Protes Gas Elpiji Subsidi Dijual Rp 35 Ribu, Warga Lambu Blokade Jalan - Bima News

Selasa, 09 Agustus 2022

Protes Gas Elpiji Subsidi Dijual Rp 35 Ribu, Warga Lambu Blokade Jalan

Blokade
Jalan provinsi di Desa Soro, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima diblokade warga yang memprotes gas elpiji kemasan 3 kilogram langka, ditingkat pengecer di jual Rp 35 ribu  per tabung, Selasa (9/8)  
 

bimanews.id, Bima-Puluhan warga dari beberapa desa di Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima memblokade jalan provinsi, tepatnya di depan Kantor Desa Soro, Selasa (9/8). Mereka protes gas elpiji 3 Kilogram (Kg) langka dan harganya Rp 35 ribu per tabung.

Aksi warga itu dimulai pukul 09.00 hingga pukul 11.30 Wita. Jalan baru dibuka setelah rombongan dari Bagian Ekonomi Setda Bima Haerul Jaya Muslimah, SH, Direktur PT Bima Indah Gemilang Agus Rusmanto dan Manajer PT Putra Bima Raksasa Agung Utama, Wildan tiba di lokasi.

Reaksi warga dipicu peredaran gas elpiji subsidi pemerintah kemasan 3 Kg sulit ditemukan di pangkalan.  Mereka juga memprotes harga jual di pengecer hingga Rp 35 ribu per tabung.

Warga Desa Soro, Takim mengeluhkan,  harga gas elpiji di tingkat pengecer yang mahal. Saat ini rata-rata dijual Rp 35 ribu per tabung. "Tadi pagi saya beli satu tabung seharga Rp 35 ribu," akunya di hadapan wakil Bagian Ekonomi dan agen.

Hal senada juga disampaikan Nadira dan Mukhlis  soal harga jual gas elpiji yang mencekik. ‘’Stok gas elpiji di pangkalan resmi hanya sesaat. Begitu turun dari mobil agen langsung habis.

"Kita hanya dapat gas elpiji di pangkalan kalau kebetulan ketemu saat bongkar. Setelah itu pasti dikatakan habis. Mereka prioritas pada keluarga yang jadi pengecer," duga Mukhlis.

Beberapa bulan lalu, muncul reaksi serupa dari warga setempat soal harga elpiji yang melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET). Saat itu antara pangkalan dengan warga sepakati harga jual Rp 23 ribu per tabung.

Untuk wilayah Kecamatan Lambu HET beda dengan wilayah perkotaan. HET di Kecamatan Lambu sedikit naik.

"HET di Lambu dari agen ke pangkalan 14.750 ribu dan dari pangkalan ke masyarakat 15.759 ribu," jelas Direktur PT Bima Indah Gemilang Agus Rusmanto kepada warga di Lambu.

Bagian Ekonomi Pemkab Bima, Haerul Jaya Muslimah, SH, meminta warga agar melaporkan kepada pihaknya,  bila ada pangkalan menjual di atas HET.

"Laporkan kepada kami disertai bukti. Nanti kami akan rekomendasikan izin usaha pangkalan nakal itu  dicabut," tandasnya.

Gas elpiji subsidi  jelasnya, diperuntukan pada warga miskin dan pelaku UMKM. "Apabila masih ada warga yang tidak berhak menggunakan elpiji subsidi,  agar beralih menggunakan elpiji non subsidi," harapnya.

Camat Lambu Drs. M.Sidik, menilai ada mekanisme penyaluran yang salah yang harus ditindaklanjuti dari penderitaan masyarakat yang belum ditunjukkan agen maupun pemerintah daerah.

Pemilik pangkalan Bahtiar, mengaku membeli ke agen seharga Rp 14.750 ribu per tabung dan menjual ke masyarakat dengan harga Rp 22 ribu per tabung.

Pengakuan Bahtiar ini menuai sorakan dari warga yang masih memadati halaman Kantor Desa Soro itu.

Warga meminta pemerintah dan agen mencabut izin pangkalan nakal yang menjual melampaui HET itu.

Lain lagi pengakuan pemilik pangkalan asal Desa Malayu, Sofiah. Dia malah membongkar praktek di luar aturan oleh oknum supir dan kernet agen penyalur.

"Saya kasih ke supir dan kernet  1.250 ribu per tabung dan uang makan Rp 20 ribu," bebernya.

Hal itulah kata dia yang menjadi alasan menaikan harga jual gas elpiji ke masyarakat. "Banyak pengeluaran kita yang tidak terduga," tuturnya.

Puluhan warga bubar dengan sendirinya setelah mencapai kesepakatan bersama dengan pemilik pangkalan. Hasil kesepakatan yaitu harga jual Elpiji subsidi pada masyarakat senilai Rp 20 ribu per tabung. (fir)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda