bimanews.id-Sebuah pencapaian luar biasa telah ditorehkan oleh Mu’amar Fadlil, seorang mahasiswa pascasarjana Swiss German University (SGU). Pada Juli 2024, Mu’amar sukses menyelesaikan proyek tesisnya yang berjudul "Development of an Autonomous Magnetic Climbing Robot for Visual and NDT Inspections Utilizing GWO-Based Path Planning Approaches". Proyek ini merupakan inovasi mutakhir yang diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi dunia industri, terutama dalam hal keselamatan kerja dan efisiensi.
Mu’amar Fadlil, yang memulai karirnya sebagai Safety Officer pada proyek turn around di PT Polytama Propindo setelah menyelesaikan pendidikan D3 Teknik Perminyakan di Akamigas Balongan, mengaku bahwa pengalaman awalnya dalam menangani inspeksi NDT dan pekerjaan di ruang terbatas (confined space) menjadi inspirasi utama dalam pengembangan robot ini. Pada saat itu, ia bertanggung jawab memastikan keselamatan kerja dalam proses pembersihan dan inspeksi ball tank, yang memerlukan instalasi scaffolding dalam kondisi yang berbahaya dan biaya tinggi.
Berkaca dari pengalaman tersebut, dalam tesisnya, Mu’amar berhasil mengembangkan Autonomous Magnetic Climbing Robot (AMCR)—sebuah robot yang mampu memanjat dinding besi dengan ketebalan 8mm secara otomatis. Robot ini dilengkapi dengan Ultrasonic Thickness Gauge untuk mengukur ketebalan dinding dan kamera untuk inspeksi visual, yang semuanya dikendalikan dari jarak jauh melalui teknologi Internet of Things (IoT). Teknologi ini memungkinkan pengoperasian robot di lokasi yang terpisah jauh, misalnya robot bekerja di NTB sementara dikendalikan dari Jakarta, selama terhubung dengan internet.
“Robot ini diharapkan mampu mengurangi risiko pekerjaan di ketinggian dan ruang terbatas dan menekan biaya operasional yang selama ini sangat tinggi, termasuk biaya scaffolding dan tenaga kerja, serta mempersingkat waktu pengerjaan” ungkap Mu’amar. Menurutnya, inspeksi rutin tangki penyimpanan di industri minyak dan gas yang biasanya memakan biaya hingga 500 juta rupiah atau lebih dapat diminimalisir dengan menggunakan robot ini.
Tidak hanya itu, Mu’amar juga mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada para pembimbing dan mentor yang telah mendukungnya selama proses riset ini. Secara khusus, ia menyampaikan apresiasi kepada Advisor -nya Pak Dena Hendriana, BSc., S.M., Sc.D., alumni S2 dan S3 dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan Co-Advisor -nya Assoc. Prof. Dr. Ir. Henry Nasution, MT., IPP, seorang pakar mekatronika dengan Scopus Index 12, atas bimbingan dan arahan berharga yang diberikan, serta kepada Pak Dr. Ir. Gembong Baskoro, M.Sc., IPU., ASEAN Eng, ACPE, APEC Eng, atas motivasi dan nasihatnya yang tak ternilai harganya selama perjalanan akademis nya.
Mu’amar berharap bahwa inovasi ini dapat menjadi solusi praktis di berbagai industri, khususnya dalam meningkatkan keselamatan kerja dan efisiensi di bidang inspeksi Non-Destructive Testing (NDT). Ia juga optimis bahwa teknologi ini akan membawa dampak positif bagi perkembangan teknologi inspeksi di Indonesia.
Dengan keberhasilan ini, Mu’amar Fadlil telah menempatkan dirinya sebagai pionir dalam pengembangan robot pemanjat otomatis di Indonesia, yang mampu melakukan inspeksi visual dan Non-Destructive Test (NDT) seperti Ultrasonic Test (UT). Inovasi ini diharapkan dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja, menekan biaya tinggi dan waktu pengerjaan yang selama ini menjadi tantangan besar di industri minyak dan gas serta petrokimia.
Mu’amar menutup dengan penuh semangat, “Ini baru awal. InshaAllah, AMCR ini akan menjadi langkah besar untuk masa depan teknologi inspeksi di Indonesia!, " katanya. (red)