Pengerjaan Gedung Bank NTB Syariah Diduga Asal-asalan - Bima News

Kamis, 14 Juli 2022

Pengerjaan Gedung Bank NTB Syariah Diduga Asal-asalan

Bank NTB
Gedung Bank NTB Syariah yang sedang di bangun di Desa Tente, Kecamatan Woha oleh PT Putra Lintas
 

BimaNews.id, Bima-Dua paket proyek pembangunan gedung Bank NTB Syariah di Kecamatan Woha dan Bolo diduga dikerjakan asal-asalan oleh kontraktor pemenang tender. Gedung Bank NTB di Woha dikerjakan PT Putra Lintas, sedangkan di Bolo oleh PT Tiga Zet Perkasa.

Proyek dengan nilai kontrak Rp 11,9 miliar lebih itu tembok bagian depan tidak diaci. Tapi langsung ditutup dengan ACP.

Sedangkan pada pekerjaan beton balok lantai 1 maupun lantai 2, belum difinishing. Hendak ditutup dengan pekerjaan plafon.

Saat ini item pekerjaan plafon baru tahap pemasangan rangka baja ringan jenis hollow. Diduga hollow yang digunakan tidak sesuai standar,  baik ukuran maupun spesifikasi. Tidak tertulis merk dan ukuran.

Kontraktor pelaksana, Rusdin H. Adnan mengakui pekerjaan Aci pada tembok bagian depan gedung tidak diplester, langsung ditutup dengan ACP.

"Memang belum diaci karena tidak kelihatan. Pekerjaan Aci hitungannya terpisah," katanya dihubungi via WhatsApp, Kamis (14/7).

Ditanya apa pekerjaan pemasangan tembok, plesteran dan aci tidak satu paket? Tidak ada jawaban.

Menyoal item pekerjaan pemasangan rangka plafon menggunakan baja ringan jenis hollow diduga tidak sesuai standar?  Dijelaskan, hollow itu dibeli di depan kantor Bank BNI 46 Bima.

Soal balok beton lantai 1 dan lantai 2 belum difinishing, itu akan dikerjakan nanti. "Yang belum diplester, nanti akan diplester. Kaitan pekerjaan tersebut silakan langsung tanyakan pada konsultan pengawas. Mereka keras, tidak mungkin kami lewati item pekerjaan," ujarnya.

 

Proyek di Bolo Diduga Salahi Spek

 

Kondisi yang sama juga terjadi pada pekerjaan gedung Bank NTB Syariah di Kecamatan Bolo. Proyek senilai Rp 5,2 miliar lebih yang dikerjakan oleh PT Tiga Zet Perkasa diduga menyalahi spesifikasi. Yakni,  pada item pekerjaan rangka plafon.

Rangka plafon menggunakan baja ringan jenis hollow dengan ukuran yang  diduga tidak standar 2x4 centimeter. Hollow yang digunakan tidak bermerek dan tidak tertera ukurannya.

Dalam kontrak, pekerjaan itu dimulai  tanggal 19 Januari 2022. Dikerjakan selama 180 hari kalender. Selesai 10 Juli 2022 ini.

Namun, hingga Kamis (14/7) sejumlah item pekerjaan belum rampung. Seperti, pekerjaan plafon, pemasangan ubin, pemasangan daun jendela dan pintu, pemasangan paving blok, pekerjaan instalasi listrik, pemasangan ACP bagian depan maupun pekerjaan cat tembok.

Konsultan pengawas Slamet mengaku, pekerjaan harusnya rampung tanggal 10 Juli 2022 ini.

"Tapi ini sudah telat dan kita terus pacu progresnya. Kita sudah addendum, penambahan waktu selama 30 hari, belum kita terima persetujuannya," aku Slamet ditemui di lokasi proyek, Kamis (14/7).

Capaian progres fisik pekerjaan saat ini kata dia sekitar 89 persen.

Bank NTB
Pekerjaan plafon yang diduga salahi Spek dari proyek gedung Bank NTB Syariah KCP Bolo

Soal spek baja hollow yang dipasang tidak tercantum merk SNI dan ukuran, hal itu  diakuinya. "Ini pelajaran bagi kita ke depan," timpalnya.

Untuk pekerjaan atap, telah dipasang spandek ukuran 0,40 milimeter dan reng baja berat dipasang dengan jarak antara yang satu dengan yang lainnya sekitar 2 meter.

"Sudah sesuai perencanaan," katanya.

Disinggung pekerjaan balok Beton yang belum difinishing tetapi sudah ditutup plafon? Kata dia, dalam uraian pekerjaan tidak dianjurkan pekerjaan balok beton difinishing. Hanya balok kolom yang difinishing.

"Pekerjaan yang belum selesai kita upayakan sebelum batas akhir waktu yang ditentukan," ucapnya.

Kuasa pelaksana pekerjaan, A. Khalik dikonfirmasi mengatakan, keterlambatan penyelesaian pekerjaan bisa dilakukan adendum waktu.

Ditanya soal dugaan menyalahi spesifikasi pada item pekerjaan rangka plafon? Tidak diperoleh jawaban meski chat di WhatsApp sudah dibaca. (fir)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda