Bima News: Headine
Tampilkan postingan dengan label Headine. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Headine. Tampilkan semua postingan

Kamis, 18 Maret 2021

13 Tahun Hilang Kontak dengan Keluarga, TKW Asal Bima Ditemukan di Jordania

Sakinah
Sakinah, TKW asal Bima yang hilang kontak dengan keluarga sekitar 13 tahun
 

BimaNews.id,BIMA-Sudah dianggap meninggal karena sekitar 13 tahun hilang kontak, TKW asal Kabupaten Bima ini akhirnya ditemukan. Namanya, Sakinah, asal Poja, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima. Saat ini bersangkutan berada di Jordania.

Wanita kelahiran 1986 ini, sebelumnya bekerja sebagai TKW di negara Timur Tengah, Jordania sejak 2008 lalu. Bersangkutan dikira telah meninggal oleh keluarganya, karena belasan tahun tak ada kabar berita.   

Kasi Penempatan TKI Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bima Arif Rahman mengatakan, Sakinah ditemukan berdasarkan laporan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Jordania beberapa waktu lalu.

KBRI Jordania kemudian mengabarkan ke Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Mataram. Bahwa di negara setempat, ada warga NTB yang hilang kontak dengan keluarga.

"Tanggal 5 Maret lalu, kami mendapat laporan itu dari BP2MI," akunya, Kamis (18/3).

Setelah mengecek data berdasarkan paspor keberangkatan TKW tersebut kata Arif, Disnakertrans langsung bergerak. Dengan menghubungi Kepala Desa Poja melalui telepon seluler, untuk memastikan apakah Sakinah adalah warga setempat.

"Ternyata benar, dia warga Desa Poja. Bahkan dari pengakuan Kades, Sakinah sudah dianggap meninggal oleh orang tuanya karena sudah lama tidak ada kabar," ungkapnya.

Pasca mendapat kabar itu, Kades Poja lantas memberitahu orang tua Sakinah, kalau putrinya Sakinah, masih hidup di Negara Jordan.

"Setelah mendengar kabar itu, orang tua dan keluarganya langsung menangis. Bahagia, anaknya ditemukan," kisah Arif.

Saat ini, Sakinah sedang diproses untuk dipulangkan. Kapan Sakinah akan tiba di tanah air, Arif belum bisa memastikannya. (cr-jul)

Haris Tewa Sebut Bima Darurat Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak, Terparah se-Indonesia

Haris Tewa
Haris Tewa
 

BimaNews.id,KOTA BIMA-Kasus kekerasan seksual terhadap anak di Bima terparah secara kualitas maupun kuantitas, dibanding daerah lain di Indonesia. Tidak heran Bima disebut dalam kondisi darurat kasus asusila anak. 

Fakta ini diungkap Ketua Pengadilan Negeri (PN) Bima, Haris Tewa kepada sejumlah media disela-sela vaksinasi Covid-19 di PN Raba Bima.

Dalam enam bulan terakhir  kata dia, trend kasus asusila terhadap anak terus meningkat. Bahkan diawal tahun 2021, grafiknya melonjak tinggi.

Kasus asusila terhadap anak di Bima  bebernya, selain banyak juga termasuk sadis. Seperti kasus di Kelurahan Tanjung,  korban tidak hanya diperkosa, tapi kemudian dibunuh. Saksinya adalah adik korban yang juga masih berusia anak.

"Selama saya menjadi hakim ketua di sejumlah daerah, di Bima saya temukan kasus paling parah. Bima darurat kasus anak. Paling parah di Indonesia saya rasa, " tandasnya.

Saat ini di Bima tidak membutuhkan imbauan, hujatan atau saling kritik  dari pihak-pihak yang memiliki kewenangan. Tetapi, harus duduk bersama untuk merumuskan solusi dan lanhkah kongkrit untuk mengatasi masalah ini.

"Kami hanya menerima akibat. Yang mengambil kebijakan, yang memiliki kewenangan membuat peraturan  seperti Legislatif dan Eksekutif  yang mengambil peran besar, "  ingat Haris.

Disarankan, pemerintah segera merumuskan aturan seperti,  membatasi jam malam bagi anak untuk beraktivitas di luar rumah.  ermasuk, keaktifan sejumlah lembaga yang bergerak di ruang anak dan perempuan untuk terus memberikan pendampingan.

Bukan hanya ketika ada kasus seperti saat ini, tapi intens meski tanpa kondisi viral seperti sekarang.

"Stop imbauan, tapi tunjukkan aksi nyata. Kami siap dilibatkan untuk merumuskan aturan khusus dalam mengatasi kasus anak ini,"  ujarnya. (tin)

Selasa, 16 Maret 2021

Lagi Indehoy di Rumah Kosong, Pasangan Selingkuh Digerebek Warga

Selingkuh
Ilustrasi
 

BimaNews.id,BIMA-Lupa dengan status sebagai suami dan isteri orang, oknum FH, 30 tahun dan AN, 30 tahun warga Desa Roka Kecamatan Belo digerebek warga. Mereka tertangkap basah sedang berbuat indehoy di rumah kosong.

Kasat Reskrim Polres Bima IPTU Adhar SSos mengatakan, penggerebekan itu terjadi pada Senin malam (15/3) sekitar pukul 21.30 Wita. Pasangan selingkuh itu digerebek warga di rumah kosong milik Hidayat, warga desa setempat.

"Sekarang mereka sudah diamankan di Polres Bima," kata Adhar.

Hubungan cinta terlarang dua orang ini dicurigai waga setempat. Ketika mereka ke rumah kosong, dibuntuti sejumlah warga.

"Warga yang melihat itu langsung memberitahukan ke warga lain," ujarnya.

Warga yang geram dengan perbuatan mereka lantas mendobrak pintu rumah tersebut. Benar saja, keduanya ditemukan sedang asyik berbuat mesum.

Beberapa warga lain juga melempar rumah tersebut, meminta pasangan selingkuh itu untuk turun dari rumah.

"Dua sejoli itu langsung digelandang warga ke rumah Kepala Desa Roka," katanya.

Anggota Polsek Belo dan Polres Bima yang mendengar kejadian itu menuju ke lokasi untuk mengamankan pasangan mesum tersebut.

"Untuk menghindari reaksi warga, mereka langsung di bawa ke Polres Bima," pungkasnya. (jw)

 

Jumat, 12 Maret 2021

Lahan Pemkot Untuk Kampus IAIN di Sambinae Hanya Tersedia 4 Hektare

Lahan
Inilahan lokasi yang  akan dijadikan lahan untuk pembangunan Kampus IAIN di Bima

 

BimaNews.id,KOTA BIMA-Lahan untuk pembangunan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bima, yang disebut 10 hektare, di lapangan berbeda. Dari penelusuran, ternyata baru ada 4 Hektare yang dimiliki Pemerintah Kota Bima. Sisanya, masih milik warga.  

Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas  mengatakan, Pemkot Bima telah menyiapkan lahan 10 Hektare untuk pembangunan kampus IAIN. 

"Awalnya mau dikasi 5 hektare, tapi diralat jadi 10 hektare, " sebut Cholil saat di halaman Kantor Kemenag Kota Bima, Jumat (12/3). 

Informasi soal luas lahan ini didapat  dari Lurah Sambinae, Amiruddin. Kata dia, luas lahan milik Pemkot di Sambinae hanya 4 hektare. Sementara  6 hektare masih status lahan warga, berupa kebun dan tegalan. 

Rencana pembangunan Kampus IAIN di Sambinae akunya,  sudah lama didengar. Sejak kepemimpinan Wali Kota HM Nur A Latif (almarhum).

Warga Sambinae katanya,  merespon positif rencana pembangunan kampus IAIN. Karena nanti pasti akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi baru bagi masyarakat sekitar. 

"Warga senang dengan rencana ini, karena pasti akan berdampak positif bagi ekonomi masyarakat sekitar," pungkasnya.

Plt Kabag Prokopim Pemkot Bima, Dian Fitriany dikonfirmasi terpisah via ponsel menjelaskan, lahan untuk kampus IAIN itu ada di dua tempat terpisah. 

Lahan pertama di Sambinae,  eks lahan relokasi seluas 4 Hektare tersebut. Sedangkan sisanya, terletak di Kelurahan Rontu dengan luas sekitar 6 Hektare. Sehingga totalnya 10 hektare. 

"Nanti, akan ada kampus 1 dan kampus 2," jelas Dian. 

Soal syarat Kemendikbud luas lahan untuk pembangunan  PTN 30 Hektare, menurut Dian, itu aturan untuk PTN di bawah Kementerian Pendidikan. Sedangkan IAIN, berada di bawah naungan Kementerian Agama. Sehingga prasyarat lahan yang ditetapkan berbeda. (tin)

 

Terima Penyerahan Aset Tanah dari Pemkot, Menteri Agama Tinjau Lahan untuk Kampus IAIN Bima

Penyerahan Aset
Wali Kota Bima, H Muhamamd Lutfi menandatangani serah terima aset Pemerintah Kota Bima kepada Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bima, Jumat (12/3).

KOTA BIMA-Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas berkunjung ke Kota Bima. Kehadiranya untuk menerima penyerahan aset dari Pemerintah Kota Bima kepada Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bima.

Menteri Agama tiba di Kota Bima sekitar pukul 11.00 Wita bersama Gubernur NTB, Dr Zulkieflimansyah, Bupati Bima Drs Dahlan M Nur dan Wali Kota Bima, H Muhammad Lutfi SE. Serah terima aset berlangsung di Halaman Kantor Kemenag Kota Bima, Jumat (12/3).

Beberapa aset yang diserahkan ke Kemenag Kota Bima diantaranya, berupa tanah yang ditempati Kantor Kemenag Kota Bima, KUA Asakota, KUA Rasanae Timur dan KUA Raba.

Kepala Kantor Kemenag Kota Bima, H Ahmad Taufik SAg MM mengatakan, kehadiran Menteri Agama atas undangan dari Wali Kota Bima, H Muhammad Lutfi SE. Selain menyerahkan sejumlah aset, wali kota juga menyiapkan lahan untuk pembangunan Kampus IAIN Bima, berlokasi di Sambinae.

"Kami sampaikan apresiasi luar biasa pada pemerintah Kota Bima. Ini merupakan bentuk kerjasama dan komitmen dalam membangun daerah, " ujar Ahmad.

Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas juga menyampaikan apresiasi yang luar biasa kepada wali kota, telah menyerahkan aset untuk Kemenag Kota Bima.

Yaqut mengaku, Pemkot bahkan memberikan satu madrasah untuk Kemenag.

"Selain tanah, pak wali kota juga berikan madrasah. Ini bentuk keseriusan pemerintah memajukan dunia pendidikan, " ungkapnya.

Yaqut mengaku, Pemerintah Kota Bima telah  menyiapkan lahan seluas 10 hektare untuk pembangunan Kampus IAIN Bima.

"Apapun yang diminta pak Lutfi, pasti saya kasi. Tapi ya itu, harus kasi juga yang kita minta, " ujar Yaqut dengan nada kelakar.

Rencana pembangunan Kampus IAIN kata dia, telah dilaporkan ke Gubernur NTB. Ia meyakini, jika kampus IAIN berdiri di Kota Bima. Itu  bukan mustahil melihat latar belakang orang Bima yang sangat mengedepankan pendidikan.

"Saya tanya pak wali waktu beliau temui saya di Jakarta, sudah ada profesornya nggak untuk guru besarnya?. Pak wali jawab, banyak dan hari ini telah dibuktikan di depan saya, " kata Yaqut.

Diakhir sambutannya, Yaqut meminta seluruh jajaran Kemenag terus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas. Semangat untuk membangun dan maju harus dijaga, tidak bersifat sesaat.

"Ini harus jadi tonggak awal bagi Bima. Membangun dunia pendidikan yang lebih maju, " tandasnya.

Tinjau Lahan
Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas didampingi Gubernur NTB, Wali Kota Bima, Wakil Wali Kota Bima dan sejumlah pejabat lain meninjau lahan untuk pemmbangunan Kampus IAIN Bima di Sambinae, Kota Bima


Usai seremonial serah terima aset di Halaman Kantor Kemenag Kota Bima, Menteri Agama bersama rombongan salat jumat bersama di Masjid Nur Latif Pemkot Bima. Menteri bersama rombongan meninjau lahan untuk pembangunan kampus IAIN Bima di Sambinae.

Saat itu Yaqut meminta kepastian soal lahan dan tegalan sebagai lokasi pembangunan Kampus IAIN tidak masuk dalam kawasan hutan negara.

Ketika ditanya soal kelayakan lahan, Yaqut mengaku,  sangat layak. Apalagi pemandangan di lokasi tersebut bisa melihat  seluruh wilayah Kota Bima.

Karena saat itu hujan, rombongan menteri tidak lama berada di lokasi yang dipersiapkan untuk kampus IAIN. Menteri melanjutkan perjalanan ke bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima untuk kembali ke Jakarta. (tin)

Ad Placement

Kota Bima

Bima

Dompu