Pelaku Penganiaya Teman Sekelas di SMPN 11 Kota Bima Dikeluarkan Dari Sekolah - Bima News

Minggu, 22 Agustus 2021

Pelaku Penganiaya Teman Sekelas di SMPN 11 Kota Bima Dikeluarkan Dari Sekolah

Rapat
Kepala SMPN 11 Kota Bima, Kepala Disdikbud, Supratman MAp, KPAI dan keluarga korban saat rapat di aula SMPN 11. Rapat itu untuk mengambil keputusan tentang sanksi terhadap kasus penganiayaan yang melibatkan siswa setempat, beberapa waktu lalu.


BimaNews.id, KOTA BIMA-Kasus penganiayaan yang melibatkan siswi SMPN 11 Kota Bima yang viral di Medsos, berbuntut Panjang. Pelaku tidak hanya dilaporkan ke polisi, tapi juga mendapat sanksi dikeluarkan dari sekolah.

Keputusan itu berdasarkan hasil rapat yang dihadiri Kepala SMPN 11 Kota Bima, Kepala Dinas Dikbud Kota Bima, Keluarga korban dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Bima.

Kepala Dinas Dikbud Kota Bima, Supratman mengatakan, siswa pelaku penganiayaan dikeluarkan dari sekolah. Dipindahkan ke sekolah lain.

"Pelaku dan korban tidak lagi sekolah satu atap. Langkah itu sudah kita sepakati, untuk menghindari kasus yang sama terulang dikemudian hari," jelasnya ditemui usai rapat di SMPN 11 Kota Bima, Sabtu (21/8).

Pelaku dipindahkan ke sekolah mana? Supratman mengaku, masih dikaji. "Kita akan bahas dulu. Yang jelas mereka tidak lagi belajar di sekolah yang sama. Itu komitmen kami," terang mantan kepala BKPSDM Kota Bima ini.

Menyinggung motif dibalik kasus penganiayaan tersebut, Supratman enggan berkomentar. Namun katanya, karena masalah sepele.

"Bisa jadi pemicunya karena cekcok. Namanya juga anak-anak. Masalah kecil bisa jadi besar," katanya.

Bapak berkacamata ini berharap, Kasek dan guru intens mengawasi aktivitas siswa di sekolah. Agar kasus serupa tidak terjadi lagi.

"Semoga kasus ini jadi pelajaran buat sekolah lain di Kota Bima. Agar meningkatkan pengawasan terhadap peserta didik," harapnya.

Kasus penganiyaan siswa SMPN 11 Kota Bima itu viral di media sosial. Bahkan dibagikan secara berantai oleh warganet. Baik di media Facebook maupun WhatsApp.

Kasus tersebut mendapat reaksi dari pihak keluarga korban. Kakak kandung korban, Nurfadilah yang geram dengan ulah pelaku, telah melaporkan pada kepolisian.

Pelaku dan korban diketahui satu kelas, bahkan satu bangku (korban bukan adik kelas).  (jul)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda