Siswa SMAN 2 dan SMKN 3 Diliburkan, Dipicu Kejadian Saling Lempar - Bima News

Sabtu, 27 November 2021

Siswa SMAN 2 dan SMKN 3 Diliburkan, Dipicu Kejadian Saling Lempar

SMAN 2
Halaman SMAN 2 Kota terlihat sepi lantaran siswa diliburkan pasca muncul kasus pelemparan batu sehari sebelumnya dari arah SMKN 3. 
 

BimaNews.id, KOTA BIMA-Dua sekolah bertetangga di Kelurahan Lewirato, Kecamatan Mpunda Kota Bima terpaksa meliburkan Jumat dan sabtu. Keputusan itu diambil menyusul kejadian Kamis (25/11) terjadi aksi saling lempar dengan batu.

Tidak diketahui siapa pelaku yang melempar batu kea rah SMAN 2 Kota Bima. Namun, batu yang memecahkan sejumlah kaca jendela di sekolah yang dipimpin H Eddy Salkam SPd dari arah SMKN 3.

Sementara pihak SMKN 3 Kota Bima mengaku, saat itu siswa setempat sudah pulang. Tersisa empat orang siswa yang sedang latihan teater.

Akibat lemparan itu tiga jendela ruang kelas di SMAN 2. Saat itu sebut H Eddy Salkam, siswa dan guru sedang mengikuti lomba yang diadakan di halaman sekolah. Mendengar kaca jendela pecah, siswa berhamburan menuju tempat kejadian.

Melihat sejumlah kaca jendela pecah, siswa SMAN 2 juga berekasi, membalas lemparan itu ke arah SMKN 3. Guru-guru berusaha menghalau siswa setempat untuk tidak melempar, namun tidak mampu.

‘’Kejadian pelemparan itu sekitar pukul 12.00 Wita. Kita tidak tahu siapa pelakunya, namun batu dari arah SMKN 3,’’ sebutnya, Jumat (26/11).

Atas kejadian tersebut, pihaknya terpaksa meliburkan sekolah. Pembelajaran dialihkan melalui Dalam Jaringan (Daring), mulai Jum'at (26/11) hingga Sabtu (27/11).

Untuk guru dan tenaga kependidikan tetap hadir di sekolah. Mereka mengajarkan siswa secara Daring di sekolah dan menyiapkan penunjang ujian yang akan digelar, Senin (29/11).

"Keputusan ini kita ambil untuk menghindari ada kejadian lanjutan,’’ akunya.

Untuk pelaksanaan ujian pada Senin (29/11), disepakati akan menggunakan ruangan yang tidak berdekatan dengan SMKN 3. Tapi ruangan di bagian timur. Ini untuk menjaga  hal-hal yang tidak diinginkan.

Secara terpisah, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) kesiswaan, SMKN 3 Kota Bima, Nurhayati SPd mengatakan, Kamis (25/11)  sekolah mereka dilempar siswa SMAN 2. Selain menyebabkan lima kaca jendela pecah, juga belasan titik atap gedung bocor.

"Ada satu siswi kami yang kena lemparan batu yang saat kejadian sedang latihan teater," sebutnya, Jum'at (26/11).

Disingung jika aksi pelemparan awal dari arah SMKN 3? Nurhayati mengaku, tidak tahu siapa pelakunya. Bisa jadi kata dia, pelakunya oknum dari luar untuk memprovokasi keadaan.

"Yang jelas bukan siswa kita yang melempar batu ke arah SMAN 2,’’ tandasnya.

Kejadian pelemparan sebutnya berlangsung sekitar pukul 12.00 Wita, sedangkan siswa SMKN 3 telah dipulangkan sekitar pukul 10.00 Wita. Hanya tersisa beberapa orang siswa yang latihan teater.

‘’Kita memulangkan siswa lebih awal, karena ada tamu dari pusat,’’ bebernya.

Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, SMKN 3 juga mengambil keputusan meliburkan sekolah dengan menerapkan pembelajaran melalui Daring.

"InsyaAllah jika tidak ada masalah lagi, kita mulai masuk sekolah, Senin (29/11) pekan depan," aku guru pendidikan BK ini.

Kepala KCD Dikbud Kota dan Kabupaten Bima, Anwar Hamzah SH mengaku, mengetahui kejadian antara SMAN 2 dan SMKN 3 Kota Bima. Ia menyarankan pimpinan SMAN 2, SMKN 2 dan SMKN 3 untuk lebih meningkatkan pembinaan terhadap peserta didik. Agar konflik yang muncul bisa segera di redam.

"Jika siswa tida bisa dibina, berikan sanksi disiplin," tandasnya pada media ini dihubungi via ponsel, Jum'at (26/11).

Sanksi disiplin itu sebutnya, menyerahkan siswa tersebut kepada orang tuanya masing-masing untuk dibia secara intensif. Baru dipindahkan ke sekolah lain.

"Mereka yang buat masalah di sekolah tidak boleh dibiarkan. Itu akan mencederai dunia pendidikan," tegasnya.

Dari kasus pertama SMAN 2 diserang sekelompok SMKN 2 beberapa waktu lalu, ia hanya mendapat laporan lisan dari sekolah. KCD baru bisa ambil bagian ikut menangani persoalan itu, ketika sekolah memberikan laporan tertulis.

"Karena dilapor secara lisan, kami juga berikan peringatan secara lisan. Mekanismenya seperti itu,’’ kata Anwar.

Berbeda jika mereka laporkan kasus secara tertulis, pihaknya akan turun lapangan. Memfasilitasi pihak terkait yang bermasalah, termasuk menghadirkan siswa bersama orang tuanya.

"Baru kita bina dan buat surat pernyataan terhadap siswa. Dengan begitu kita yakin masalah ini akan redam," yakinnya.

Kendati begitu, Anwar berharap persoalan antara sekolah tersebut berakhir. Sehingga siswa bisa kembali mengikuti pembelajaran dengan normal. Tanpa dihantui kekhawatiran diserang saat pelajaran berlangsung.

"Harapan kita semoga cepat selesai. Kalau masalah terus berlanjut, yang rugi justru siswa," pungkasnya. (jul)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda