Sorghum Bisa Jadi Komoditi Unggulan di Bima, Menggeser Jagung - Bima News

Minggu, 11 April 2021

Sorghum Bisa Jadi Komoditi Unggulan di Bima, Menggeser Jagung

Pengapalan
Wali Kota Bima HM Lutfi melepas pengapalan perdana sorghum, ditandai pengguntingan pita
 

Astra Internasional Dukung Pemerintah Daerah Kembangkan Produksi Unggulan

BimaNews.id,KOTA BIMA-Tanaman Sorghum mulai diminati oleh petani di Kota Bima. Meski belum seperti jagung, sebagai tanaman utama, sorghum bisa menjadi tanaman alternative lain bagi petani tegalan.

Komoditi serumpun dengan padi dan tebu ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Satu kilo sorghum dibandrol Rp 3.000. Tidak hanya bulir, batangnya juga memiliki nilai. Satu kilogram batang sorghum dihargai Rp 150.

Kabid Ketahanan Pangan dan Holtikultural Dinas Prtanian Kota Bima Abdul Najir mengatakan, komoditi  baru ini sangat prospek. Warga tidak perlu kuatir untuk penjualan.

“Sudah ada PT Bina Hutama Sejahtra yang siap mengambil sorghum petani. Terbukti hari ini, perusahaan mengirim puluhan ton sorghum perdana ke Situbondo,” ujarnya pada Radar Tambora, Sabtu (10/4).

Selain dijual dalam bentuk biji, sorghum juga bisa diolah menjadi makanan. Seperti pizza, roti atau diolah dalam bentuk tepung. Sebab bulir sorghum sama seperti beras dan gandum. Bisa dijadikan tepung.  Malah protein sorghum lebih tinggi, sangat bagus untuk kesehatan.

“Kelompok tani juga sudah mulai mengolah menjadi pangan seperti yang dilakukan kelompok  tani Jujur,” katanya saat ditemui di lokasi kelompok tani di Ncai Kepenta, Kelurahan Jatiwangi Timur.

Keunggulan lain sorghum, biaya produksin lebih ringan. Untuk lahan satu hectare,  hanya dibutuhkan sekitar Rp 5 juta. Angka itu sudah termasuk pupuk, bibit dan pekerja.

Kemudian sorghum tidak satu kali panen. Satu kali tanam bisa produksi tiga kali.  Masa panen per tiga bulan. Sehingga bisa panen sepanjang  tahun.

“Tanaman ini tidak melihat musim,  hanya membutuhkan sedikit air,” jelasnya.

Berbagai keunggulan tersebut tentunya akan menjadi daya tarik bagi petani. Terbukti, di Kota Bima sudah sekitar 275 hektare lahan yang ditanami sorghum. Di Ncai Kapenta sekitar 14 hektare.  Satu hektare dengan produksi sekitar 6,5 ton.

Melihat kondisi ini, ke depan komoditi jagung akan tergeser dengan sorghum. Hal itu  sangat bagus, mengingat tumbuhan ini mampu hidup sepanjang tahun.

Sabtu (10/4) pagi lalu, sorghum yang ditanam Kelompok Tani Jujur Ncai Kapenta dikirim ke Situbondo. Pelepasan pengapalan perdana sorghum dilakukan Wali Kota Bima, HM Lutfi usai upacara HUT Kota Bima ke-19 Kota Bima di halaman kantor wali kota.

Lutfi mengatakan, sorghum ke depan akan menjadi komoditi unggulan Kota Bima. Sebab Kota Bima menjadi satu-satunya daerah yang memiliki izin untuk pembenihan sorghum di Indonesia.

“Terimakasih kami sampaikan juga pada kementerian pertanian yang sudah mendukung pengembangan sorghum di Kota Bima,” tuturnya.

Gubernur NTB  Dr. Zulkieflimansyah  SE, MSc dalam sambutannya mengatakan, panen perdana sorghum di kota menjadi bukti keberhasilan  pengembangan pangan alternatif lain.

“Ini merupakan bagian dalam meningkatkan pangan, energi dan lain,” tuturnya.

Untuk pengembangan sorghum di Kota Bima tidak hanya pemerintah yang ambil bagian. Tapi juga swasta seperti,  PT Astra Internasional.

Perusahaan ini mengucurkan CSR untuk membinaan kelompok tani, untuk meningkatkan produski dan pengolahan sorghum. Dengan membangun kampung lestari menuju desa sejahtera. Kelompok UMKM ini mengolah sorghum menjadi makanan dan produk lain.  

Perwakilan PT Astra Internasional Bima, Firdaus mengatakan, Desa Sejahtera Astra (DSA) merupakan kontribusi Astra mendukung program pemerintah. Program ini sudah dimulai sejak 2018 lalu. Dengan pola, setiap daerah memiliki produksi unggulan.

“Daerah yang baru dibina adalah Kota Bima dengan DSA yang fokus pada sorghum,” terangnya.

Kegiatan yang menjadi fokus melalui program ini adalah pelatihan, penguatan kelembagaan, bantuan prasarana hingga modal. Pembinaan diberikan selama tiga tahun.

DSA yang telah berhasil mengembangkan sorghum seperti di Lombok. Tersebar mulai dari Mataram hingga Lombok Timur dengan sebaran di enam desa. Kini kata dia, pendapatan warga setempat naik 100 persen per kepala.

“Produksi sorghum di Mataram sudah dilirik  buyer dari Cina, Vietam dan Itali,” bebernya pada Radar Tambora, ditemui di lokasi panen perdana.

Langkah dilakukan PT Astra Internasional ini diharapakan dapat diikuti perusahaan lain. Mendukung pemerintah meningkatkan ekonomi masyarakat. (nk/*)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda