Pasar Ama Hami Kumuh, Sampah dan Air Ikan Penuhi Lantai Keluarkan AromaTidak Sedap - Bima News

Minggu, 25 April 2021

Pasar Ama Hami Kumuh, Sampah dan Air Ikan Penuhi Lantai Keluarkan AromaTidak Sedap

 

Kumuh

Kondisi pasar Ama Hami Kota Bima yang terlihat kumuh, sampah berserakan dengan air ikan membuat lantai menjadi becek dan keluarkan bau tidak sedap.

BimaNews.id,KOTA BIMA- Pengunjung yang datang di pasar Ama Hami Kota Bima, merasa  terganggu karena kondisi Pasar Ama Hami yang kumuh dan berbau. Pengurus Pasar menyebut, penyebabnya adalah pedagang yang tidak tertib.

Kondisi Pasar Ama Hami, terlihat ada genangan air sehingga menyebabkan jalan yang dilewati pengunjung becek. Belum lagi bau menyengat yang berasal dari selokan pasar yang mampet.

Beberapa pengunjung mengaku, kondisi Pasar  Ama Hami kotor dan kumuh. Ramlah misalnya,  merasa sangat tidak nyaman saat berbelanja di Pasar Ama Hami. Dia terpaksa berbelanja di situ, karena harga dan barang lebih lengkap dibanding di tempat lain.

"Mau gimana lagi," katanya pada Radar Tambora saat belanja, Jumat (23/4).

Seharusnya kata Ramlah, ada petugas kebersihan yang bekerja agar lingkungan tetap bersih dan terhindar dari penyakit.  Sehingga pembeli dan penjual merasa nyaman, tidak terganggu dengan bau menyengat.

"Setiap hari pedagang selalu bayar. Nah iuran itu kan bisa buat bayar tenaga kebersihan," saran Ramlah.

Hal senada dikatakan Aminah, pedagang ikan. Ia mengaku tidak nyaman dengan kondisi pasar yang kumuh. "Seperti kita yang udah lama di pasar, bau menyengat ini sudah tidak terasa lagi,’’ katanya.

Kekumuhan diakui Aminah saat pembeli ramai saja, terutama waktu pagi hingga siang. Sedangkan pada sore hari sekitar pukul 17.00 Wita, petugas kebersihan datang dan membersihkan.

"Biasanya setiap sore hari ada petugas kebersihan. Kurang lebih tujuh orang yang bekerja. Biasanya mereka datang setelah kami pulang," kata Aminah.

Sementara kepala UPT Sarana Distribusi Perdagangan Dinas Koperindag Kota Bima, Sariman SH mengatakan kekumuhan Pasar karena tidak tertibnya para pedagang.

Selama bulan puasa pihaknya tidak terlalu rutin turun mengontrol kedisiplinan pedagang. Sehingga ada yang jual di bahu jalan. Setelah lebaran akan ditertikan.

Tenaga kebersihan pasar katanya, bukan digaji melalui iuran pedagang. Mereka merupakan tenaga kontrak.  Ada yang  K2 dan ada yang status honorer.

"Mereka digaji dari dana APBD 2 lewat DPA Dinas Koperindag. Termasuk gaji operasional mobil sampah dan alat kebutuhan petugas," tegas Sariman.

Sedangkan iuran dari pedagang lanjut kata Sariman, menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bima. Termasuk iuran kebersihan, sewa toko, iuran harian pedagang bakulan dan parkir

Sesuai peraturan Wali Kota Nomor 1 tahun 2020, ditarik iuran harian dengan angka yang bervariasi. Pedagang bakulan ditarik iuran harian Rp 3.000 per hari, untuk meja Rp 2.000, toko per meter Rp 1.000. Sedangkan untuk retribusi kebersihan Rp 1000 per hari. (ar)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda