Cerita Pilu Korban Banjir, Hasil Mulung 30 Tahun Habis Disapu Air Bah - Bima News

Minggu, 11 April 2021

Cerita Pilu Korban Banjir, Hasil Mulung 30 Tahun Habis Disapu Air Bah

 

Abdullah
Abdullah, warga Desa Bolo, Kecamatan Madapangga ditemui di rumahnya yang masih berantakan akibat banjir pada Jumat (9/4).

BimaNews.id,BIMA-Cerita pilu dialami Abdullah, warga Desa Bolo, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima. Sebagian besar harta benda dari hasil mulung selama 30 tahun, amblas diterjang banjir bandang. 

Hanya dua lembar sarung dan satu pemanas nasi (rice cooker) yang bisa deselamatkan pria 55 tahun ini. Pakaian yang dikenakan saat ini, bantuan keluarga dan warga lain yang merasa iba melihat keadaannya.

Pasca musibah banjir itu, bukannya mendapat perhatian khusus. Ayah empat anak ini harus berjibaku membersihkan lumpur agar rumahnya bisa ditempati.

Aktivitas itu, Abdullah lakukan seorang diri tanpa bantuan sanak saudara. Sementara sang istri, sudah lebih dahulu menghadap sang khalik akhir 2020 lalu.

Sedangkan empat orang anaknya juga belum datang membesuk, karena sedang berada di luar daerah. Masing-masing di Dompu, Tangerang, Karawang dan Kota Mataram.

Kehadiran buah hatinya sangat dirindukan Abdullah. Sebagai pelipur lara di balik musibah yang menimpanya.

"Mereka sudah tau saya korban banjir. Katanya mau datang, tapi saya tidak tau kapan mereka nyampe di rumah," katanya sedih.

Untuk kebutuhan sehari-hari pascabanjir merendam rumahnya, Abdullah berharap uluran tangan dari semua pihak. Mirisnya, beras 5 kilogram yang baru saja dibeli ikut terseret banjir kala itu.

Begitu juga saat tidur di malam hari, Abdullah tidak begitu nyenyak karena hanya beralaskan tikar berbantal tangan. Belum lagi ancaman nyamuk yang mematikan, karena kelambu yang digunakan sebelumnya sudah tersapu banjir.

Meski dengan kondisi seperti itu, Abdullah tetap sabar menjalani hidup pasca banjir merendam rumahnya.

Buruh tani musiman ini berharap pemerintah daerah melirik kondisi yang dialaminya. Terutama pemerintah desa setempat, untuk membangun bronjong di tepi sungai dekat rumah.

"Sungai di dekat rumah saya seharusnya ada bronjong sebagai penahan banjir, agar air tidak meluap," tandasnya. (cr-jul)

 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda