Kakek Ahmad, Korban Kebakaran Cenggu Berharap Bisa Bangun Rumah Tempat Istirahat Diusia Tua - Bima News

Kamis, 19 Agustus 2021

Kakek Ahmad, Korban Kebakaran Cenggu Berharap Bisa Bangun Rumah Tempat Istirahat Diusia Tua

Ahmad
Korban kebakaran, Ahmad Ibrahim sedang berusaha mencari 10 gram emas miliknya di antara puing rumahnya yang terbakar.
 

Kebakaran hebat yang terjadi di Desa Cenggu Kecamatan Belo beberapa waktu lalu menyisakan duka bagi Ahmad Ibrahim. Rumah beserta isinya ludes tak tersisa. Termasuk emas 10 gram, kenangan dari mendiang sang istri.

______________ 


Kamis siang (12/8) lalu, kebakaran hebat melanda pemukiman warga di Desa Cenggu, Kecamatan Belo. Sedikitnya, empat unit rumah terbakar. Dua rusak berat dan dua rusak ringan.

Meski tidak ada korban jiwa. Namun, kerugian ditaksir hingga ratusan juta rupiah.

Peristiwa yang berlangsung sekitar pukul 10.50 Wita itu, menyisakan duka bagi, Ahmad Ibrahim. Rumah  panggung Sembilan tiang yang ditempati kakek, 84 tahun ini  ludes dilalap si jago merah.

Rumah yang dibangun dengan susah payah, dari hasil jual kelapa di Kecamatan Langgudu puluhan tahun silam. Kini jadi arang dan debu.

Ditemui di tempat pengungsian, Ahmad mengaku, saat kebakaran ia tidak berada di rumah. Sedang menyapu lantai masjid, tidak jauh dari rumahnya.

"Saya tahu ada kebakaran mendengar teriakan warga," katanya.

Ahmad bergegas ke rumahnya, bermaksud ingin mengambil barang-barang berharga miliknya. Namun, api sudah membesar, telah membakar seluruh isi rumah.

Kondisi tubuh yang sudah ringkih, membuat Ahmad tidak bisa berbuat banyak. Dia hanya bisa menangis sembari berteriak meminta pertolongan warga. Berharap, api yang membakar rumahnya bisa dipadamkan.

Namun, usaha warga tidak membuahkan hasil. Karena, hanya menggunakan alat seadanya. Belum lagi, tiupan angin yang kencang, sehingga api dengan cepat merambat dan membakar seisi rumah.

"Tidak ada yang bisa saya selamatkan. Termasuk, 10 gram emas peninggalan istri yang saya simpan di bawah kasur," katanya sedih.

Selain rumahnya, rumah anak angkatnya, Efi Mulyati, 40 tahun juga ikut terbakar. Barang-barang berharga, termasuk uang Rp 7 juta juga ikut terbakar.

Kini, Ahmad bersama anak, menantu dan tiga cucunya tinggal di tempat pengungsian. Bantuan dari  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Pasca kebakaran, suami dari almarhumah Kalisom ini sangat berharap belas kasih dari berbagai pihak. Karena, usianya yang sudah uzur, membuatnya tidak bisa berbuat banyak.

Besar harapan dia bisa mendapatkan bantuan. Setidak-tidaknya, rumah kecil sebagai tempat istirahat di masa tua.

"Di tenda, saya gak bisa tidur. Gak nyaman, karena banyak nyamuk," tutur Ahmad dengan mata berkaca-kaca.

Kakek kelahiran 1937 ini sangat berterimakasih bantuan tenda darurat dari pemerintah. Begitu juga dengan bantuan sosial dari pemerintah dan berbagai pihak untuk korban kebakaran. Begitu juga bantuan uang tunai dari Bupati Bima untuk kebutuhan sehari-hari.

Namun, banyaknya tumpukan barang membuat ia tidak nyaman tinggal di tenda. Belum lagi ia harus naik turun tangga jika ingin ke toilet.

"Saya berharap ada bantuan. Jujur, saat ini saya sudah nggak kuat lagi cari uang," harap kakek yang sehari-hari sebagai marbot masjid ini. (Juliadin)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda