Korban Banjir di Bolo Mulai Terserang Penyakit - Bima News

Kamis, 08 April 2021

Korban Banjir di Bolo Mulai Terserang Penyakit

Bersih Sisa Banjir
Warga Desa Leu, Kecamatan Bolo membersihkan lumpur sisa banjir di depan rumah mereka, Rabu (7/4).
 

Sebagian Warga Masih Ngungsi di Sekolah

BimaNews.id,BIMA-Korban banjir Bima mulai terserang penyakit. Misalkan di Desa Leu, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima.

Dua orang dilaporkan mengidap penyakit pasca banjir. Satu orang bayi dan satu orang lagi ibu rumah tangga. 

”Iya, dua orang yang sakit (demam). Mereka masih ngungsi di sekolah,’’ kata Kepala Desa Leu Muhammad Taufik dihubungi Lombok Post, kemarin (8/1).

Hingga kemarin, ada lima kepala keluarga (KK) masih mengungsi. Korban banjir menginap di MIN Sila karena rumah mereka rusak diterjang banjir. ”Rumah lima keluarga ini, salah satunya hanyut. Rata-rata rumah mereka rusak parah,” jelasnya.

Dari lima orang yang mengungsi itu, tiga orang ibu bersama bayinya. ”Yang sakit itu, satu orang bayi dan satu orang ibu,’’ sebutnya.

Taufik bersama tim medis sudah mendatangi keluarga yang sakit. Menyarankan agar bayi serta ibu itu dirujuk ke rumah sakit. Hanya saja, mereka menolak dengan alasan kondisinya sedang darurat.

”Sakitnya pasca banjir. Ya, sakit akibat lumpur, cuaca, kedinginan,” jelasnya.

Dia sudah berusaha maksimal agar mereka bisa dirawat di rumah sakit. Termasuk mendatangkan bagian gizi dari Dinas Kesehatan (Dikes) Bima. ”Sudah turun ke lokasi tim gizi. Mereka bujuk orang tuanya agar anaknya ditangani lebih lanjut ke NICU RSUD Bima. Tapi mereka tetap nolak,” ungkap Taufik.

Orang tua sang bayi menolak karena sedang sibuk mengurus sawah. Ditambah lagi kondisi rumahnya yang butuh perbaikan. ”Kalau dirujuk anaknya, mereka bilang nggak siap. Bukan karena biaya,” katanya.

Agar tidak disalahkan, Kades Taufik meminta kedua orang tua sang bayi membuat surat penolakan dirujuk. ”Sudah ada surat pernyataan mereka,” terangnya.

Kades Leu Muhammad Taufik juga membantah ada warga korban banjir belum terima bantuan. Hingga kini, Desa Leu sudah empat kali mendapat bantuan. Baik dari Pemkab Bima, Pemkot Bima, BPBD Bima maupun Provinsi, serta donatur.

”Tidak benar kalau belum ada bantuan. Kami sudah dapat bantuan kasur (tidak semuanya), terpal, mi, air mineral, pakaian, dan deterjen,” sebut dia. ”Bantuan untuk warga kami sudah lebih dari cukup dibanding desa-desa lain,” sambungnya.

Warga terdampak banjir sebut Taufik, tersebar di 11 RT dari 12 RT di Desa Leu. Dia sudah berusaha maksimal agar warga mendapat bantuan. ”Memang kami kasih porsi lebih kepada warga yang benar-benar terdampak. Seperti warga yang tinggal di sepanjang bantaran sungai,” katanya.

Tidak hanya bantuan, pemerintah juga sudah membantu membersihkan lumpur di gang-gang dua hari pasca banjir. Bahkan Pemdes Leu menyewa dump truk untuk mengangkut sampah dan lumpur.

Ditambah bantuan dump truk dari Pemda dan Pemkot Bima. Begitu juga dari UPT persampahan, mereka rutin membersihkan sampah sisa banjir.

”Sudah ratusan truk sampah kita angkut. Kalau untuk lumpur setiap rumah, itu menjadi tanggung jawab warga sendiri untuk membersihkannya,” kata dia.

Khusus Desa Leu, sebanyak 966 KK terdampak banjir dari 1.041 KK. Semua warga terdampak sudah didata untuk mendapatkan bantuan. ”Data itu sebagai dasar kami menyalurkan bantuan,” ujarnya.

Desa Leu menjadi salah satu yang parah terdampak banjir di Kecamatan Bolo. Jembatan putus, kandang ternak hanyut, fasilitas kantor desa sebagian rusak, dua sekolah terendam, dan lahan pertanian rusak.

”Jagung rusak, gabah rusak. Semua terendam banjir. Padahal jagung dan gabah itu sudah siap dijual,” kata dia.

Warga mengalami kerugian cukup besar. Terlebih lagi, jagung dan gabah yang terendam banjir belum bisa dijemur. ”Belum ada matahari. Mendung terus. Jagung dan gabah itu sudah pasti rusak kalau tidak dijemur,” terang Taufik sambil menjelaskan gabahnya 25 karung juga rusak akibat terendam banjir.

Dia belum mengetahui pasti jumlah kerugian yang dialami warga. Begitu juga dengan infrastruktur yang rusak. ”Sekitar puluhan miliar kerugian ini,” sebutnya.

Sementara, Camat Bolo Mardianah kaget mengetahui beberapa warga Desa Leu belum dapat bantuan dan baru terima nasi bungkus. ”Ha? baru dapat nasi bungkus? Setelah banjir warga Leu sudah langsung ada bantuan yang turun kok,’’ katanya dihubungi, kemarin.

Warga Leu salah satu yang paling banyak mendapat bantuan nasi. Bantuan dari pemkab, pemerintah kecamatan, dan donatur. ”Saya juga yang serahkan langsung bantuan,’’ jelasnya.

Bukan hanya Desa Leu, sambung dia, tapi semua desa terdampak banjir sudah disalurkan bantuan. ”Bantuan makanan dan air bersih sudah didistribusikan. Soal yang ngungsi, sebenarnya gak ada, mereka hanya menginap di rumah tetangga,” tambah dia.

Bantahan disampaikan Kades Leu dan Camat Bolo itu menjawab keluhan warga sebelumnya mengaku, baru dapat bantuan nasi bungkus dari pemerintah. Termasuk soal tidak ada bantuan tenaga dari pemerintah membantu membersihkan sampah sisa banjir di lingkungan warga. (jlo)

 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda