Pulang Dari Luar Daerah, Mahasiswa Kala Dikarantina - Bima News

Kamis, 26 Maret 2020

Pulang Dari Luar Daerah, Mahasiswa Kala Dikarantina


BIMA-Sebagai upaya pencegahan penyebaran Corona Virus Desease 2019 (Covid-19), sejumlah mahasiswa asal Desa Kala Kecamata Donggo Kabupaten Bima yang baru pulang dari luar daerah, dikarantina mandiri. Meski kondisi kesehatan mereka baik-baik saja, namun kepulangan mereka menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat setempat





Ketua BPD Desa Kala Ahmad Syaifullah mengatakan,
sedikitnya ada 8 orang warga Desa Kala yang dikarantina manidiri saat ini.
Masing-masing tujuh mahasiswa dan satu warga perantau.





"Kalau mahasiswa, mereka baru pulang dari Malang,
Jogja dan Mataram. Sedangkan satu warga perantau datang dari Kalimantan,"
jelas Ahmad Syaifullah pada Radar Tambora, Kamis sore (26/3).





Para mahasiswa tersebut kata dia, diisolasi di beberapa
rumah warga yang ditinggal berladang. Mereka dilarang keluar atau berinteraksi
langsung dengan masyarakat selama 14 hari ke depan.





"Mahasiswa yang datang dari daerah yang sama
diisolasi dalam satu rumah. Kerena rata-rata di daerah kuliahnya, mereka
tinggal satu kos," ujar Maco sapaan akrab Ketua BPD Desa Kala ini.





Selama 14 hari kedepan kata dia, kebutuhan makan dan
minum para mahasiswa dijamin oleh keluarga masing-masing. Termasuk pengecekan
kesehatan rutin dari pihak Puskesmas.





"Pakaian hingga sepeda motor yang mereka kendarai
selama perjalanan dicuci terpisah," jelas Macho.





Jumlah mahasiswa atau warga yang datang dari luar daerah sebut
dia, masih terus bertambah. Dari informasi diperoleh, beberapa hari lagi ada
dua  mahasiswa bakal datang dari Makassar
dan Malang.





"Seperti biasa, mereka tetap diperiksa kesehatannya
oleh pihak Puskesmas sebelum diisolasi," sebutnya.





AN salah satu dari mahasiswa mengaku tidak keberatan dikarantina
sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19. Ia tidak merasa terbebani
meski diperlakukan seperti itu. Karena bagi dia, mencegah itu lebih baik dari
mengobati.





"Ingin sekali mencium tangan orang tua. Tapi,
kesehatan keluarga itu lebih penting dari sekadar cipika cipiki sesaat,"
aku mahasiswa di salah satu universitas di Mataram ini.





Hingga saat ini kondisi kesehatannya baik-baik saja.
Bahkan selama perjalanan pulang dari Mataram kata dia, tiga kali menjalani
pemeriksaan kesehatan. Pertama, saat meninggalkan Mataram, kemudian di penyeberangan
Lombok Sumbawa dan terakhir di Puskesmas Donggo.





"Alhamdulillah, kondisi saya normal," katanya.
(jw)


Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda