Mahasiswa KKN UMM Buat Apotek Hidup dan Teh Kelor - Bima News

Rabu, 30 September 2020

Mahasiswa KKN UMM Buat Apotek Hidup dan Teh Kelor

KKN
Mahasiswa KKN UMM saat membuat produk obat tradisional dan teh kelor bersama ibu-ibu di Desa Naru Kecamatan Sape.

BIMA-Mahasiswa KKN dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Desa Naru Kecamatan Sape melakukan inovasi baru untuk mencegah penyebaran Covid-19. Dengan membuat apotek hidup, minuman herbal dan teh dari daun kelor.

Melalui program itu, mahasiswa yang tergabung dalam PMM Kelompok 72 Bhaktiku Negeri Gelombang 8 berharap masyarakat dapat memanfaatkan. Baik itu sebagai ramuan untuk meningkatkan imunitas tubuh atau dijadikan usaha bisnis di masa pandemi.

Koordinator KKN UMM, Nurkomalasari mengatakan, penanaman Apotek Hidup merupakan Program Kerja Kelompok 72 Bhakti Negeri Gelombang 8. Sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Kegiatan ini meliputi penanaman tanaman herbal seperti, jahe, kunyit, temulawak dan sereh.

“Kami juga membuat teh kelor. Teh yang terbuat dari daun kelor kering,” katanya.

Tanaman herbal ini menurut dia, sudah lama digunakan sebagai ramuan tradisional. Terutama untuk mengobati penyakit dan berkhasiat meningkatkan sistem imun.

“Keutamaan obat tradisional karena tidak mengandung bahan kimia,” tutur mahasiswi Jurusan Teknik Industri ini.

Selain membuat Apotek Hidup, mahasiswa KKN juga memberikan pelatihan dan pendampingan pembuatan minuman herbal pada ibu-ibu di desa setempat. Antusias ibu-ibu cukup tinggi mengikuti kegiatan tersebut.

Kegiatan ini dilaksanakan di kediaman salah seorang warga di RT 7 Desa Naru. Sekaligus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Protokol Covid-19. Membuka wawasan masyarakat mengenai berbagai jenis tanaman Apotek Hidup. Khususnya yang dapat diolah menjadi minuman kesehatan penjaga imunitas tubuh.

“Obat tradisional dan teh kelor ini kita buatkan dalam kemasan produk. Brandingnya kita buat sendiri. Hasilnya, dibagi-bagi pada masyarakat. Ada juga yang dijual oleh ibu-ibu untuk menambah penghasilan,” ujarnya.

Bahan baku pembuatan obat tradisional menurut dia, berasal dari bahan-bahan pilihan yang segar, diperoleh dari petani setempat. Kemudian diolah melalui pengeringan tanpa bantuan sinar matahari.

“Kalau racikan teh kelor, sama seperti teh biasanya. Cukup segelas air panas dan gula pasir secukupnya,” sebutnya.

PMM Kelompok 72 Bhaktiku Negeri Gelombang 8 kata Nurkomalasari, beranggotakan tiga orang. Dua lain yakni, Nurul Hudayah, Jurusan PGSD asal Kecamatan Sanggar dan Ainun Fadilah, Jurusan Kehutanan asal Desa Naru.

“Selama sebulan KKN kami dibina secara Daring oleh Tatag Muttaqin S Hut M Sc IPM, Dosen Jurusan Kehutanan UMM,” pungkasnya. (jw)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda