Bima News

Jumat, 05 Mei 2023

Bawaslu di Antara Pusaran Politik Identitas dan Media Sosial

Ilustrasi
Ilustrasi
 

Oleh : Atina, SH (Pegiat Media)  

Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan pesta demokrasi bagi rakyat Indonesia.  Perhelatan 5 tahun sekali ini, memberikan kesempatan kepada rakyat untuk memilih langsung pemimpin negara Indonesia, kepala daerah dan perwakilan di lembaga legislatif.

Dalam sejarah kepemiluan Indonesia, tahun 2004 menorehkan sejarah baru yakni diterapkannya pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat.

Pada periode sebelumnya, Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) melalui sidang umum.

Pemilihan langsung yang ditetapkan pasca Reformasi tersebut diputuskan, untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam pemerintahan negara.

Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945, yang mana menyebutkan Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan secara langsung oleh rakyat.

Dalam perjalanannya, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI secara langsung ini menimbulkan dinamika politik yang baru di Indonesia.

Politisi mulai mengubah pergerakan mesin-mesin politiknya, satu di antaranya cara berkampanye.

Karena rakyat memiliki kedaulatan utuh untuk menentukan Presiden dan Wakil Presiden pilihannya sendiri, maka politisi baik itu Parpol dan pendukungnya, berupaya mengenalkan Identitas sosok yang dicalonkan.

Ironisnya, upaya mengenalkan identitas calon presiden yang disodorkan kepada rakyat ini kerap menyentuh hal-hal sensitif.

Seperti identitas agama, suku dan ras calon yang disodorkan untuk menjadi pemimpin Indonesia.

Sedangkan identitas berupa latar belakang pendidikan, intelektual, kapasitas, kapabilitas, hingga program unggulan yang ditawarkan bagi rakyat, justeru menjadi nomor kesekian untuk disodorkan ke rakyat.

Hasilnya, seperti yang dikenal saat ini munculnya Politik Identitas yang mengedepankan perbedaan Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA).

Seperti menurut para ahli, Politik identitas didefinisikan sebagai politik yang dasar utama kajiannya dilakukan untuk merangkul kesamaan relasi etnis, agama, hingga kelamin. Demikian Abdillah (2002).

Pada konteks yang lebih detail, Cressida Heyes dalam bukunya Stanford Encyclopedia of Philosophy (2007), politik Identitas diartikan sebagai jenis aktivitas politik yang dikaji secara teoritik berdasarkan kesamaan pengalaman dan ketidakadilan yang dirasakan golongan tertentu.  

Era digital saat ini, membuat rakyat dengan cepat mengakses informasi apapun dan di mana pun, dengan sangat mudah.

Keberadaan telepon pintar atau handphone, semakin mempercepat penyebaran dan penyerapan informasi.

Bak dua sisi mata pisau, digitalisasi informasi ini menimbulkan dampak positif dan negatif.

Arus informasi saat ini tidak hanya disajikan media mainstream, tapi juga media sosial yang sekatnya sangat tipis jika dibandingkan dengan media mainstream, baik itu cetak atau online.

Pada masa kini, Media Sosial tidak hanya digunakan untuk wadah bersosialisasi dan eksistensi, tapi juga pendistribusian Informasi.

Hasilnya, propaganda politik Identitas banyak bermunculan di media sosial karena untuk memilih media mainstream, itu tidak dimungkinkan.

Derasnya arus informasi propaganda di media sosial ini, tidak sebanding dengan kecerdasan dan kebijakan masyarakat Indonesia, menyaring informasi tersebut.

Tidak sedikit, propaganda politik identitas sangat mudah kita temui di media sosial, dengan tampilan yang menarik.

Sejak Pemilu 2019 lalu, istilah Cebong dan Kampret begitu mudah kita baca dan lihat di media sosial.

Bahkan 2 istilah tersebut menjadi kata-kata yang digunakan, untuk mengkotak-kotakan pendukung 2 calon presiden.

Tidak hanya di kota-kota besar, tapi masif hingga ke daerah-daerah.

Pada Pemilu 2024 ini, kita tidak menemukan lagi istilah Cebong dan Kampret tapi istilah baru, seperti Kadrun dan Buzzer.

Ini bukan hanya sekedar istilah, tapi mengandung banyak perbedaan yang terus dikerucutkan di dalamnya.

Bukan hanya soal perbedaan sosok yang dipilih sebagai presiden, tapi ada perbedaan agama, suku dan ras yang dikandung dalam istilah-istilah tersebut.

Tanpa kita sadari, istilah Cebong, Kampret, Kadrun hingga Buzzer telah menjadi ancaman yang tidak terlihat bagi Indonesia.

Ancaman yang sangat ditakutkan oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia dulu, yakni ancaman Persatuan dan Kesatuan Indonesia.

Sejatinya Pemilu sebagai media pembelajaran bagi rakyat Indonesia, untuk memahami secara dewasa sebuah perbedaan pandangan dan pilihan politik.

Lalu bagaimana posisi Badan Pengawas Pemilu di pusaran Politik Identitas?  

Layaknya sebuah pertandingan sepakbola, Pemilu sebuah perhelatan pemilihan yang digelar secara sportif.

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), bisa disebut sebagai wasit bagi seluruh pihak yang terlibat dalam Pemilu.

Pada Undang Undang Pemilihan Umum, irisan politik identitas diatur dalam penggunaan politik SARA diatur dalam Pasal 69 huruf b. Dalam pasal tersebut menyebutkan dalam masa kampanye dilarang menghina seseorang, Agama, Suku, Ras, Golongan. Baik itu terhadap Calon Gubernur, Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati, Calon Wakil Bupati, Calon Wali Kota, Calon Wakil Wali Kota, dan/atau Partai Politik.

Tapi menurut para ahli, di luar masa kampanye, Bawaslu tidak dapat menindaknya, sebab Bawaslu bekerja sesuai undang-undang. Tapi dalam konteks pencegahan pada prinsipnya Bawaslu tidak perlu terlalu terpaku pada regulasi dengan menempuh upaya upaya preventif.

Semakin maraknya penggunaan politik identitas saat ini, sudah waktunya Bawaslu bergerak secara masif untuk mencegah dan menerapkan strategi treatment awal.

Pendekatan secara langsung ke masyarakat, menjadi langkah paling baik untuk dilakukan.

Tentu saja, dengan melibatkan banyak unsur di masyarakat seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga tokoh pemuda dan perempuan.

Dengan memberikan pendidikan politik yang baik, maka masyarakat bisa menyaring sendiri informasi yang diperoleh.

Sehingga mampu membedakan, apakah informasi tersebut layak dikonsumsi atau tidak.

Namun yang tak kalah penting lagi adalah, Bawaslu juga harus memberikan penegasan kepada Peserta Pemilu, untuk tidak menggunakan politik identitas.

Jika Peserta Pemilu dalam hal ini Partai Politik bersepakat dan berkomitmen, maka akan diteruskan kepada pendukung-pendukungnya.

Perlahan namun pasti, polarisasi politik identitas akan bisa hilang dalam warna Pemilu Indonesia.

Digantikan oleh program-program cerdas dan solutif, yang ditawarkan oleh politisi-politisi di Indonesia.

Sehingga tujuan Pemilu untuk menghasilkan pemimpin yang berkualitas, benar-benar bisa terwujud.

Tentu saja yang lebih utama adalah, persatuan dan kesatuan Indonesia yang dibayar mahal dengan darah para Pahlawan tidak terancam. 

Hal yang penting dicatat sebagai referensi, generasi muda yang masuk dalam kelompok Gen Z dan milenial adalah kelompok rentan yang terpapar negatifnya efek media sosial. Tapi sebaliknya, mereka justeru kelompok paling berpeluang dan efektif dilibatkan dalam kampanye anti politik identitas.

Mereka adalah kelompok yang tercatat dalam statistika 53,81 persen sebagai subjek aktif yang menentukan arah demokrasi Indonesia dengan hak pilihnya. 

Kegemaran mereka pada media sosial, juga dapat dikapitalisasi sebagai agen kampanye untuk membentuk kesadaran politik masyarakat, bahwa identitas itu bukan lagi senjata efektif karena memicu perpecahan sesama bangsa sendiri.  (*)

 

Selasa, 02 Mei 2023

Selasa, 25 April 2023

Gelar Munas ke-I, IKRA Berkomitmen Dorong Wera Makin Maju

Ikra
Bupati Bima, Wali Kota Bima, Wakil Wali Kota, Ketua  DPP IKRA, H Muhtar Mahmud, Ketua Dewan Pembinan  dr Sanusi  dan pengurus IKRA se Indonesia foto bersama usai Musyawarah Nasional (Munas) di Ballroom Hotel Marina Iin, Selasa (25/4)
 

bimanews.id, Kota Bima-Ikatan Keluarga Wera Nusantara (IKRA) melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas), Selasa (25/4) di Ballroom Hotel Marina Iin.

Munas pertama sejak terbentuk tahun 2019 lalu dibuka Bupati Bima, Hj Indah Dhamayanti Putri, diikuti 100 orang anggota IKRA. Terlihat hadir anggota DPR RI H Syafrudin, Wali Kota Bima, Wakil Wali Kota Bima, perwakilan Gubernur NTB, sejumlah anggota DPRD Provinsi NTB serta tamu undangan lain.

Ketua Dewan Pembina IKRA dr Sanusi, mengaku bangga dengan kekompakan masyarakat Wera, terutama yang tergabung dalam IKRA.

"Kemarin kita laksanakan halal bihalal di Wera, acaranya sukses berkat kekompakan IKRA," katanya bangga.

Dia berharap kekompakan itu terus dijaga untuk kemajuan Wera ke depan. Terutama perantau, agar tenaga dan pikirannya diarahkan untuk kemajuan Wera dan Bima pada umumnya.

"Ini supaya kita bisa bersama-sama memajukan kemajuan Wera," harapnya.

Sementara Ketua DPP IKRA, H Muhtar Mahmud dalam sambutannya, mengaku IKRA dibentuk pada 5 Juli 2019 dan mulai bergerak pada tahun 2020.

‘’IKRA sudah terbentuk sejak puluhan tahun lalu, tetapi, IKRA yang baru terbentuk ini sangat berbeda dengan sebelumnya,’’ jelas H Muhtar.

Karena, IKRA yang baru ini memiliki AD/ART yang jelas, maupun program kerja untuk kemajuan Wera dan Bima pada umumnya. "IKRA yang baru ini bukan hanya sebagai wadah untuk kumpul-kumpul. Tetapi ada tindakan nyata untuk kemajuan Wera," ungkapnya.

Lahirnya IKRA Nusantara ini merupakan penyatuan dari IKRA-IKRA sebelumnya yang ada di berbagai daerah. Di Republik ini, sudah terbentuk 13 IKRA di sejumlah daerah, namun yang sudah dilantik baru 11 IKRA.

"IKRA ada dari sabang sampai Merauke," sebutnya.

Tujuan utamanya, bagaimana Wera bisa semakin maju. Ini sesuai dengan takeline, yaitu "IKRA Berkarya Wera Bangkit". "Kemajuan Wera tergantung kebersamaan. IKRA sepakat membawa Wera lebih maju," tandasnya.

Untuk kemajuan Wera katanya, harus punya budaya kerja yang baik. IKRA sudah memiliki budaya itu.

Budaya kerja IKRA yaitu berorientasi berprestasi. Artinya, jangan puas dengan yang diperoleh sekarang. Kadang kebanyakan orang yang sudah magister hingga doktor gaya-gayaan di Wera, hanya jadi pengangguran.

"Makanya perlu berorientasi berprestasi. Hari ini dapat satu, besok harus berpikir dan bekerja untuk mendapatkan dua," terangnya.

Kemudian melayani sepenuh hati, kerjasama dan terpenting memiliki integritas serta visioner.  (red)

 

 

Senin, 24 April 2023

Hadiri Halal Bihalal Ikra, Bupati Bima: Ini Momentum Kebangkitan dan Perubahan

Ikra
Bupati Bima, Hj Indah Dhamayanti Putri

bimanews.id, Bima-Halal Bihalal Ikatan Keluarga Wera Nusantara (Ikra) berlangsung lancar dan sukses. Hadir pada acara tersebut  sejumlah tokoh dan pejabat antara lain, Bupati Bima, Hj Indah Dhamayanti Putri, Wakil Bupati Bima, H Dahlan M Noer 

Pembukaan acara tamu undangan disuguhkan dengan penampilan kesenian tari gunung tambora, wura bongi monca, dan gantau.

Bupati Bima Hj Indah Damayanti Putri dalam sambutannya  menuturkan,  bahwa Ikra merupakan wadah bagi masyarakat Wera di seluruh Indonesia untuk bersatu berpikir bagi pembangunan. Memberikan kontribusi untuk kemajuan bersama. 

"Ikra telah menunjukan kebersamaan yang sangat luar biasa. Saya sangat apresiasi dengan hal ini. Semoga dengan adanya halal bihalal dan kebersamaan ini mampu melahirkan kemajuan untuk daerah,"katanya saat memberikan sambutan pada acara halal bihalal Ikra  di lapangan Gelora Tawali, Senin (24/4/2023). 

Bupati yang dikenal berparas cantik ini juga berpesan, agar halal bihalal ikra harus dijadikan momentum kebangkitan menuju perubahan, sehingga ke depan akan lahir solusi untuk kemajuan daerah. 

"Ayo pupuk terus kebersamaan, bahwa masyarakat Wera adalah masayarakat yang maju dan saling mengasuh dan mengasah untuk kemajuan, "ajaknya.

Ikra
Ketua DPP Ikra, Dr Muhtar Mahmud

Sementara itu Ketua DPP Ikra, Dr Muhtar Mahmud menyampaikan, Ikra hadir menjadi mitra pembangunan bagi Wera, bukan menjadi saingan. 

"Saya tegaskan kembali, kehadiran Ikra ini murni untuk kemajuan bersama. Artinya Ikra ini hadir dalam ruang yang mungkin belum disentuh oleh pemerintah, Ikra bisa hadir pada salah satunya seperti, rumah singgah, " Katanya. 

Selain itu Ikra hadir bukan untuk kepentingan politik, tapi sebagai wadah penyatuan. Namun bukan berarti alergi politik. 

"Kalau ada orang Wera maju yah silakan, kami tidak membatasi. Tapi Ikra tidak mendukung secara kelembagaan, " tegasnya. 

Wakil Rektor Universitas Sebelas Maret Solo  Bidang Keuangan dan SDM ini juga menyampaikan 6 budaya kerja Ikra antara lain,  berorientasi dan berkerjasama, Melayani dengan sepenuh hati, team work, Integritas, visioner, Entrepreneursip

Oleh karena itu tema halal bihalal 
Ikra yaitu berkarya dan Wera Bangkit. Tema ini sebagai simbol bahwa masyarakat Wera harus bangkit dari keninaboboan masa lalu menuju perubahan. 

"Wera harus bangkit harus jauh dari keterbelakangan. Untuk Ikra harus hadir menjadi tonggak perubahan, "pungkasnya. (red)


Minggu, 23 April 2023

Sabtu, 22 April 2023

Rabu, 19 April 2023

BRI Komitmen Berikan Layanan Selama Libur Idul Fitri 1444 Hijriyah

 

Recky
CEO BRI Denpasar Wilayah Bali-Nusa Tenggara, Recky Plangiten

bimanews.id, Kota Bima- PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus berkomitmen memberikan layanan perbankan yang optimal selama  libur Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah.  Hal itu disampaikan Regional CEO BRI Denpasar Wilayah Bali-Nusa Tenggara, Recky Plangiten, Senin (17/4). 

Ditegaskan Recky,  BRI akan tetap buka, memberikan layanan terbatas pada tanggal 19 April, 21 April, dan 24 April 2023. Layanan terbatas BRI akan hadir pada 21 Unit Kerja BRI di Provinsi Bali, NTB, dan NTT.

Adapun Unit Kerja BRI di Bali yang melayani layanan terbatas diantaranya, Kantor Cabang (Kanca) Gajah Mada Denpasar, Kanca Negara, Kanca Semarapura, Kanca Kuta, Kanca Gianyar, Kanca Singaraja, dan Kanca Amlapura.
Untuk wilayah NTB, layanan terbatas pada Kanca Mataram, Kanca Sumbawa Besar, Kanca Raba Bima, Kanca Selong, Kanca Dompu, dan Kanca Praya.

Sedangkan untuk wilayah NTT, nasabah bisa mendapatkan layanan terbatas di Kanca Maumere, Kanca Waingapu, Kanca Ruteng, Kanca Kupang, Kanca Ende,  Kanca Larantuka, Kanca Waikabubak dan Kanca Bajawa. 

Layanan terbatas BRI jelas Recky,  akan melayani penerimaan setoran penebusan DO BBM/ non BBM dari SPBU atau Merchant, layanan pick-up service ASDP dan HM Sampoerna, pembukaan rekening untuk kebutuhan klaim asuransi kecelakaan Jasa Raharja, serta layanan weekend banking  meliputi,  pembukaan rekening simpanan, penarikan dan setoran rekening simpanan dan pinjaman, pelayanan kartu debit BRI, registrasi fasilitas e-banking BRI, setoran penerimaan negara, complain handling, dan layanan lainnya. 

Sebagai langkah antisipasi kebutuhan masyarakat akan uang tunai sebut Recky, BRI Regional Office Denpasar juga telah mempersiapkan kebutuhan kas dengan total Rp 1,2 Triliun yang dialokasikan untuk mesin ATM, CRM, dan juga untuk layanan Unit Kerja Operasional (UKO).

"Jumlah ini juga telah mempertimbangkan adanya migrasi atau bergesernya pola transaksi nasabah BRI dari sebelumnya transaksi tunai menjadi transaksi digital atau non-tunai," jelas Recky. 

Selain outlet konvensional, masyarakat memiliki alternatif lain untuk mendapatkan layanan keuangan BRI diantaranya melalui 734 mesin ATM, 457 mesin CRM, dan 14.277 Agen BRILink yang tersebar di Provinsi Bali dan Nusa Tenggara.  

Ia menambahkan, Agen BRILink memberikan layanan transaksi perbankan seperti transfer, setor dan tarik tunai, pembayaran tagihan listrik, air, iuran BPJS, telepon, pembelian pulsa, pembayaran cicilan, top-up BRIZZI, setoran pinjaman.

Memberikan layanan referral pembukaan rekening tabungan BSA dan pinjaman, dan transaksi lainnya. 
"Melalui kemudahan akses layanan perbankan, BRILink dapat menjangkau masyarakat dengan lebih dekat," sebut Recky. 

BRI mengimbau  nasabah untuk dapat bertransaksi secara cashless dan melakukan berbagai macam transaksi perbankan secara digital. Selain dapat menggunakan BRIMo, nasabah juga dapat melakukan transaksi pembayaran  di  mesin EDC BRI.  

Kenyamanan dan kemudahan transaksi yang diberikan oleh BRI tersebut diharapkan dapat diimbangi dengan kehati-hatian nasabah.
"Jagalah selalu kerahasiaan nomor PIN, pastikan selalu memeriksa dan menghitung uang sebelum meninggalkan teller, dan apabila memerlukan informasi lainnya dapat menghubungi call centre BRI 14017 atau 1500017," pungkasnya. ( nk)

Selasa, 11 April 2023

AirNav KCP Bima Serahkan Beasiswa dan Wakaf Alquran Pada Santri Ponpes Al Maliky

AirNav
Kepala Cabang  AirNav  KCP Bima, Ilham Mahmud (kanan) didampingi Tim TJSL Pusat, Mayangsari (tengah) menyerahkan beasiswa, pelengkapan belajar dan perlengkapan ibadah kepada santri Ponpes Al Maliky, Desa Penapali, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, Selasa (11/4)
 

bimanews.id, Bima-Sebagai bulan penuh berkah, Ramadan kerap dijadikan momen bagi instansi maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk berbagi. Hal itu yang dilakukan Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia  atau AirNav .

 

Melalui Tim TJSL (Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan), AirNav KCP Bima melaksanakan safari Ramadan di Pondok Pesantren Al Maliky, Desa Penapali, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, Selasa (11/4). Kegiatan yang dikemas dengan tema, AirNav Berbagi, Safari Ramadan 1444 Hijriyah itu dihadiri Tim TJSL Pusat, Mayangsari.

 

Kepala  Cabang AirNav KCP Bima Ilham Mahmud mengatakan, AirNav merupakan pecahan dari Bandar Udara. Tugasnya mengatur lalulintas udara.

 

Pasca Covid-19,  AirNav KCP Bima melaksanakan melaksanakan safari Ramadan di Ponpes Al Maliky.  Menyerahkan bantuan berupa beasiswa, perlengkapan ibadah,  perlengkapan sekolah dan wakaf Alquran kepada  santri dan Ponpes Al Maliky.

 

‘’Mohon kita dido’akan, agar AirNav KCP  Bima  bisa bekerja maksimal mengatur lalulintas udara,’’ harap Ilham Mahmud saat memberikan sambutan di hadapan santri, Pimpinan  Ponpes Al Maliky dan tenaga pengajar setempat.

 

Kegiatan safari Ramadan 1444 Hijriyah ini kata Ilham, juga dilaksanakan AirNav lain pada 20 tempat di seluruh wilayah Indonesia. ‘’Untuk wilayah NTB, hari ini hanya dilaksanakan oleh AirNav KCP Bima,’’ akunya.

AirNav
Kepala Cabang AirNav KCP Bima, Ilham Mahmud didampingi Tim TJSL Pusat, Mayangsari dan pengurus AirNav Cabang Bima lain foto bersama dengan santri Ponpes Al Maliky usai penyerahan beasiswa, perlengkapan belajar dan perlengakpan ibadah

Pengurus Ponpes Al Maliky, Rimawan Eryanto berterimakasih kepada AirNav  KCP Bima memilih Ponpes Al Maliky sebagai tempat pelaksanaan safari Ramadan. Dia berharap, hubungan kemitraan ini akan terus berlanjut ke depan.

 

‘’Mewakili Ponpes Al Maliky saya juga menyampaikan permohonan maaf, jika ada hal-hal yang kurang berkenan,’’ pintanya.

 

Kegiatan safari Ramadan diakhiri dengan penyerahan beasiswa, peralatan belajar, peralatan ibadah dan wakaf Alquran kepada 29 orang  santri dan Ponpes Al Maliky oleh Kepala Cabang AirNav KCP Bima, Ilham Mahmud dan Tim TJSL Pusat, Mayangsari. (red)     

 

Senin, 10 April 2023

Minggu, 09 April 2023

Jumat, 07 April 2023

Pemilu 2024, Alokasi Kursi Legislatif di Kabupaten Bima Berubah

KPU
Ketua KPU Kabupaten Bima, Imran memberikan sambutan pada kegiatan evaluasi  tahapan penyusunan daerah pemilihan dan alokasi kursi berlangsung di hotel Marina In, Jum’at (7/4).
 

bimanews.id, Bima-Sesuai Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) RI Nomor 6 Tahun 2023, Daerah Pemilihan (Dapil) di Kabupaten Bima tetap 6. Namun, alokasi kursi untuk Dapil 3 (Kecamatan Donggo, Soromandi, Sanggar dan Tambora)  dan Dapil 1 (Woha, Monta dan Parado)  berubah.


Jika pada Pemilu 2019 lalu, Dapil 3 mendapat jatah 6 kursi, untuk pemilu 2024 berkurang menjadi 5 kursi. Sementara di Dapil 1 dari 8 bertambah menjadi 9 kursi.


Hal itu dijelaskan Ketua KPU Kabupaten Bima, Imran saat evaluasi tahapan penyusunan daerah pemilihan dan alokasi kursi di hotel Marina In, Jum’at (7/4).


‘’Dari tiga rancangan perubahan Dapil yang kita ajukan, rancangan 6 Dapil yang disetujui KPU RI dengan perubahan kursi pada Dapil 3 dan Dapil 1,’’ jelasnya di hadapan Bupati Bima, Dandim 1608 Bima, Kapolres dan seluruh Parpol peserta Pemilu 2024.


Diakui Imran, penataan Dapil di Kabupaten Bima sangat dinamis. Bahkan satu-satunya KPU yang didemo terkait penataan Dapil adalah  KPU Kabupaten Bima.


‘’Kita didemo oleh masyarakat Donggo dan Soromandi dari Dapil 3,’’ akunya.


Dengan perubahan itu maka, jumlah kursi  untuk Dapil 1 (Woha, Monta dan Parado) menjadi 9, Dapil 2 (Bolo dan Madapangga)  7,  Dapil 3 (Donggo, Soromandi, Sanggar dan Tambora) menjadi 5, Dapil 4 (Wera dan Ambalawi)  5 kursi, , Dapil 5 (Sape dan Lambu) sebanyak 9 kursi dan Dapil 6 (Wawo, Lambitu, Langgudu dan Palibelo) 10 kursi.


‘’Jumlah kursi legislatif di dewan masih tetap sebanyak 45 orang,’’ sebutnya. (red)

Rabu, 29 Maret 2023

Resahkan Warga, Tim Opsnal Reskrim Polsek Rasbar Sita Ribuan Biji Petasan

Petasan
Ribuan biji petasan yang berhasil disita dari sejumlah pedagang kaki lima di Pasar Raya Bima, Rabu (29/3)
 

bimanews.id, Kota Bima-Memberikan rasa aman bagi masyarakat yang melaksanakan ibadah puasa, tim Opsnal Reskrim Polsek Rasana’e Barat (Rasbar) razia petasan pada sejumlah pedagang kaki lima di Pasar Raya Bima. Hasilnya, ribuan biji petasan berhasil diamankan dan disita.

Kapolsek Rasana’e Barat, AKP Suhatta mengatakan,  razia dilaksanakan tim Opsnal pada Rabu (29/3) sekitar pukul 15.00 Wita menyikapi keluhan masyarakat tentang maraknya penjualan petasan.

‘’Dari laporan masyarakat kita mendatangi sejumlah pedagang kaki lima yang menjual petasan,’’ katanya, Rabu (29/3). 

Dari razia tersebut diakui berhasil disita ribuan petasan berbagai jenis. Barang tersebut didapat pada tiga orang pedagang dan kini telah diamankan di Mapolsek Rasana’e Barat.

‘’Saat kita tanya dari mana pedagang mendapatkan petasan, mereka mengaku dari orang yang tidak dikenal,’’ sebutnya.

Sejumlah petasan yang berhasil diamankan sebutnya diantaranya,  1.530  biji  petasan jenis cap dua jago,  34  bungkus petasan jenis Komodo egg,

Satu kotak petasan jenis color  smok corsair,  150  biji petasan jenis Happy flowers dan 10 biji petasan jenis macan galaxy. (red)

 

Ad Placement

Kota Bima

Bima

Dompu