Bima News: Pariwisata
Tampilkan postingan dengan label Pariwisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pariwisata. Tampilkan semua postingan

Selasa, 03 Mei 2022

Dampak Limbah Buih, Objek Wisata di Bima Sepi Pengunjung

Wisata
Seorang pengunjung objek wisata So Noti di Desa Punti Kecamatan Soromandi saat melihat lebih dekat limbah buih di pinggir pantai, Senin (2/5). 

BimaNews.id, BIMA- Tidak hanya merusak biota laut, limbah buih yang bertebaran di permukaan laut  di Teluk Bima juga berdampak pada sektor pariwisata.

Seperti halnya objek wisata di Kecamatan Soromandi. Sejumlah objek andalan di wilayah setempat seperti, Wadu Pa'a, Benteng Asakota hingga So Noti tampak sepi pengunjung.

Padahal tahun-tahun sebelumnya, pada momen libur Idul Fitri tiga destinasi wisata tersebut ramai dikunjungi wisatawan lokal.

Susmita,  seorang pengunjung objek wisata So Noti ditemui di lokasi mengaku heran kurangnya wisatawan yang berkunjung di lokasi setempat. Tidak seperti pada momen idul fitri tahun 2021 lalu.

"Apa mungkin karena wisatanya kotor dan bau karena limbah buih ya. Warga tidak mau berkunjung ke sini," tanyanya sambil menunjuk limbah buih di bibir pantai setempat, Senin (2/5).

Sebelum memilih untuk piknik di pantai setempat, ia mengaku bersama rombongan sempat pergi rekreasi di Benteng Asakota. Gagal setelah melihat limbah mengapung dan mengotori pesisir pantai.

"Akhirnya kita pilih So Noti, meskipun di sini juga ada limbah. Mau batalkan acara juga gak enak, karena sudah terlanjur datang," keluh warga Wadukopa ini.

Senada juga disampaikan warga dari Kecamatan Bolo. Ia bersama rombongan mengaku terpaksa berwisata di lokasi setempat.

"Kalau dari awal tahu ada limbah, kita enggak mungkin pilih tempat ini," kata Ardiasnyah.

Karena selain acara makan-makan, hal terpenting bisa  mandi air laut.  Untuk memperkuat imun tubuh.

"Jangankan mandi, untuk cuci piring aja enggak berani. Air laut kotor dan keruh," akunya.

Apa lagi belakangan ini, berhembus informasi di Media Sosial (Medsos), ada warga yang keracunan setelah makan ikan yang terdampar akibat limbah.

"Kabarnya begitu, tapi  saya enggak tahu korbannya dari desa mana," pungkasnya.(jul)

Minggu, 27 Maret 2022

Gandeng Pemuda, Pemdes Lewintana Kembangkan Wisata Pantai Maggrove

WPM
Pengunjung sedang mengabadikam momen di Wisata Pantai Manggrove (WPM) di Desa Lewintana, Kecamatan Soromandi akhir pekan.
 

BimaNews.id, BIMA-Gandeng masyarakat dan pemuda, pemerintah Desa Lewintana Kecamatan Soromandi mengembangkan Wisata Pasir Manggrove (WPM).

Wisata yang tidak jauh dari jalan lintas Soromandi-Bolo itu diharapkan dapat mendongkrak ekonomi masyarakat setempat.

Kepala Desa Lewintana Hidayat, S.Sos mengatakan, WPM ditata secara swadaya awal Januari 2022 lalu.

"Alhamdulillah, berkat bekerja sama yang baik sehingga bisa jadi seperti ini. Meski masih banyak yang kurang," ungkapnya akhir pekan lalu.

WPM ke depan akan dilengkapi fasilitas. Selain menambah tempat duduk, juga akan dipasang lampu hias di beberapa titik pohon manggrove dan sejumlah fasilitas penunjang lain.

"Agar makin memperindah suasana dan pemandangan di malam hari," terangnya.

Mendukung realisasi rencana tersebut, Hidayat berharap dapat kucuran anggaran dari berbagai pihak. Terutama Pemerintah Daerah (Pemda) dan Provinsi NTB.

Kendati beberapa kali sebelumnya Pemdes setempat telah mengajukan proposal permohonan bantuan, namun tidak kunjung direalisasikan.

"Pengembangan wisata, kita tidak bisa jalan sendiri. Butuh anggaran dari luar juga," harapnya.

Ia optimis jika WPM sudah dilengkapi fasilitas akan banyak dikunjungi wisatawan lokal. Sehingga secara perlahan, ikut mendongkrak ekonomi masyarakat setempat.

"Pendapatan pedagang nanti tentu akan meningkat. Karena mustahil pengunjung yang datang tidak makan atau sekedar minum kopi di sini," terangnya.

Sri Adiawanti pedagang di sekitar WPM mengaku bersyukur keberadaan wisata tersebut. Berkat itu, sehingga ia membuka usaha jualan kopi dan makanan ringan.

"Sebelumnya saya gak jualan. Setelah saya lihat WPM ramai dikunjungi baru saya buka usaha ini," akunya.

Dalam sehari jualan mulai pagi hingga malam, ketika ramai pengunjung ia meraup keuntungan paling banyak Rp 500 ribu. Sementara saat sepi, kadang dapat Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu.

"Saya tetap bersyukur, daripada gak ada pemasukan sama sekali," beber IRT dua anak ini.

Para pengunjung yang datang kata dia tidak hanya dari Kecamatan Donggo dan Soromandi. Tapi juga dari wilayah lain seperti warga Bolo, Monta, Woha, Madapangga bahkan Kota Bima.

"Maunya saya si pengunjung terus meningkat, biar usaha saya juga lancar," harapnya.

Sementara Bukhari pengunjung dari Desa Timu Kecamatan Bolo mengaku, awalnya mengetahui WPM melalui postingan warganet di media sosial.

Karena penasaran, ia kemudian mengajak dua orang rekan untuk menikmati suasana di wisata tersebut.

Menurut dia, WPM merupakan tempat yang bagus untuk melepas penat apalagi ketika hari menjelang sore. Tenang, bisa dari jauh melihat gunung yang  menjulang tinggi di sebelah selatan Kota Bima.

"Suasananya tenang dan bikin nyaman. Hanya saja, masih kotor dan tempat duduknya juga kurang," ungkapnya.

Ia menaruh harapan, agar wisata tersebut dibersihkan dan ditata lebih baik lagi oleh masyarakat setempat. Sayang lokasinya strategis, namun tidak didukung dengan kebersihan lingkungan dan fasilitas yang memadai.

"Dibandingkan wisata lain, di sini lebih bagus karena ada pasir putihnya," ungkap Bukhari. (jul)

Sabtu, 19 Maret 2022

Ajang MotoGP Mandalika, Hanya Tiga Produk Minuman Kabupaten Bima Bisa Dijual

UMKM
Kelompok UKM Lentera Desa Boro, Kecamatan Sanggar saat pasarkan produk minuman di ajang MotoGP Mandalika, Sabtu (19/3).
 

BimaNews.id, BIMA- Tiga produk Bima dipasarkan diajang MotoGP Internasional sirkuit Mandalika. Produk berupa minuman herbal, kacang mete dan kopi robusta akan dipasarkan selama MotoGP berlangsung 18 hingga 22 Maret.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bima Drs Dahlan mengatakan, minuman herbal terdiri dari sari temulawak, lempayung, kunyit putih dan jahe merah.

"Produk itu  berasal dari UKM Kamenci Mori, Desa Belo, Kecamatan Palibelo," jelas alumni Unhas Makassar ini, Sabtu (19/3).

Kemudian kacang mete dengan varian kacang mete gurih, coklat mete dan enting-enting mete, produk UKM Mekar Sari Desa Kore, Kecamatan Sanggar.

Sementara, kopi robusta berupa bubuk kopi Tambora, roastbean dan kopi racik aneka rasa dibuat UKM Lentere Desa Boro, Kecamatan Sanggar.

Melihat prospek dan peluang produk, Dahlan optimis minuman yang dipasarkan akan laris mengingat tingginya minat wisatawan berkunjung.

Sebelumnya, Dinas Koperasi dan UKM mengajukan enam item UKM binaan berdasarkan permintaan tim seleksi di NTB. Meliputi Dinas Perindustrian NTB, Dinas Pariwisata NTB, PLUT KUMKM NTB dan UNIDO.

"Dari enam yang diajukan, hanya tiga UKM di daerah kita yang lolos mengisi stand pada event MotoGP," beber mantan Kadis Pariwisata Kabupaten Bima ini.

Tiga UKM yang lolos tersebut kata dia, ditinjau oleh tim dari kwalitas produk yang ditampilkan seperti dari keunikan jenis kemasan, legalitas berupa NIB, PIRT halal.

Termasuk dilihat dari  kemudahan proses transaksi digital maupun kesiapan mereka menyediakan tester agar konsumen dapat mencicipi rasa produk. (jul)

Kamis, 03 Maret 2022

Dispar Kota Bima Gandeng BI Promosi Pundu Nence, Akan Gelar Sejumlah Kegiatan

Pundu Nence
Salah satu pemandangan dari puncak Pundu Nence, Kelurahan Lelamase, Kecamatana Rasanae Timur Kota Bima 
 

BimaNews.id, KOTA BIMA-Selain Lawata, Pantai Kolo, Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Bima mulai menggarap potensi wisata lain. Salah satunya adalah destinasi wisata pegunungan Pundu Nence, Kelurahan Lelamase, Kecamatan Rasana’e Timur.

Untuk promosi wisata alam pendakian Pundu Nence tersebut,  Dispar Kota Bima akan menggandeng Bank Indonesia (BI) NTB. Akan digelar sejumlah kegiatan untuk memberi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Pundu Nence.

"Ada beberapa kegiatan yang akan kita gelar di Pundu Nence, mulai dari pentas seni, melukis, lomba lintas alam, penghijauan dan pembersihan," jelas Kepala Dispar Kota Bima, Muh Natsir, Rabu (2/3).

Rangkai kegiatan itu sebutnya akan ditutup dengan dua kegiatan lain, yakni  pendakian massal dan kemah Akbar.

Sementara Kabid Promosi, Dispar Kota Bima, Buana Eka Putra mengatakan, kegiatan tersebut akan dilaksanakan tahun 2022 ini.

Dengan kegiatan itu, ia optimis pegunungan Pundu Nence ke depan akan menjadi destinasi pilihan bagi wisatawan. Tidak hanya wisatawan lokal tapi juga dari  mancanegara.

Karena di sekitar kawasan setempat disajikan dengan pandangan yang memanjakan mata. Selain hutan, juga banyak bukit-bukit. Itu menjadi dayat tarik tersendiri dibandingkan objek wisata lain.

"Tahun sebelumnya sudah banyak wisatawan yang ke sana. Misalnya pada momentum hari besar, seperti tahun baru dan lain-lain," pungkas mas Eka sapaan karib Kabid Promosi, Dispar Kota Bima ini. (jul)

Sabtu, 05 Juni 2021

Tercatat 115 Tempat Wisata di Kabupaten Bima, Sayangnya Anggaran Penataan Nihil

Drs Abdul Haris
Drs Abdul Haris
 

BimaNews.id, BIMA-Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bima mencatat sebanyak 115 destinasi wisata di Kabupaten Bima. Dari jumlah tersebut, hanya tiga tempat wisata yang memiliki retribusi untuk daerah.

Kabid Pemasaran Dispar Kabupaten Bima, Drs Abdul Haris S Sos, tiga tempat wisata tersebut yakni, Pantai Lariti di Kecamatan Sape, Oi Wobo Kecamatan Wawo dan Oi Marai Kecamatan Tambora. Sementara 112 tempat wisata lain, sedang dipromosi. Baik melalui media sosial maupun sebaran brosur atau buku tentang profil wisata.

"Itu bagian langkah kami untuk memperkenalkan objek wisata Bima pada masyarakat luas,"  jelasnya Haris, Kamis (3/6).

Namun, untuk menarik minat wisatawan, tempat wisata harus ditata dengan baik. Sehingga, dibutuhkan bantuan anggaran, baik dari Pemerintah Provinsi maupun pusat.

"Kalau sudah kelihatan indah dan rapi, tentu menjadi daya tarik bagi para pengunjung," bebernya.

Keberadaan tempat wisata di Bima menurut dia, sangat diminati wisatawan lokal maupun luar daerah. Selain sebagai daerah transit, juga memiliki tempat wisata yang menarik.

"Bila dikelola dengan baik, pemerintah bisa lebih banyak meraup Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pariwisata. Masalahnya, anggaran untuk penataan wisata, nihil," keluhnya. (jul)

Sabtu, 10 April 2021

Peringati HUT Kota Bima, Disparpora Gelar Bakti untuk Pantai

Sampah
Sampah plastik yang ditemukan di dasar laut Kolo Kota Bima oleh penyelam , saat bersih-bersih pantai
 

BimaNews.id,KOTA BIMA-Memperingati HUT Kota Bima ke-19, Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kota Bima menggelar Beach and Underwater Clean Up Race.

Kabid Promosi Disparpora Kota Bima, Buana Eka Putra menjelaskan,  kegiatan menyambut HUT Kota Bima diadakan di Pantai Kolo, Jumat (9/4). Sebagai bakti masyarakat terhadap pantai. Selain melibatkan aparat pemerintah, juga  masyarakat umum serta siswa sekolah semua tingkatan.

‘’Selain membersihkan di bibir pantai, kita juga menyasar sampah di bawah laut, dimotori Bima Dive, Bima Scuba dan Kopa Mbojo,’’ sebut Buana.

Organisasi penyelam di Kota Bima membersihkan sampah di bawah laut. Supaya  tidak mengotori terumbu karang dan keindahan bawah laut Kolo.

Dari bakti sosial itu diakui, banyak sampah yang dikumpulkan. Mulai sampah di pinggir pantai, hingga dari bawah laut.

"Saya lebih kuatir melihat sampah plastik yang banyak di dasar laut. Tentu mengancam kelangsungan biota laut, " kuatirnya.

Beach and Underwater Clean Up Race sebut Buana  disponsori sejumlah BUMN. Diantaranya, Bank NTB Syariah, BNI Bima, Pelindo III, PT Pegadaian, KPP Pratama Raba Bima, PT. Pertamina (Persero) Bima, Bank Mandiri, GRAB Bima, PT Gudang Garam Tbk, Bank Syariah  Indonesia dan Bank BTN .

Selain mengumpulkan sampah, juga ada lomba yang diikuti peserta. SDN 68 sebagai juara 1 pengumpul sampah terbanyak, diikuti SDN 34 dan TPQ Istiqomah di kelompok beregu.

Di kelompok perseorangan diraih oleh Zahira diikuti Gito dan Sahrul sebagai pengumpul sampah terbanyak. Selama kegiatan peserta dan pengunjung disuguhi dengan pentas seni dari Sanggar Budaya Temba Kolo. Mereka menampilkan tarian tradisional dan penampilan dari grup musik Jelajah Kolo yang mengusung musik etnis dengan Bahasa Kolo. (tin)

 

Selasa, 09 Maret 2021

Panorama Alam Kelurahan Dodu Seperti Perpaduan Bali dengan Lombok

Kelurahan Dodu

Area persawahan di Kelurahan Dodu yang berbentuk terasering.

 

BimaNews.id,KOTA BIMA-Kelurahan Dodu, Kecamatan Rasanae Timur dianggap layak menjadi desa atau kelurahan wisata. Kelurahan di bagian timur Kota Bima ini memilik sejumlah potensi, terutama agro wisata.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Bima Ir H Zulkifli MAP mengatakan, panorama alam di Kelurahan Dodu seperti perpaduan antara Bali dan Lombok. Memiliki keunikan dari sisi kultur budaya dan keindahan alam.

“Sangat layak Dodu ini dijadikan desa atau kelurahan wisata, bila melihat potensi yang ada,” ujarnya.

Beberapa keindahan yang dimiliki Kelurahan Dodo, diantaranya, hamparan sawah terasering. Keindahan sawah seperti itu sama seperti yang ada di Bali.

Belum lagi kawasan sekitar kelurahan dikelilingi pegunungan. Semakin mendukung sebagai daerah wisata agro.

Bila naik ke atas, mata akan disejukkan dengan pemandangan keindahan kota dengan hamparan sawah.

“Sangat cantik kalau kita naik ke perbukitan sekitar Dodu,” kata mantan kepala Dinas Perhubungan Kota Bima ini saat ditemui di ruang kerjanya. 

Di Dodu sebutnya, memilik air yang berlimpah. Sangat pas dijadikan wisata pemancingan. Serta sangat pas kalau dibangun pemandian dengan nuansa alam.

“Kondisi alam ini sama seperti yang dimilik Narmada Lombok Barat,” ungkap Zulkifli.

Untuk mengembangkan daerah tersebut lanjutnya, diperlukan kerjasama. Bukan hanya Dinas Pariwisata. Misalanya, dinas perikanan mengembangkan potensi perikanan dan lainnya.

Dinas Periwisata kata dia, akan meyiapakan infrastruktur penunjang lain. Serta meningkatkan kemampuan warga sekitar menjadi pemandu wisata.

“Kalau semua bergerak, pasti Dodu akan sangat cantik dan menjadi wisata andalan Kota Bima,” optimisnya.

Zulkifli mengaku, saat ini pihaknya sudah menyiapkan cikal bakal desa wisata tersebut. Dengan membentuk kelompok sadar wisata. “Nanti, mereka akan menjadi penggerak dalam pembentukan kawasan tersebut,” pungkasnya. (nk)

Jumat, 08 Januari 2021

Musim Hujan, Sampah Menumpuk di Pantai Lawata

Bersihkan Sampah
Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup dan Komunitas Doro Londa membersihkan sampah di Pantai Lawata, Jumat (8/1).
 


KOTA BIMA-Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Bima membersihkan sampah yang menumpuk di Pantai Lawata. Bersih-bersih pantai itu melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Komunitas Doro Londa.

"Bersih-bersih pantai kita pusatkan di bagian barat Lawata," ungkap Kepala Dispar Kota Bima, Ir H Zulkifli MAp usai gotong royong, Jumat (8/1).

Di bagian barat diakui,  sampah selalu menumpuk kiriman dari wilayah Kabupaten Bima. Karena warga diduga kerap membuang sampah di sungai sungai.

Sehingga kata mantan Kepala Dishub Kota Bima ini, saat musim hujan sampah terbawa arus  air sungai ke laut.  Sampah kemudian terdampar di pesisir pantai. Tak terkecuali di pantai Lawata.

Tak heran beragam jenis sampah menumpuk di icon kebanggaan warga Kota Bima ini. Mulai dari ranting pohon, batang kayu maupun sampah plastik.

"Kita sangat berharap ada keadaran  warga tidak lagi membuang sampah sembarangan. Agar tercipta lingkungan yang  sehat dan bersih," harap alumni UNHAS Makassar ini.

Selain di Lawata, Dispar akan menyisir beberapa kawasan wisata untuk  pekan depan. Supaya tempat wisata bersih dari sampah untuk kenyamanan bagi wisatawan saat berkunjung.

"InsyaAllah membersihkan kawasan wisata akan menjadi rutinitas kami," tandas Aji Zul ini. (cr-jul).

 

Senin, 28 Desember 2020

Hindari Kerumunan, Sistem Buka-Tutup untuk Pengunjung Pantai Lawata

Pantai Lawata
Pantai Lawata (Google)
  

BimaNews.id,KOTA BIMA-Liburan tahun baru 2021 diperkirakan terjadi lonjakan pengunjung pada sejumlah tempat wisata di Kota Bima. Termasuk di kawasan Pantai Lawata.

Pengelola objek wisata Pantai Lawata akan memperketat aturan berkunjung.  Akan memberlakukan sistem buka-tutup, untuk mencegah kerumunan sehingga  tidak terjadi penularan Covid-19.

Koordinator Pengelola dan Keamanan Pantai Lawata, Suhardin mengatakan, para pengunjung diwajibkan mentaati protokol kesehatan (Prokes) Covid-19. Wajib mengenakan masker dan Prokes lain.

Mengantisipasi terjadi kerumunan pengunjung di objek wisata tersebut, akan diberlakukan sistem buka tutup selama 5 hingga 10 menit. Untuk mengatur pengunjung yang keluar masuk Pantai Lawata. 

Sementara untuk keamanan pengunjung, Suhardin mengaku, telah mengajukan suratkepada Pemerintah Kota Bima, melalui Dinas Pariwisata.Pemkot diharapkan berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk membantu mengamankan dan menjaga pintu keluar masuk Pantai Lawata. (tin)

 

Senin, 16 November 2020

Nyaris Tak Ikut, Karena Kendala Biaya

Ayu Sukasari
JUARA: Ayu Sukasari, mahasiswi STKIP Yapis Dompu keluar sebagai pemenang Duta Pariwisata NTB 2020. Foto: IST

 

MATARAM-Mahasiswi STKIP Yapis Dompu, Ayu Sukasari keluar sebagai pemenang Duta Remaja Pariwisata NTB 2020. Mahasiswi asal Dusun Finis, Desa Hu’u, Kecamatan Hu’u ini berhasil mengungguli sejumlah finalis dari berbagai kota/kabupaten di NTB.

Prestasi yang diraih satu dari empat wakil Kabupaten Dompu ini tidak disangka. Sebab, mahasiswi Prodi Bahasa Inggris ini sebelumnya terancam tidak ikut, karena kendala biaya. Bahkan biaya itu diperoleh dari hasil galang dana.

“Bukan sekadar biaya transportasi, tapi, juga untuk kebutuhan selama lomba. Supaya dia bisa ikut, saya galang dana,” kata Jamaah, Dosen Bahasa Inggris, STKIP Yapis pada Radar Tambora.

Ayu kata dia, berasal dari keluarga kurang mampu. Kedua orangtuanya hanya berprofesi sebagai penjual bakso di desa. Kedua orang tuanya masuk sebagai penerima PKH dan beras miskin.

“Dia bisa ikut Duta Remaja Pariwisata NTB, karena sebelum dia pernah menjuarai Duta Dedare tahun 2019,” jelas pria asal Desa Daha, Kecamatan Hu’u ini.

Putri sulung dari dua bersaudara buah pernikahan Yamin M Abas dan Hasnah ini sudah diprediksi bakal menjuarai kontestasi tersebut. Selain cantik dan tinggi, Ayu dikenal sebagai anak yang pintar dan cerdas.

“Saya gak ragu kalau dia ikut duta pariwisata,” tutur dosen yang juga sebagai Pemerhati Wisata ini.

Puncak pemilihan Duta Remaja Pariwisata NTB 2020 berlangsung di Taman Budaya NTB, Sabtu malam (14/11). Diikuti lebih dari puluhan finalis dari berbagai kota di NTB.

Dalam kontestasi itu Kabupaten Dompu mengirim empat peserta. Selain Ayu Sukasari, juga terdapat Ahmad, Jihad dan Putri Wulandari. Namun, hanya Ayu yang berhasil keluar sebagai pemenang.

Ayu dan para pemenang lain akan dikirim ke kontes internasional yaitu,bLittle Miss dan Mister Pacific World NTB 2020, Mister dan Miss Teen Pacific World NTB 2020, C Plan Kids Supermodel NTB 2020, Miss, Little Miss dan Mister Ultracontinental NTB 2020. Kemudian, Mister Tourism Globe NTB 2021, Mister dan Miss Tourism Culture dan Universe NTB 2021, Mister Supra Global NTB 2021, Mister Universe Indonesia NTB 2020, Mister Landscape Indonesia 2020 (Aziz Basangga) Miss Ocean Indonesia NTB 2020 (Azizah) dan Mister Teen International NTB 2021.

Ketua Yapis Dompu, Arman Anwar SE mengapresiasi prestasi yang diraih Ayu Sukasari. Prestasi ini menurut dia, suatu kebanggaan bagi Kampus STKIP Yapis dan Kabupaten Dompu.

“Semoga di kontes berikutnya dia bisa kembali mengharumkan nama STKIP Yapis dan Bumi Nggahi Rawi Pahu,” harapnya. (jw)

Nyaris Tak Ikut, Karena Kendala Biaya

[caption id="attachment_2208" align="alignnone" width="720"]Ayu Sukasari JUARA: Ayu Sukasari, mahasiswi STKIP Yapis Dompu keluar sebagai pemenang Duta Pariwisata NTB 2020. Foto: IST[/caption]

 

MATARAM-Mahasiswi STKIP Yapis Dompu, Ayu Sukasari keluar sebagai pemenang Duta Remaja Pariwisata NTB 2020. Mahasiswi asal Dusun Finis, Desa Hu'u, Kecamatan Hu'u ini berhasil mengungguli sejumlah finalis dari berbagai kota/kabupaten di NTB.

Prestasi yang diraih satu dari empat wakil Kabupaten Dompu ini tidak disangka. Sebab, mahasiswi Prodi Bahasa Inggris ini sebelumnya terancam tidak ikut, karena kendala biaya. Bahkan biaya itu diperoleh dari hasil galang dana.

"Bukan sekadar biaya transportasi, tapi, juga untuk kebutuhan selama lomba. Supaya dia bisa ikut, saya galang dana," kata Jamaah, Dosen Bahasa Inggris, STKIP Yapis pada Radar Tambora.

Ayu kata dia, berasal dari keluarga kurang mampu. Kedua orangtuanya hanya berprofesi sebagai penjual bakso di desa. Kedua orang tuanya masuk sebagai penerima PKH dan beras miskin.

"Dia bisa ikut Duta Remaja Pariwisata NTB, karena sebelum dia pernah menjuarai Duta Dedare tahun 2019," jelas pria asal Desa Daha, Kecamatan Hu'u ini.

Putri sulung dari dua bersaudara buah pernikahan Yamin M Abas dan Hasnah ini sudah diprediksi bakal menjuarai kontestasi tersebut. Selain cantik dan tinggi, Ayu dikenal sebagai anak yang pintar dan cerdas.

"Saya gak ragu kalau dia ikut duta pariwisata," tutur dosen yang juga sebagai Pemerhati Wisata ini.

Puncak pemilihan Duta Remaja Pariwisata NTB 2020 berlangsung di Taman Budaya NTB, Sabtu malam (14/11). Diikuti lebih dari puluhan finalis dari berbagai kota di NTB.

Dalam kontestasi itu Kabupaten Dompu mengirim empat peserta. Selain Ayu Sukasari, juga terdapat Ahmad, Jihad dan Putri Wulandari. Namun, hanya Ayu yang berhasil keluar sebagai pemenang.

Ayu dan para pemenang lain akan dikirim ke kontes internasional yaitu,bLittle Miss dan Mister Pacific World NTB 2020, Mister dan Miss Teen Pacific World NTB 2020, C Plan Kids Supermodel NTB 2020, Miss, Little Miss dan Mister Ultracontinental NTB 2020. Kemudian, Mister Tourism Globe NTB 2021, Mister dan Miss Tourism Culture dan Universe NTB 2021, Mister Supra Global NTB 2021, Mister Universe Indonesia NTB 2020, Mister Landscape Indonesia 2020 (Aziz Basangga) Miss Ocean Indonesia NTB 2020 (Azizah) dan Mister Teen International NTB 2021.

Ketua Yapis Dompu, Arman Anwar SE mengapresiasi prestasi yang diraih Ayu Sukasari. Prestasi ini menurut dia, suatu kebanggaan bagi Kampus STKIP Yapis dan Kabupaten Dompu.

"Semoga di kontes berikutnya dia bisa kembali mengharumkan nama STKIP Yapis dan Bumi Nggahi Rawi Pahu," harapnya. (jw)

Jumat, 12 Juni 2020

Dinyinyir Netizen, Plt Kadis Pariwisata Klarifikasi soal Pohon Dipasangi Sarung di Pantai Lawata

KOTA BIMA-Kehebohan melanda beranda media sosial, ketika deretan pohon di Kota Bima, tepatnya di Pantai Lawata dipasangi kain sarung. Pohon yang dipasangi sarung itu merupakan sarung tenunan khas Bima dengan berbagai motif,

langsung viral.

Hanya dalam waktu tiga jam,ratusan komentar pun muncul. Sebagian besar netizen nyinyir melihat gambartersebut. Seperti akun Akhyar M Nur, yang mengunggah foto deretan pohon yangdipasangi sarung atau Tembe Nggoli tersebut dengan caption “Maaf, mau tanya.Ini seni apa,? ” tanyanya pada linimasa media sosial miliknya.

Unggahan akun inimendapatkan 323 komentar, hanya dalam waktu kurang dari 30 menit. Belum lagi,akun-akun lain yang juga membuat unggahan yang sama.

Tembe Nggoli merupakan kaintenunan khas  masyarakat Bima, yang memilikinilai ekonomis tinggi.

Tembe Nggoli, biasanyadigunakan perempuan Bima untuk menutup aurat yakni Rimpu. Dalamperkembangannya, Tembe Nggoli semakin tinggi nilainya karena digunakan untukacara adat dan perhelatan budaya skala besar.

Plt Kadis Pariwisata KotaBima, Yuliana melalui Akun Media Sosial Facebook bernama Yuli Ntika menanggapi fotopohon dipasangi sarung  yang viral dimedia sosial langsung membuat klarifikasi.

Dalam dinding linimasanya,Yuliana mengatakan bahwa tujuan memasang Tembe Nggoli atau Kain Tenun Bima diLawata adalah bentuk promosi dan kepedulian Dispar terhadap Pengerajin TenunBima yang selama Pandemi Covid-19 mengalami penurunan pendapatan.

“Untuk tujuantersebut maka kami berniat mempromosikan kain Tenun Bima selama tiga hari.Karena banyak pihak yang tidak berkenan terhadap cara yang kami lakukan, makamalam ini juga kami menghentikan kegiatan promosi ini, ” tulis Yuliana.

Diakhir kalimatnya, denganbesar hati Yuliana meminta maaf atas nama Dinas Pariwisata Kota Bima. (tin)

Dinyinyir Netizen, Plt Kadis Pariwisata Klarifikasi soal Pohon Dipasangi Sarung di Pantai Lawata


KOTA BIMA-Kehebohan melanda beranda media sosial, ketika deretan pohon di Kota Bima, tepatnya di Pantai Lawata dipasangi kain sarung. Pohon yang dipasangi sarung itu merupakan sarung tenunan khas Bima dengan berbagai motif,





langsung viral.





Hanya dalam waktu tiga jam,
ratusan komentar pun muncul. Sebagian besar netizen nyinyir melihat gambar
tersebut. Seperti akun Akhyar M Nur, yang mengunggah foto deretan pohon yang
dipasangi sarung atau Tembe Nggoli tersebut dengan caption "Maaf, mau tanya.
Ini seni apa,? " tanyanya pada linimasa media sosial miliknya.





Unggahan akun ini
mendapatkan 323 komentar, hanya dalam waktu kurang dari 30 menit. Belum lagi,
akun-akun lain yang juga membuat unggahan yang sama.





Tembe Nggoli merupakan kain
tenunan khas  masyarakat Bima, yang memiliki
nilai ekonomis tinggi.





Tembe Nggoli, biasanya
digunakan perempuan Bima untuk menutup aurat yakni Rimpu. Dalam
perkembangannya, Tembe Nggoli semakin tinggi nilainya karena digunakan untuk
acara adat dan perhelatan budaya skala besar.





Plt Kadis Pariwisata Kota
Bima, Yuliana melalui Akun Media Sosial Facebook bernama Yuli Ntika menanggapi foto
pohon dipasangi sarung  yang viral di
media sosial langsung membuat klarifikasi.





Dalam dinding linimasanya,
Yuliana mengatakan bahwa tujuan memasang Tembe Nggoli atau Kain Tenun Bima di
Lawata adalah bentuk promosi dan kepedulian Dispar terhadap Pengerajin Tenun
Bima yang selama Pandemi Covid-19 mengalami penurunan pendapatan.





"Untuk tujuan
tersebut maka kami berniat mempromosikan kain Tenun Bima selama tiga hari.
Karena banyak pihak yang tidak berkenan terhadap cara yang kami lakukan, maka
malam ini juga kami menghentikan kegiatan promosi ini, " tulis Yuliana.





Diakhir kalimatnya, dengan
besar hati Yuliana meminta maaf atas nama Dinas Pariwisata Kota Bima. (tin)


Minggu, 23 Februari 2020

Mesin Air Rusak, Kolam Lawata Belum Berfungsi

Kota Bima, Radarbima.com—Kolamrenang di kawasan Pantai Lawata sudah selesai dibangun. Namun, kolamtersebut  belum berfungsi, karena mesin air rusak

KadisPariwisata Kota Bima, Sunarti S Sos mengaku, wahana kolam renang di Lawatabelum bisa digunakan. Pihaknya tidak bisa memasok air ke kolam renang karenamesin penyedot air di Lingkungan Kadole, rusak.

“Sayamendapatkan penjelasan dari Dinas PUPR, mesin air rusak, ” katanya.

Mesin airkini, sudah dibeli, sedang dipasang.  Pihaknya juga sedang menambah dayalistrik.

Sunartimembantah, Lawata tidak memiliki pasokan air. Selama ini lancar, karena mesinair rusak, suplay air ke Lawata dan Masjid Terapung terhambat.

“PerencanaanLawata sudah sejak 2018. Termasuk kajian terhadap kebutuhan air, ”terangnya.

Direncanakan,kolam akan mulai berfungsi pada Februari, setelah pemasangan mesin danpenambahan daya listrik. (tin)

Mesin Air Rusak, Kolam Lawata Belum Berfungsi






Kota Bima, Radarbima.com—Kolam
renang di kawasan Pantai Lawata sudah selesai dibangun. Namun, kolam
tersebut  belum berfungsi, karena mesin air rusak





Kadis
Pariwisata Kota Bima, Sunarti S Sos mengaku, wahana kolam renang di Lawata
belum bisa digunakan. Pihaknya tidak bisa memasok air ke kolam renang karena
mesin penyedot air di Lingkungan Kadole, rusak.





"Saya
mendapatkan penjelasan dari Dinas PUPR, mesin air rusak, " katanya.





Mesin air
kini, sudah dibeli, sedang dipasang.  Pihaknya juga sedang menambah daya
listrik.





Sunarti
membantah, Lawata tidak memiliki pasokan air. Selama ini lancar, karena mesin
air rusak, suplay air ke Lawata dan Masjid Terapung terhambat.





"Perencanaan
Lawata sudah sejak 2018. Termasuk kajian terhadap kebutuhan air, "
terangnya.





Direncanakan,
kolam akan mulai berfungsi pada Februari, setelah pemasangan mesin dan
penambahan daya listrik. (tin)


Pengunjung Lawata Diklaim Capai Lima Ribu Orang

Kota Bima, Radarbima.com—DinasPariwisata (Dispar) Kota Bima mengklaim, jumlah kunjungan di Lawata mencapailima ribu orang dalam satu pekan.

“Rata-ratadalam satu hari, jumlah kunjungan seribuan orang, ” ungkap KadisPariwisata Kota Bima, Sunarti SSos saat ditemui wartawan di Kantor Pemkot Bimakemarin.

Melonjaknyajumlah pengunjung Lawata saat ini, karena adanya wahana baru yang disiapkanpengelola. Seperti Banana Boat, Jets Air dan Flying Fish .

“Padahal,belum semua bisa dioperasikan karena terkendala soal teknis. Tapi alhamdulillahkunjungan itu terus meningkat, ” akunya.

UntukPendapatan Asli Daerah (PAD) yang berhasil dikumpulkan Dispar dari Lawata, per26 Januari sudah mencapai Rp 67 juta. Angka ini bersumber dari karcis masukLawata dan tarif banana boats.

Dikatakannya,saat ini penarikan karcis masuk Lawata sudah tidak bisa diakali karena sudahmenggunakan sistem elektrik. Sehingga, pemasukan bagi daerah pun jelas.

Untuk tahun2020 ini, Dispar ditargetkan mendapatkan PAD sebesar Rp 380 juta. Naik daritahun sebelumnya, yang hanya Rp 283 juta dan yang terealisasi sebesar Rp 260juta.

“Kamioptimis, tahun ini bisa melebihi dari target PAD. Ini melihat tingkat kunjunganmasyarakat, ” tegas Sunarti.

MantanKasubag Humas era Nor Latif ini juga mengatakan, tidak ingin muluk-mulukmenargetkan hadirnya pengunjung dari luar Bima. Namun, dengan maksimalnyapengunjung dari Bima saja sudah sangat luar biasa.

“Belumlagi nanti kalau kolam sudah kita aktifkan, pasti akan lebih ramai. Semuanyaakan kembali ke daerah, untuk pembangunan bagi masyarakat juga, ”pungkasnya. (tin)

Ad Placement

Kota Bima

Bima

Dompu