Menanti Indeks Kebahagiaan Indonesia di Tengah Pandemi - Bima News

Rabu, 07 Juli 2021

Menanti Indeks Kebahagiaan Indonesia di Tengah Pandemi

Iin
Oleh: Iin Suprihatin (Statistik Pertama BPS Kota Bima)

 


Beragamnya indikator ekonomi dalam merepresentasikan tingkat kesejahteraan penduduk mengakibatkan perhatian dunia berpindah pada  aspek sosial dalam pembangunan sumber daya manusia. Sektor ekonomi yang sebelumnya menjadi ukuran kesejahteraan ternyata dinilai belum mampu menggambarkan tingkat kesejahteraan yang sesungguhnya. Namun demikian, hal ini tidak berarti bahwa indikator ekonomi makro yang telah digunakan selama ini akan diabaikan atau  digantikan dengan indikator kesejahteraan begitu saja




Selama beberapa tahun ini semakin diakui bahwa ukuran tingkat kesejahteraan penduduk penting untuk dicermati tidak saja hanya ukuran moneter (Beyond Gross Domestic Product). Indikator kesejahteraan disusun tidak hanya untuk menggambarkan kondisi kemakmuran material (welfare atau well-being) saja, tetapi juga lebih mengarah kepada kondisi kesejahteraan subjektif (subjective well-being) atau kebahagiaan (happiness).

Lebih jauh, Indikator kebahagiaan akan menggambarkan tingkat kesejahteraan subjektif terkait beberapa aspek kehidupan yang dianggap esensial dan bermakna bagi sebagian besar penduduk. Berbagai penelitian terkait kebahagiaan menunjukkan fenomena bahwa kebahagiaan penduduk akan berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan pembangunan dan perkembangan sosial .

Badan Pusat Statistik (BPS) sejak tahun 2014 melakukan studi yang mendalam melalui survei pengukuran tingkat kebahagian.  Terminologi kebahagiaan lebih dipilih oleh BPS dibandingkan istilah kesejahteraan. Pertimbangan utamanya mengacu pada penggunaan instrumen survei yang telah dikembangkan berdasarkan ukuran kondisi objektif dan tingkat kesejahteraan subjektif, yang dalam konteks kebahagiaan yang dicakup dalam tiga dimensi besar, yaitu Dimensi Kepuasan Hidup (life satisfaction), Dimensi Perasaan (affect), dan Dimensi Makna Hidup (eudaimonia).

Output dari Survei Pengukuran Tingkat Kebahagian adalah indeks kebahagiaan, yaitu  indeks komposit yang menggambarkan ukuran tingkat kepuasan yang dinilai secara subjektif oleh penduduk berdasarkan hasil evaluasi terhadap kondisi objektif mencakup sepuluh domain kehidupan, perasaan, dan makna hidup. Kerangka kerjanya dibangun dengan turut memasukkan kondisi sosial ekonomi penduduk Indonesia sebagai determinan yang turut memengaruhi kebahagiaan penduduk.

Survei  pengukuran tingkat kebahagiaan terakhir  kali dilakukan BPS pada tahun 2017. Rata-rata tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia sebesar 70,69 pada skala 0 sampai 100. Kondisi penduduk Indonesia saat itu dianggap cukup bahagia. Hal yang menarik dari survey tersebut yang menempatkan Maluku Utara sebagai propinsi dengan indeks kebahagian tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 75,68. Sedangkan  Papua menjadi propinsi dengan tingkat kebahagiaan terendah  67,52.

Di tengah pandemi covid-19 ini, BPS kembali melakukan pengukuran tingkat kebahagiaan penduduk. Survei ini dilaksanakan selama bulan Juli di seluruh wilayah Indonesia. Bagaimana indeks kebahagiaan penduduk Indonesia di tengah pandemi? (*)

 

 

 

 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda