Merantau dari Lombok Timur, Jual Salome Agar Anaknya Bisa Kuliah - Bima News

Kamis, 15 April 2021

Merantau dari Lombok Timur, Jual Salome Agar Anaknya Bisa Kuliah

Salome
Ruspan, asal Lombok Timur ditemui di Pelabuhan Laut Soekarno Hatta Kota Bima saat jual Salome, Rabu malam (14/4). 
 

BimaNews.id,KOTA BIMA- Kendati tubuh kian ringkih termakan usia, tidak menyurutkan semangat Ruspan, 58 tahun untuk mengais rezeki. Ia harus bekerja keras, banting tulang siang malam, agar asap dapur tetap mengepul.

Pria yang berdomisili di Kelurahan Paruga, Kecamatan Rasa Nae Barat, Kota Bima ini merupakan warga asal Desa Kalijaga Timur, Kecamatan Aikmal, Kabupaten Lombok Timur.

Ruspan pertama kali merantau di Kota Bima sekitar tahun 1994 silam. Saat itu ia bekerja sebagai penjual keliling bakso, dengan gerobak dorong.

Setelah lima tahun berada di Kota Bima, dia mengajak istri bersama anak-anaknya. Namun, beberapa tahun hidup bersama di Kota Bima, kondisi ekonomi keluarga Ruspan terpuruk.

Ruspan kemudian mencoba peruntungan dengan merantau seorang diri ke Sumba, Provinsi NTT. Di sana ia bekerja sebagai penjual barang.

Lagi-lagi usaha itu tidak menjanjikan. Ia pun kembali ke Kota Bima tahun 2006 silam. Beralih menjadi penjual keliling salome dengan rombong sepeda, hingga saat ini.

Setiap hari Ruspan menjajakan dagangan dari dini hari hingga jelang waktu dzuhur. Mendatangi sejumlah sekolah di Kecamatan Asakota dan Rasanae Barat.

"Setelah itu baru saya balik ke rumah untuk salat dzuhur sekaligus istrahat sejenak," jelas Ruspan ditemui saat menjajakan solome di Pelabuhan Bima, Rabu malam (14/4)

Sekitar pukul 14.00 Wita, ayah tiga anak ini kembali menjual daganganya di beberapa tempat keramaian. Seperti di Pantai Ama Hami, Taman Ria dan Lapangan Serasuba.

Dari tempat itu, terakhir Ruspan mangkal di pelabuhan Soekarno Hatta, Kota Bima, hingga pukul 23.30 Wita.

Selain sejumlah tempat keramaian, ruas jalan protokol dan lorong menjadi saksi perjuangan Ruspan menjemput rezeki. Supaya isteri dan anak-anaknya bisa makan.

Menjadi penjual salome menjadi pintuh berkah bagi Ruspan. Pekerjaan itu telah dijalaninya sekitar 14 tahun.

Hasil yang dia dapat setiap hari, bisa menutupi kebutuhan sehari-hari. Kalaupun ada lebih, cukup untuk bekal esok hari dan ditabung untuk kebutuhan pendidikan tiga anaknya.

Saat ini ketiga buah hatinya bisa mengenyam pendidikan. Anak sulung sedang menempuh pendidikan akhir di Universitas Mataram (Unram). Sedangkan anak kedua di bangku SMA dan terakhir di SMP.

Selama ini kata dia, keluarga dan saudara meminta dirinya untuk kembali ke Lombok. Namun permintaan tersebut belum bisa dikabulkan.

Ruspan kuatir pendidikan anaknya pupus di tengah jalan. Sebab di kampung halaman, tidak memiliki lahan sebagai mata pencaharian, seperti warga lain.

"InsyaAllah, kalau anak sudah selesai kuliah semua, baru saya bersama istri balik ke lombok. Saya juga rindu dengan keluarga dan suasana kampung di sana," katanya sedih. (cr-jul)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda