Program Pendidikan Tepian Negeri, ACT Bangun Sekolah Megah di Soropeto Langgudu - Bima News

Minggu, 25 Juli 2021

Program Pendidikan Tepian Negeri, ACT Bangun Sekolah Megah di Soropeto Langgudu

Batu Pertama
Wakil Bupati Bima H Dahlan M Noer MPd didampingi Koordinator ACT Bimaraya, Hairul Juhdy, Kadis Dikbudpora Bima dan Kades Karampi meletakkan batu pertama pembangunan SDN Inpres Karampi Filial Soropeto, Kecamatan Langgudu.


BimaNews.id, BIMA-Ikhtiar Aksi Cepat Tanggap (ACT) memajukan pendidikan di tepian negeri terus berlanjut.  Kali ini ACT membangun gedung SDN Inpres Karampi Filial Soropeto, Kecamatan Langgudu yang terbakar pada 2019 lalu.

Proses pembangunan ditandai peletakan batu pertama oleh Wakil Bupati Bima H. Dahlan M. Noer MPd, Minggu (25/7). Kegiatan itu dihadiri Kadis Dikbudpora Bima, Koordinator ACT Bimaraya, Hairul Juhdy, Kades Karampi, Sekcam Langgudu, KUPT Dishub, Kades Karampi dan para tokoh masyarakat.

Koordinator Daerah MRI ACT Bima Raya, Hairul Juhdy mengatakan, program pembangunan ini murni bantuan kemanusiaan. Non profit dan non partisan, bukan proyek keuntungan dan tidak ada tumpangan politik.

"Proses pengajuan pembangunan sekolah dilakukan sejak 2018 melalui perusahaan boing. Namun baru direalisasikan 2021," terang Hairul Juhdy di hadapan masyarakat.

Pembangunan sekolah di atas lahan sekitar 1 hektare ini kata dia, didanai full Perusahaan Pesawat Boing. Dengan luas bangunan 203,2 meter persegi. Meliputi 6 ruang kelas ukuran 5 kali 5, satu ruangan guru dan tiga lokal WC.

"Pengerjaan ditargetkan selama tiga bulan, mulai Kamis (22/7) hingga 22 Oktober mendatang. Diawasi Tim MRI ACT Bima dan tim kontruksi yang ditunjuk," jelas Hairul Juhdy yang juga penanggungjawab umum pembangun SDN Karampi Filial SDN Soropeto.

Konstruksi bangunan menggunakan standar nasional, melibatkan teknisi dari Dinas PU Kabupaten Bima. Mulai dari kualitas pasir, kerikil hingga kualitas batu-bata.

Untuk pasir yang diusulkan sebelum, yakni pasir Wera dan Hodo. Namun, yang masuk standar pusat adalah pasir hodo. Sedangkan krikil dari PT Tukad Mas.

"Ini sudah menjadi ketentuan pusat. Bukan berarti kita tidak ingin menggunakan pasir maupun krikil dari Desa Karampi," jelasnya.

Sedangkan, untuk batu pondasi dan batu-bata kata dia, bisa diperoleh dari masyarakat Desa Karampi. Asalkan jenis batu yang disiapkan berkualitas.

"Kita sudah sepakati, untuk 1.000 batu-bata dan 30 truk batu dibeli dari masyarakat," ujarnya.

Sekolah ini menurut dia, bakal menjadi bangunan termegah di Desa Karampi. Diharapkan bantuan dan dukungan masyarakat, agar proses pembangunan berjalan sesuai yang diharapkan.

"Kami harap bangunan ini dijaga. Ini menjadi tolak ukur untuk bantuan berikutnya. Jika sukses, maka sekolah ini akan terus mendapatkan bantuan," katanya.

Sebab, sekolah ini menurut dia, masih dibutuhkan sarana penunjang lain. Seperti meubelair, air, listrik, lapangan olahraga, pagar keliling dan lain-lain.

"Jadi, sarana penunjang ini masih kita upayakan dari sumbangan berbagai pihak. Karena tidak termasuk dalam anggaran pembangunan yang didanai perusahaan boing," tutur Kepala SMAN 1 Belo ini.

Hairul juga menyebutkan, program ACT mendukung pendidikan tepian negeri bukan pertama kali di Desa Karampi. Selain pembangunan sekolah, ACT juga melaksanakan program Sahabat Guru Indonesia (SGI) dengan memberikan insentif Rp 500 ribu bagi guru honorer. Kemudian, pembagian seragam guru dan siswa, serta perlengkapan belajar seperti tas, buku dan lain-lain.

"Karena Covid-19, SGI ini hanya berjalan beberapa bulan," sebut Hairul.

Tidak hanya itu, ACT juga ingin menjadi sekolah ini sebagai tempat pelatihan bagi guru-guru. Peningkatan kompetensi guru itu sangat penting untuk memajukan pendidikan.

"Itu yang sedang kita upayakan ke depan, dengan mendatangkan pelatih dari luar," janjinya.

Di akhir sambutannya, Hairul juga berharap Pemda bisa memperhatikan keberadaan keberadaan guru-guru di SDN Inpres Karampi Filial Soropeto. Setidaknya, mereka bisa terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) agar bisa mendapatkan insentif dari dana BOS.

Wakil Bupati Bima H Dahlan M Noer MPd pada sambutannya, mengapresiasi dukungan ACT terhadap sekolah di wilayah terpencil Kabupaten Bima. Bantuan pembangunan sekolah ini menurut dia, rezeki yang tak terduga bagi masyarakat Soropeto dan pemerintah daerah.

"Ini suatu penghargaan dan kebanggaan yang luar biasa bagi masyarakat Soropeto, bisa mendapat bantuan gedung sekolah semegah ini," ujar Dahlan.

Pasca terbakar, SDN Karampi Filial Soropeto ini juga sudah menjadi perhatian Pemda Bima. Bahkan tahun ini sudah dialokasikan untuk pembangunan dua lokal ruang belajar.

"Dengan adanya bantuan dari ACT, anggaran dua lokal sedang kita pikirkan untuk dialihkan ke sekolah lain," terangnya.

Dahlan sangat mendukung bila sekolah tersebut dijadikan sekolah integriti atau sekolah terpadu. Jadi, bukan hanya SD, tapi juga meliputi Paud, TK dan SMP.

"Jadi, anak-anak di Soropeto ini tidak perlu SMP di luar. Kasian juga, seusia mereka harus tinggal jauh dari orang tua. Bila perlu, setiap dusun di Karampi harus dibangun sekolah," tandasnya.

Kualitas sekolah menurut dia, sangat menentukan minat belajar siswa. Dengan adanya sekolah baru, diharapkan keinginan anak-anak menempuh pendidikan lebih tinggi bisa tercapai.

"Ini tantangan bagi generasi muda dan orang tua sekarang. Dengan gedung megah, jangan sampai putus sekolah," tantangnya.

Kadis Dikbudpora Bima Zainuddin menegaskan, bantuan pembangunan ini tidak ada kaitannya dengan partai atau pihak manapun. Bantuan ini murni kepedulian ACT melalui program pendidikan tepian negeri.

"Saya harap masyarakat mendukung dan ikut menjadi proses pembangunan gedung megah ini," harapnya.

Pemda berkeinginan SDN Inpres Karampi Filial Soropeto ini dijadikan holistik integriti school atau sekolah terpadu. Sehingga anak-anak di Soropeto bisa menikmati pendidikan dimulai dari Paud, TK, SD dan SMP.

Di zaman modern saat ini menurut dia, anak-anak usia 3 tahun harus mengenal bangku sekolah. Sehingga masuk SD diusia 7 tahun, anak-anak sudah siap secara mental.

"Holistik integriti school akan dikepalai satu kepala sekolah. Menaungi Paud, TK, SD dan SMP," terangnya.

Penaggujawab KBM SDN Inpres Karampi Filial Soropeto, Israil SPdi merasa bersyukur dengan bantuan gedung sekolah baru. Tentu ini sangat bermanfaat bagi peningkatan pendidikan bagi masyarakat Soropeto.

"Alhamdulillah, kami berterimakasih pada ACT atas bantuan ini," katanya.

SDN Inpres Karampi Filial Soropeto kata Diaz dibangun sejak 2012 lalu dengan swadaya masyarakat. Untuk kelas jauh dari sekolah induk, SDN Inpres Karampi. Jumlah guru sebanyak 6 orang, tiga CPNS dan tiga sukarela.

"Jumlah siswa mulai dari kelas 1 sampai 6 sebanyak 23 orang. Tiap kelas jumlahnya 3 sampai 7 orang," jelasnya.

Sebelum terbakar, kondisi sekolah sangat memperihatinkan. Berdinding bedek, beratap alang-alang dan berlantai tanah.

"Sedih kalau melihat gedung sekolah ini sebelumnya, jauh dari kata layak. Apalagi di musim hujan, kegiatan belajar pasti terganggu, karena becek dan atap bocor," akunya.

Namun pasca kebakaran sekolah, proses belajar sedikit terbantu dengan bantuan pembangunan satu ruang dari pihak lain. Pemda juga menjanjikan dua lokal ruang kelas tahun ini.

"Dengan bantuan pembangunan dari AcT sekarang kami merasa bersyukur. Ini kebanggaan yang luar biasa bagi kami di Soropeto," pungkasnya. (jw/*)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda