Konsumsi Nasi Ulang Tahun, Puluhan Anak di Dompu Keracunan - Bima News

Rabu, 08 Maret 2023

Konsumsi Nasi Ulang Tahun, Puluhan Anak di Dompu Keracunan

Keracunan
Keracunan (ilustrasi/google)
 

bimanews.id, Dompu-Puluhan anak- anak, sebagian besar Bawah Lima Tahun (Balita) alami keracunan setelah mereka mengosumsi nasi bungkus pada acara ulang tahun, Minggu (5/3). Sejumlah anak keracunan itu hingga kini masih dirawat di Rumah Sakit Pratama Manggelewa dan Puskesmas Soriutu.

Kapolsek Manggelewa, Iptu Ramli, SH mengatakan,  keracunan itu berawal saat adanya perayaan Hari Ulang Tahun putri seorang warga inisial SU,  19 tahun di Desa Kampasi Meci, Kecamatan Manggelewa. “Jumlah korban 35 anak, sebagian besar berusia Balita,” sebutnya.

Pada acara Ultah, Minggu (5/3) sekitar pukul 17.00 Wita itu  dibagikan 42 nasi bungkus. 32 bungkus diberikan ke tamu, 10 dibagikan ke warga Dusun Mulia Sari, Desa Nusajaya.

Sekitar pukul 18.30 Wita,  warga yang mendapat nasi bungkus tersebut mengalami gejala mual, muntah, pusing dan diare. Gejala tersebut muncul satu persatu hingga Senin (6/3) sekitar pukul 15.00 Wita.

"Data itu diperoleh dari kedua unit kesehatan yang merawat sejumlah pasien korban keracunan," aku Kapolsek.

Dari jumlah pasien yang keracunan,  sebanyak 7 orang  dirawat di RS Pratama, 7 0rang di PKM Soriutu 7 orang, sebagian lain dirawat di rumah masing-masing.  Pada Selasa, sudah 6 pasien dipulangkan. "Total korban yang keracunan sebanyak 35 orang," sebutnya.

Dari investigasi sementara, penyebab keracunan diduga ayam sudah tidak layak dikonsumsi. Dari pengakuan SU, pada Sabtu, (4/3) sekira pukul 17.40 dia memesan ayam potong 3 kilogram dengan harga Rp105.000 pada seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) Inisial DI, warga desa setempat.

"Ayam tersebut dijadikan lauk nasi bungkus yang disajikan 6 jam kemudian," jelasnya. 

Dari keterangan sejumlah warga sekitar menyebutkan, ayam dalam nasi bungkus tersebut sudah tak layak dikonsumsi. Sebab, menurut sebagian warga daging ayam sudah mengeluarkan bau tak sedap dan berwarna biru kehitam-hitaman.

"Kita masih mendalami penyebab pasti keracunan tersebut. Berkoordinasi dengan pihak terkait, lakukan penggalangan terhadap toga, tomas, toda dan LSM serta melakukan monitoring terhadap perkembangan situasi," pungkasnya. (red)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda