Merantau ke Bima, Jauh dari Keluarga Agar Anak Bisa Mengenyam Pendidikan - Bima News

Sabtu, 15 Mei 2021

Merantau ke Bima, Jauh dari Keluarga Agar Anak Bisa Mengenyam Pendidikan

Tukang Sol
Samidin sedang menjahit sepatu di teras Toko Indra, jalan Sultan Hasanuddin Kota Bima.
 

BimaNews.id, KOTA BIMA-Sebagai kepala keluarga, Ayah  memiliki tanggungjawab besar menafkahi  anak dan isterinya. Supaya mereka bisa hidup layak dan anak-anak bisa mengenyam pendidikan yang layak.

Untuk memperbaiki nasib, Samidin, 50 tahun, asal Desa Jatiroyo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah mencoba peruntungan di daerah rantauan. Tahun 1998 dia pindah ke Bima meninggalkan anak dan istri di kampung halamannya. Dengan harapan, kehidupan mereka biisa lebih baik.

Samidin sudah puluhan tahun berdomisili di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat. Kini tercatat sebagai warga setempat. Sayangnya, kendati kehidupannya pas-pasan, ternyata luput dari perhatian pemerintah. Baik bantuan dari pemerintah daerah maupun pusat.

"Yang paling saya ingat itu waktu banjir 2016. Saat itu warga lain dapat bantuan, saya tidak," keluh Samidin.

Meski demikian, tidak lantas membuat ayah dua anak ini mengadu ke pemerintah kelurahan. Karena menyadari sebagai warga pendatang.

Untuk menopang hidup di Kota Bima,  Samidin bekerja sebagai tukang sol sepatu. Sehari-hari Samidin mangkal di teras Toko Indra, Jalan Sultan Hasanuddin.

"Saya mulai kerja sekitar pukul 08.00 Wita, pulang sekitar pukul 17.30 Wita," tuturnya.

Tidak banyak yang diperoleh Samidin sebagai tukang sol sepatu. Kadang  dapat Rp 30 ribu hingga Rp 70 ribu tiap hari. Uang itu kata dia, selain untuk kebutuhan pribadi, juga ditabung kebutuhan istri dan biaya sekolah anak-anaknya di kampung.

"Kedua anak saya sekarang sekolah di Pondok. Saya harus bekerja keras untuk membiayai pendidikan mereka," tuturnya.

Ia mengaku, rela tidak pulang kampung untuk menghemat uang. Apalagi akibat Pandemi Covid-19, penghasilannya makin menurun.

"Pingin sekali pulang kampung. Tapi, saya tahan supaya uangnya bisa ditabung untuk sekolah anak-anak. Apalagi cari uang sekarang susah," katanya.

Selain jadi tukang sol sepatu, Samidin juga pernah melakoni beberapa pekerjaan lain. Seperti tukang kuli bangunan, jual es campur hingga jadi supir truk. Namun pekerjaan itu kata dia, tidak berlangsung lama.

"Saya juga pernah jual bakso keliling, sampai akhirnya saya beralih jadi penjahit sepatu hingga saat ini," pungkas Samidin. (jul)

 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda