diperoleh dari hasil galang dana.
“Bukan sekadar biaya transportasi, tapi, juga untuk kebutuhan selama lomba. Supaya dia bisa ikut, saya galang dana,” kata Jamaah, Dosen Bahasa Inggris, STKIP Yapis pada Radar Tambora.
Ayu kata dia, berasal dari keluarga kurang mampu. Kedua orangtuanya hanya berprofesi sebagai penjual bakso di desa. Kedua orang tuanya masuk sebagai penerima PKH dan beras miskin.
“Dia bisa ikut Duta Remaja Pariwisata NTB, karena sebelum dia pernah menjuarai Duta Dedare tahun 2019,” jelas pria asal Desa Daha, Kecamatan Hu’u ini.
Putri sulung dari dua bersaudara buah pernikahan Yamin M Abas dan Hasnah ini sudah diprediksi bakal menjuarai kontestasi tersebut. Selain cantik dan tinggi, Ayu dikenal sebagai anak yang pintar dan cerdas.
“Saya gak ragu kalau dia ikut duta pariwisata,” tutur dosen yang juga sebagai Pemerhati Wisata ini.
Puncak pemilihan Duta Remaja Pariwisata NTB 2020 berlangsung di Taman Budaya NTB, Sabtu malam (14/11). Diikuti lebih dari puluhan finalis dari berbagai kota di NTB.
Dalam kontestasi itu Kabupaten Dompu mengirim empat peserta. Selain Ayu Sukasari, juga terdapat Ahmad, Jihad dan Putri Wulandari. Namun, hanya Ayu yang berhasil keluar sebagai pemenang.
Ayu dan para pemenang lain akan dikirim ke kontes internasional yaitu,bLittle Miss dan Mister Pacific World NTB 2020, Mister dan Miss Teen Pacific World NTB 2020, C Plan Kids Supermodel NTB 2020, Miss, Little Miss dan Mister Ultracontinental NTB 2020. Kemudian, Mister Tourism Globe NTB 2021, Mister dan Miss Tourism Culture dan Universe NTB 2021, Mister Supra Global NTB 2021, Mister Universe Indonesia NTB 2020, Mister Landscape Indonesia 2020 (Aziz Basangga) Miss Ocean Indonesia NTB 2020 (Azizah) dan Mister Teen International NTB 2021.
Ketua Yapis Dompu, Arman Anwar SE mengapresiasi prestasi yang diraih Ayu Sukasari. Prestasi ini menurut dia, suatu kebanggaan bagi Kampus STKIP Yapis dan Kabupaten Dompu.
“Semoga di kontes berikutnya dia bisa kembali mengharumkan nama STKIP Yapis dan Bumi Nggahi Rawi Pahu,” harapnya. (jw)
Ad Placement
Subscribe di situs ini untuk mendapatkan update berita terbaru