Balita 3 Tahun Meninggal Setelah 5 Menit Disuntik di RSUD Kota Bima - Bima News

Kamis, 03 Maret 2022

Balita 3 Tahun Meninggal Setelah 5 Menit Disuntik di RSUD Kota Bima

Balita
Ilustrasi
 

BimaNews.id, KOTA BIMA-Seorang Balita meninggal dunia, Rabu (2/3). Kejadian itu setelah beberapa saat bocah, 3 tahun ini disuntik obat pada selang infusnya, saat dirawat di RSUD Kota Bima.

Balita dari pasangan Fahrizal dan Ririn asal Kelurahan Jatibaru, Kecamatan Asakota ini, menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 20.00 Wita, Rabu (2/3).

Ayah korban, Fahrizal mengatakan anaknya dirujuk ke RSUD Kota Bima karena menderita sakit perut dan mencret. Saat diberikan infus kondisi korban masih terlihat sehat.

"Kemudian datang seorang perawat menuntikan obat melalui selang infus," terangnya, Kamis sore (3/3).

Sekitar 5 menit setelah disuntik, obatnya belum habis, tiba-tiba anaknya kejang-kejang kemudian meninggal dunia.  Melihat kondisi tersebut, ia lantas berteriak memanggil perawat.

"Ketika saya tanya obat apa yang diberikan, mereka bilang disuntik cairan gula karena kadar gula anak saya rendah sekali," ujarnya.

Namun yang menjadi masalah bagi keluarga jelas dia, Tenaga Kesehatan (Nakes) yang bertugas tidak pernah menjelaskan penyakit apa yang diidap anaknya.

"Kami baru diberitahu kadar gulanya turun, ketika sudah meninggal. Malah dikatakan, bisa jadi anak kami lemah jantung gitu," ketus Fahrizal.

Menyinggung sikap yang akan dilakukan atas peristiwa yang dialami, Fahrizal mengaku belum mengetahui. Saat ini masih masih dalam suasana duka.

"Saya belum bisa berpikir apapun sekarang," tandasnya.

Ke depan, ia berharap, pihak RSUD Kota Bima lebih profesional memberikan pelayanan kepada masyarkat. Terlebih  hal ini berkaitan dengan nyawa manusia.

"Semoga tidak ada  pasien lain bernasib seperti anak kami," harapnya.

Dirut RSUD Bima dr Faturrahman mengatakan,  pasien tersebut mengalami Hipoglikemi dan dehidrasi akibat diare.

"Hipoglikemia ini gula darah rendah. Kadar gulanya turun karena dehidrasi," kata dia.

Sehingga diberikan suntikan cairan glukosa untuk menangani Hipoglikemia yang diderita pasien. Karena Hipoglikemi, potensi kematian cukup tinggi.

"Bisa jadi pasien meninggal karena Hipoglikemia. Itu rawan terjadi," bebernya.

Kendati begitu, Jum'at (4/3) besok  Faturrahman akan memanggil dokter dan perawat yang menangani pasien tersebut. Untuk dimintai keterangan soal  protap penanganan yang telah diberikan.

"Jika terbukti mal praktek, akan kami berikan sanksi sesuai regulasi yang berlaku," teganya.

Gambaran sanksi yang akan diberikan Faturrahman enggan berkomentar. Karena hal itu kewenangan bagian profesi masing-masing. (jul)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda