Perjuangan Single Parent Antar Buah Hati Jadi Wisudawati Terbaik IAIM Bima - Bima News

Senin, 20 Desember 2021

Perjuangan Single Parent Antar Buah Hati Jadi Wisudawati Terbaik IAIM Bima

Terbaik
Desi Putri Ramadhan wisudawan terbaik IAIM Bima bersama Ibunya Roiyah pasca pengukuhan, Sabtu (18/12).

BimaNews.id, KOTA BIMA-Desi Putri Ramadhan, 22 tahun dinobatkan sebagai wisudawan terbaik pada wisuda IAIM Bima angkatan ke VII, Sabtu (18/12).

Mahasiswi Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) itu berhasil mengungguli 198 wisudawan dan wisudawati lain. Dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,78, kategori cumlaude.

Ditemui pasca pengukuhan, mahasiswi berparas cantik ini mengaku kaget ketika namanya disebut sebagai wisudawan terbaik. Dia tidak pernah membayangkan bakal menempati posisi nomor wahid.

"Awalnya kaget aja ketika diumumkan. Tapi alhamdulilah, saya sangat bersyukur sekali dengan capaian ini," kata gadis asal Kelurahan Santi, Kecamatan Asakota, Kota Bima.

Prestasi yang kerap diimpikan wisudawan itu berkat ketekunannya dalam belajar, selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi yang dipimpin, Hendra MSi.

Bahkan berkat ketekunanya itu, Desi selalu menempati posisi pertama, dengan nilai tertinggi di kelas. Mulai dari semester dua hingga akhir studi. Bahkan dengan prestasi itu pernah mendapat bantuan pendidikan jutaan rupiah dari Bank BSI Bima.

Tidak heran dengan prestasi yang diraih selama kuliah, mengantarkan buah hati pasangan Roiyah dan mendiang Ahamd M. Sidik itu dinobatkan sebagai wisudawan terbaik tingkat institut.

Selain kerja kerasnya, capaian itu  juga atas bimbingan para dosen. Tanpa edukasi dari mereka, tidak mungkin ia sampai pada puncak tersebut.

Begitu juga dukungan moral maupun moril dari orang tua. Terutama ibunya, berjuang seorang diri membiayai kuliah, pasca ditinggal mati sang ayah sekitar belasan tahun silam.

Hal senada juga diungkap Roiyah. Ia  mengaku bahagia campur haru mengetahui anaknya dinobatkan sebagai wisudawan terbaik.

Prestasi itu menjadi kado akhir tahun dari anaknya, setelah menguras keringat selama empat tahun biayai kuliah seorang diri. Hanya dari hasil usaha jualan nasi dan makanan ringan di kios mini depan rumah.

"Setiap ada keuntungan hasil jualan setiap hari, saya tabung untuk persiapan biaya kuliah dia" akunya dengan mata berkaca-kaca.

Tidak banyak omset yang diperoleh Roiyah dalam sehari jualan. Paling banyak Rp 50 hingga Rp 60 ribu. Sebagian uang itu untuk membeli kebutuhan dapur dan sisanya disisihkan untuk ditabung.

"Paling banyak sehari yang biasa saya tabung Rp 20 ribu. Kadang ada juga 15 bahkan Rp 10 ribu," bebernya.

Berkat tabungan itu, ibu 56 tahun ini bisa membiayai kuliah Desi hingga akhir. Karena tidak memiliki sawah atau usaha lain yang bisa menghasilkan uang.

"Alhamdulillah, meski susah cari uang. Tapi sudah terbayar dengan capaian anak saya hari ini," katanya bangga. (jul).

 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda