Jepang Buka Lowongan Kerja Untuk Tenaga Kesehatan, Digaji Gaji 18 Juta di Luar Tunjangan - Bima News

Senin, 28 Maret 2022

Jepang Buka Lowongan Kerja Untuk Tenaga Kesehatan, Digaji Gaji 18 Juta di Luar Tunjangan

Ruvaidah
Ruvaidah, MT
 BimaNews.id, BIMA- Badan Perlindungan Pekerja Migran (BP2MI) Mataram membuka kesempatan bagi tenaga kesehatan di NTB untuk menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Jepang.

Pendaftaran Program Go To  Jepang untuk bidang perawat dan perawatan tersebut, dibuka secara online sejak 1 Maret lalu hingga 31 Juni 2022 mendatang.

Kabid Binapenta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bima Ruvaidah mengatakan, peserta harus memenuhi sejumlah persyaratan khusus dan umum agar bisa bekerja di Jepang.

Syarat khusus untuk perawat antara lain, maksimal usia 35 tahun, pendidikan DIII/DVI Keperawatan atau SI Keperawatan Ners,  pengalaman kerja sebagai perawat 2 tahun dan memiliki Surat Tanda Resistansi (STR).

"Sementara untuk bidang perawatan, usia minimal 35 tahun, pendidikan akhir DIII/DIV/SI Keperawatan," terangnya.

Atau DIII non keperawatan asalkan memiliki sertifikat kompetensi dari lembaga pelatihan dan melampirkan surat pernyataan bersedia ditempatkan sebagai tenaga perawatan.

Sedangkan persyaratan umum, seperti scan foto KTP, Paspor, ijazah terkahir, scan transkip nilai, surat izin orang tua, kartu pencari kerja, scan SKCK dan lain-lain.

"Jika lolos seleksi, peserta nanti akan mengikuti latihan bahasa Jepang selama 6 bulan di Indonesia dan Jepang secara gratis," Jelasnya beberapa waktu lalu.

Untuk perawat, mereka akan bekerja di Rumah Sakit (RS) Jepang. Dengan kontrak kerja awal selama tiga tahun. Sedangkan di bidang perawatan akan ditempatkan di RS Lanjut Usia (Lansia) dengan masa kontrak kerja awal empat tahun.

"Jika sudah melewati masa kontrak, mereka bisa bekerja hingga masa pensiun. Di sana mereka juga bisa bawa keluarga," terang warga asal Kelurahan Monggonao, Kota Bima ini.

Sementara untuk gaji pokok, kata Ruvaidah lebih besar dibandingkan bekerja di Indonesia. Masing-masing akan terima setiap bulan sekitar Rp 18 juta.

Itu belum termasuk dari pendapatan lain seperti bonus, uang lembur dan beberapa tunjangan lain.

"Tidak hanya gaji yang tinggi, selama bekerja di sana mereka juga akan dapat perlindungan dan jaminan kesehatan dari Indonesia dan Jepang," tandas  magister teknik alumni UGM ini. (jul)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda