Puluhan Anak Main Petasan di Kantor Wali Kota Bima - Bima News

Sabtu, 09 April 2022

Puluhan Anak Main Petasan di Kantor Wali Kota Bima

Petasan
Puluhan anak-anak sedang berkumpul meledakan petasan di ruas jalan belakang Kantor Wali Kota Bima, Jum'at pagi (8/4). 



BimaNews.id, KOTA BIMA-Wali Kota Bima telah keluarkan surat edaran (SE)  larangan meledakan petasan di bulan Ramadan. Bahkan telah menurunkan Sat Pol PP untuk razia petasan, untuk memberi ketenangan bagi warga menjalankan ibadah puasa.

Kenyataannya, jual beli petasan masih saja terjadi. Itu terlihat  pada Jumat (8/4) dinihari usai salat subuh, puluhan  anak-anak berkumpul di jalan, belakang Kantor Wali Kota Bima untuk main petasan.

Mereka secara bergantian maupun bersamaan meledakan petasan. Suaranya menggema, memekakan telinga.

Pantauan media ini, setelah petasan habis diledakan, sekitar pukul 06.20 Wita merekapun bubar. Sebagian mengarah ke Kelurahan Lewirato dan sebagian besar ke Kelurahan Penato'i, Kecamatan Mpunda.

Fawwaz warga Penato’i yang ditemui di lokasi mengaku,  bersama dua orang temannya hanya datang untuk menonton. Tidak memiliki uang untuk membeli petasan.

"Tidak ada untungnya juga beli petasan. Mending beli yang bisa dimakan, bikin kenyang," katanya sebelum berlalu dari lokasi tersebut, Jum'at pagi (8/4).

Sementara Lurah Penato'i Kaimudin SPd dikonfirmasi,  tidak menampik aktivitas anak-anak yang meledakan petasan di belakang kantor Wali Kota Bima.

Anak-anak  tersebut kata dia, bukan hanya dari Penato'i,  tapi juga dari sejumlah kelurahan lain. Seperti dari Lewirato, Santi dan Sadia.

"Mereka berkumpul di belakang Kantor Wali Kota,  bersama-sama main petasan," jelasnya 

Pemerintah kelurahan bersama Babinsa dan Babinkantibmas kata dia, telah mengimbau anak-anak dari Kelurahan Penato’i untuk  tidak main petasan di bulan ramadan. Terutama di wilayah pemukiman, agar tidak mengganggu warga yang salat taraweh atau ibadah lain.

Karena dilarang, sehingga mereka pindah ke samping Kantor Wali Kota, karena dianggap jauh dari pemukiman. Padahal suara ledakan petasan tetap mengganggu.

"Namanya anak-anak, susah untuk diatur. Contohnya ini, sudah dilarang, tapi masih saja," sesalnya.

Kaimudin mengaku, akan tetap berusaha mengingatkan anak-anak untuk tidak main petasan. Dengan menemui orang tua, meminta agar menjaga dan mengawasi anak-anak mereka untuk tidak main petasan.

"Karena suara petasan mengganggu warga sekitar yang ingin istrahat usai salat subuh," bebernya.

Sementara Kepala Dinas Pol PP Kota Bima, M Nur dikonfirmasi mengatakan, baru mendapat laporan ada warga meledakan petasan di lokasi tersebut.

Padahal kata dia, di bulan Ramadan mereka sudah razia pedagang yang jual petasan. Banyak pula yang disita Selama  satu pekan terkahir.

"Yang mereka ledakan itu mungkin sisa petasan yang tidak digunakan 2021 lalu. Karena petasan yang dijual pedagang saat ini sudah kami sita semua," tegasnya.

Meski demikian, pihaknya akan tetap menindaklanjuti laporan tersebut. Termasuk meningkatkan razia, patroli malam dan patroli usai salat subuh.

"Sudah banyak petasan yang kami sita selama ramadan. Kami tidak main-main memberantas barang ini," tegas M Nur sembari menunjukan sejumlah petasan hasil razia. (jul)

 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda