TINJAU: Anggota Komisi V DPR RI Mori Hanafi meninjau
pengerjaan saluran primer bersama tim BWS dan Kepala Dinas Perumahan dan
Kawasan Permukiman Kota Bima A Faruk di Kelurahan Sambinae, Minggu (9/3).
Bimanews.id - Anggota Komisi V DPR RI Mori Hanafi melakukan
kunjungan kerja (Kunker) di Kota Bima, Minggu (9/3). Kegiatan ini dikhususkan
untuk mengecek kondisi pengerjaan program pengendalian banjir drainase primer
di Kota Bima.
Pengecekan diawali dengan melihat program dan rencana
pembangunan di kota di kantor PUPR Balawi Wilayah Sungai (BWS) perwakilan Kota
Bima. Setelah mendengarkan presentasi dari perusahaan pelaksana, dilanjutkan
dengan kunjungan lapangan.
Itu seperti yang
dilaksanakan di Kelurahan Sambinae. Di sana, Mori benar-benar mengecek proses
pengerjaan, dari mulai kualitas bahan yang digunakan hingga spesifikasi teknis
model pengerjaan alur drainase hingga ke hilir di tepi sungai setempat.
Pada kesempatan itu, Mori mengatakan kepada Bimanews.id
mengatakan bahwa kunjungan ini untuk memastikan program berjalan sesuai
rencana. Sehingga, banjir di Kota Bima dapat berkurang.
"Kalau banjir hilang tidak mungkin, tapi setidaknya
bisa berkurang," ujarnya saat ditemui di lokasi proyek di RT 01 RW 01
Kelurahan Sambinae.
Menyinggung hasil evaluasinya terhadap program dan kinerja
kontraktor saat ini, Mori mengaku belum ada kendala. Semua masih sesuai dengan
program dan berjalan lancar. Hanya saja, dia berpesan untuk memperhatikan
keselamatan pekerja, pengguna jalan, dan warga setempat.
"Tolong diperhatikan keselamatan warga, apalagi saya
lihat banyak pengerjaan dengan alat berat di tepi jalan," tegas mantan
Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB ini.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Perumahan dan Penataan
Ruang Kota Bima, A Faruk, mengatakan pemerintah kota mendukung penuh mega
proyek ini. Salah satu dukungan tersebut melalui pembebasan lahan milik warga
di bantaran parit yang akan dikerjakan.
"Kami tengah berupaya untuk membebaskan lahan,"
kata mantan Lurah Pane ini.
Program yang dilakukan untuk pembebasan lahan warga tersebut
berupa pemecahan sertifikat warga sekitar saluran primer dan sekunder. Total
lahan warga yang diproses saat ini sebanyak 102 titik. Kemudian, 16 di
antaranya masih belum mau memberikan lahannya.
Untuk masalah itu, pihaknya kini tengah melakukan pendekatan
bersama lurah setempat. "Kami terus melakukan komunikasi dengan 16 kepala
keluarga tersebut," ungkap Faruk.
Pantauan Bimanews.id, kunjungan yang dilakukan Mori bersama
tim dari BWS dan Faruk diawali dengan mendengarkan pemaparan dari tim. Kemudian
dilanjutkan dengan kunjungan lapangan di Kelurahan Sambinae.
Saat di Sambinae, tim sempat kesulitan menuju lokasi yang
bertempat di RT 1 RW 1 kelurahan setempat. Karena kondisi jalan yang berlumpur,
akibatnya mobil terjebak. Bahkan Mori harus turun dari kendaraan.
Akhirnya, tim harus berbalik menggunakan jalan lain hingga
ke muara drainase primer yang sedang dibangun di Sungai Padolo di kelurahan
setempat. (nk)