Tenaga Buruh Kurang, Petani di Woha Antri Nunggu Mobil Perontok Padi - Bima News

Kamis, 29 April 2021

Tenaga Buruh Kurang, Petani di Woha Antri Nunggu Mobil Perontok Padi

Padi
H Muhammad, Warga Desa Risa, Kecamatan Woha menunjuk hamparan padi di sawah yang siap panen. Namun mereka harus menunggu sekian lama untuk bisa menyewa mobil perontok, sementara tenaga buruh tani yang semakin sulit didapat. 
 

BimaNes.id, BIMA- Memasuki musim panen, sejumlah petani di Desa Risa Kecamatan Woha mengeluhkan kekurangan alat mesin pertanian (Alsintan) dari pemerintah Kabupaten Bima. Seperti mobil perontok padi, sangat diharapkan untuk mempercepat panen.

"Karena kekurangan mobil perentok, kami harus menunggu berhari-hari untuk panen. Itupun mesinnya bukan dari pemerintah," keluh H Muhammad, warga Desa Risa pada Radar Tambora, Rabu (28/4).

Padi petani saat ini sudah harus dipanen. Jika terlambat, dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas  gabah.Bulirnya bisa rusak.

"Dilema sebenarnya. Mau panen manual, tenaga buruh tani sulit didapat. Apalagi saat ini panen serentak," katanya.

Kabid Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertambun) Kabupaten Bima, Arief Rahman SPt MM, tidak menampik kekurangan Alsintan seperti yang dikeluhkan petani. Begitu juga dengan tenaga buruh sudah kian berkurang.

"Setahun terakhir, para petani sangat membutuhkan alat perontok padi," jelas pria asal Desa Nunggi, Kecamatan Wera ini.

Kendati 2017 lalu, Kementerian Pertanian dan Perkebunan katanya telah menyerahkan bantuan 16 unit mobil perontok padi kepada petani. Masing-masing dua hingga tiga unit tiap kecamatan.

"Tahun 2019 dan 2020 ada penambahan 6 unit," sebutnya.

Jumlah tersebut jelas dia, belum termasuk bantuan alat penggiling padi dan jagung. Baik dari pemerintah Kabupaten Bima, Provinsi NTB maupun pemerintah pusat.

"Alat ini jarang dipakai, karena prosesnya lama," kata alumni universitas Marotamah Surabaya ini.

Untuk itu, pihaknya akan melakukan pengadaan kembali beberapa mobil perontok tahun 2022. Termasuk alat sabit padi.

"Tahun ini kita sabar dulu, karena masih terkendala dengan biaya penanganan Covid-19," tandasnya. (bm-7)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda